chapter 16 : See you aflan

331 43 4
                                    


Rean dari kejauhan sedang melihat orang yang sangat mirip dengannya sedang berlatih bersama kembarannya dan brother-nya.

Mungkin ini bisa disebut Dejavu?

Waktu yang sama, tempat yang sama, juga kejadian yang sama. Persis seperti latihan pertama kami.

Mimpi nyata seperti ini sering dia alami akhir-akhir ini.

Terbangun ditaman belakang penuh dengan bunga mawar kesukaan ayah, dia dan reon kadang digunakan untuk kabur dan bersembunyi dari guru pengajar yang ditugaskan ayahnya.

Tapi kini tempat itu sekarang bukan hanya milik mereka berdua tapi menjadi kami bertiga.

Aku, Reon dan brother.

Meski Rean masih belum bisa yakin terhadap kakak tirinya, dia tau sebenarnya Reon sudah bisa memaafkannya brother-nya untuk sekarang..

Bangkit dari aktivitas berbaringnya, Rean duduk termenung. Mata biru laut itu menatap pohon rindang berguguran.

Langit jingga ungu menandakan waktu menuju malam.

Sejak sifat kakak tertuanya berubah dia sering bermimpi hal yang aneh.

Bahkan saat ini juga aneh, dia memikirkan mimpi lain disaat aku sedang bermimpi

Pikirnya sambil terkekeh.

Mimpi hanyalah sebuah bunga tidur jadi dia selalu mengabaikannya dan suatu malam kenangan terlupakan itu datang.

Kenangan Hari pertemuan pertama kami.

Anak berusia 7 tahun dan remaja berseragam akademi militer berambut putih abu-abu.

Pada bulan desember tepat saat malam natal, Memori masa kecil yang tidak bisa Kulupakan.

 ****

'Ugh!'

Menutup kedua telinganya, Rean bangkit dari tidur menatap risih kepada orang disebelahnya yang tidak bisa tidur dengan tenang dia tidak bisa menahan rasa kesal untuk menyentil dahi bersih saudaranya itu

'Kamu berisik!' 

Reon yang disentil tidak bergeming malah mengorok lebih keras.

Rean: "....."

'Aku ingin tidur terpisah saja besok..'

'Tak, tak, tak'

Rena yang ingin menutupi wajah saudaranya dengan bantal terdian mendengar suara langkah tersebut.

Di luar? Suara tapak kaki siapa?

"Tuan muda…."

Alfan melirik kesana kemari sedang memastikan itu aman atau tidak untuk dia mengatakan hal yang bisa saja membuat salah paham.

"Ba-gaimana jika saya antar kekamar anda?" Alfan berlari panik mengejar orang didepannya ini.

"Pergi dari hadapanku!" remaja itu berjalan lebih cepat, raut wajahnya benar-benar sangat jelek.

Aflan benar-benar bingung apa yang harus dilakukan, dia ingin sekaki menenangkan tuannya setelah apa yang terjadi namun jika dia mendekati tuannya saat ini juga itu sama saja seperti mengajaknya berkelahi.

'Apa yang kau mau? HAahh!?'

'... saya hanya ing– BUGH!'

'pasti itu yang akan terjadi…'

Aflan Berjalan gemetaran sambil membayangkan adegan dikepalanya.

Saat dia kembali sadar tuannya sudah berjalan jauh darinya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 23, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[Drop]Snake Becomes a Member Of The Military Force [SBMOMF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang