Asta

18 1 0
                                    

Sesampainya aku di rumah aku tidak melihat sosok Tama di kamar nya juga tidak ada orang. Apa mungkin Tama ke luar?

Menaikan bahu aku mengacuhkan apakah Tama ada atau tidak, aku juga tidak begitu peduli.

Tring

Asta : Bisa telpon sekarang?

Itu yang aku baca dari tampilan notifikasi yang aku dapat. Aku sedang memasak mie instan dengan kuah yang mie nya disaring lalu diangkat, diletakan diatas piring, dicampur dengan saos, minyak dan bumbu bubuk lainnya.

Aku menaruh mie yang sudah dibuat di meja makan, tadinya aku akan makan mie di depan tv tapi sedikit malas untuk berjalan lebih jauh ke ruang tv.

Membukan pesan yang masuk aku lalu membalasnya.

T,Anjani : Bisa, aku yang call duluan ya.

Bukan bermaksud apa tapi, pengaturan aplikasi ini aku setel ga sembarang orang bisa telpon aku seenaknya.

Asta : Iya

Balasan singkat yang membuat aku menekan tombol bergambar telpon, pertanda aku menelponnya.

Tuttttt tutttt tutttt

Suara menghubungkan panggilan hingga terlihat detikan angkat yang semakin lama bertambah.

"Hai." kata ku. 

Aku bukan orang yang berbicara ketus dengan orang baru diawal, kecuali kalau mereka yang membuat ku kesal.

"...

"Hallo suara aku masuk kan ke kamu." tanya ku karena tidak ada jawaban.

"Iya masuk." jawab nya.

Itu pertama kali aku mendengar suara nya, cocok di telinga aku.

"Apakabar?" tanya nya.

Aku jarang banget nemuin orang yang nanyain aku kabar lebih dulu, dan lagi ya dia yang pertama kata ku dalam hati.

"Kabar aku cukup baik, lumayan sibuk sih sama tugas-tugas kuliah gitu." jawab ku.

"Ohh ya apa kita pernah kenal?" tanya ku kali ini.

"Engga, mungkin belum." jawab nya.

Disini aku mengangguk setuju mana mungkin aku kenal dia dan membuat ku tambah yakin kalau dia dapat id ku dari anonymous yang ada di bot Dania Dania.

"Okey gimana kalau kita kenalan?" tawar ku padanya.
"Aku Jani, lebih tepatnya Anjani kalau kamu?"

"Asta." jawab nya.

"Salam kenal Asta." sapa ku.

"Kak Asta aku lebih tua 2 tahun dibanding kamu." katanya.

"Ohh ya aku kira kita seumuran."
"Emang kamu tahu kak umur aku?" tanya ku.

"21" katanya.

"Hahahhaa." mendengar jawabannya aku tertawa keras.
"Kak kakak tau dari siapa, aku masih 19 tahun tahu kak." 

"...

"Kak"

"Ga aku cuman nebak aja." katanya tapi yang aku dengar ada sedikit goyang dari kata yang dia kataka.

"Oh ya tapi tebakan kakak salah."

"Iya salah." kata nya dengan pasrah.
"Tapi, kamu ga bohong kan?" lanjutnya bertanya.

"Aku jarang bohong kak, kebetulan buat yang ini aku jujur."

"Hmm tetap aku lebih tua dari kamu."

"Iya deh kak, ngalah buat yang tua mah."
"Kakak nya suka ngobrol ya?"

ANONYMOUS MASTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang