Pov Nasril
Tak terasa hari pernikahan semakin dekat, hanya tinggal menghitung hari aku akan melepas status lajang. Jika orang lain akan merasa cemas ketika mendekati hari H, justru aku masih terlihat santai. Aku masih sibuk kekantor seperti biasa.
Persiapan pernikahan 90% sudah hampir selesai. Tinggal mengurus hal-hal kecil yang belum selesai.
Hari ini terakhir aku masuk kantor sebelum aku mengambil cuti beberapa hari. Sebenarnya aku ingin tetap bekerja sampai hari pernikahan ku tiba. Tapi ayah melarang dan menyuruh ku mengambil cuti, katanya calon pengantin tidak boleh berkeliaran demi menghindari hal-hal yang tidak di inginkan. Baiklah aku menurut saja.
Aku merenggangkan tubuh ku, seharian duduk membuat otot-otot ku terasa kaku. Aku melirik jam, ternyata sudah pukul 5 sore, saatnya pulang.
Aku teringat aku ingin memberikan Hani sesuatu sebagai tanda terimakasih karena dia sudah banyak membantu mempersiapkan pernikahan ku. Selain itu aku juga akan memberikan nya undangan agar dia hadir di acara pernikahan ku.
Semenjak fitting baju pengantin, aku tidak lagi mengganggu hani yang biasa nya aku suruh melakukan ini itu. Aku berusaha menjaga jarak, bagaimana pun sebentar lagi aku akan menjadi suami orang. Jadi aku harus bisa menghapus seutuhnya perasaan ku pada Hani.
Aku mencari Hani diruangan nya, tapi kata temannya dia baru saja pulang. Bergegas aku menyusul nya ke lantai dasar. Aku memperhatikan sekitar, sepertinya Hani sudah keluar. Aku menuju parkiran dan ku lihat gadis itu berdiri di sana membelakangi ku seperti menunggu seseorang.
"Hani!" Aku memanggil gadis itu
Hani berbalik menatap ku.
"Loh bapak kok disini?" Tanya nya heran
"Saya mau ambil mobil" Aku menunjuk mobilku di parkiran
Hani mengangguk mengerti.
"Kamu kenapa belum pulang?" Gantian aku yang bertanya
"Ini mau pulang, lagi nunggu gojek Pak" Jawabnya
"Kamu tidak bawa motor?" Tanya ku lagi.
Hani menggeleng tidak
"Ayok saya antar" Aku menawarkan
"Eh enggak usah Pak, bentar lagi gojeknya sampai" Tolak Hani
"Kamu cancel saja, saya juga mau ngasih kamu sesuatu" Ucapku
"Kalau enggak ngerepotin bapak yaudah deh" Akhirnya Hani setuju.
Aku berjalan menuju mobilku, Hani mengikuti ku dari belakang.
Duapuluh menit kemudian kami sudah sampai di kontrakan Hani.
"Makasih Pak udah nganterin saya" Ucap Hani berterimakasih
"Sama-sama" Sahut ku.
Aku mengambil paper bag dari kursi belakang, kemudian menyerahkannya pada Hani. Dia menerima nya bingung
"Buat kamu" Ucapku
"Ini apa pak?" Tanya Hani menatap paper bag yang ada di tangan nya.
"Buka saja" Suruh ku
Tangan Hani bergerak membuka paper bag, setelah itu dia kembali menatap ku meminta penjelasan.
"Itu undangan pernikahan saya buat kamu, kamu harus merasa beruntung karena cuma kamu karyawan biasa yang saya undang. Jadi kamu harus datang"
"Terus ini buat apa? Ini kan dress yang bapak suruh saya coba waktu fitting baju" Hani menunjuk dress yang ada di dalam paper bag.
"Itu buat kamu, karena kamu sudah banyak membantu saya" Ujarku
KAMU SEDANG MEMBACA
My Hani
General FictionNasril Khairi, seorang pemuda yang cukup populer dikalangan wanita, tapi sikap dingin nya tak jarang membuat wanita menganggap nya pria yang sombong. Sedangkan Hani Pratiwi adalah gadis yang baik, ceria, dan mandiri, banyak lelaki yang menyukai nya...