"JANGKREK!"
Dia bergulingan di tanah. Rambut gondrongnya yang mengembang seperti singa semakin aut-autan. Jaket jeans-nya kotor oleh debu.
BUM! BUM!
Sulur-sulur pohon berdebam menghantam tanah. Akarnya membuncah keluar, bergerak lincah bak seekor ular. Melayang-layang di langit.
Kini, lima akar pohon terbang menuju si pemuda gondrong.
Dia cepat-cepat berdiri. Berlarian ke sana kemari. Melompat. Tak tentu arah. Menghindari akar pohon yang genit ingin menjegal kakinya.
"Iki alas opo seh cok?!" Dia berseru kesal. (Ini hutan apa sih cok?!)
BUM! BUM! BUM!
Semakin banyak lagi pohon-pohon yang mengamuk. Akar-akar melayang tinggi. Daun dan sulur berkibas-kibas. Jumlahnya bertambah menjadi puluhan.
Si pemuda gondrong mengusap wajahnya kebas.
Jangkrek! Harus sampai kapan dia bertahan?!
•~•~•~•
Kawanan burung terbang melintas menyisakan siulan panjang. Langit cerah didominasi rona jingga-kebiruan. Cahaya sang surya menelisik masuk di sela-sela dedaunan merah Pohon pinus. Kabut tipis mengambang samar. Pagi yang syahdu dan menenangkan.
"Kalau nggak salah di dekat sungai tuh ada pohon kismis."
Adrian mengingat-ingat sumber mata air yang terakhir kali dia temukan di hutan ini.
"Oh iya! Di sana juga banyak panda merah tahu."
Di depan Adrian, Andre melangkahkan kaki jenjangnya pelan. Menikmati hangat matahari yang menerpa wajah. Lupakan sejenak tentang Stase Bedah.
Satu jam yang lalu. Andre membangunkan Adrian dan mengajaknya berkeliling hutan untuk mencari sumber mata air. Tenggorokannya kering. Dia belum minum apapun sejak terbangun di sini.
"Bang Andre, gue baru ingat jalannya." Adrian menepuk pundak Andre dari belakang. Menyejajarkan langkah dengan pemuda yang lebih pendek darinya itu.
"Oh iya?"
Adrian mengangguk. Ia berjalan mendahului Andre. Tak kurang dari setengah jam, mereka akhirnya tiba di sungai yang dimaksud.
Gemericik air sungai dan keindahan panorama berlatar jejeran pohon Chokeberry merah mampu menarik sudut bibir Andre ke atas. Di seberang sungai, kawanan panda merah berlalu-lalang. Beberapa sedang minum. Beberapa lagi sedang membasuh diri, bergulingan di batu cadas membiarkan tubuh mereka diguyur air.
Kawanan panda merah itu cekatan mengangkat kedua kaki depannya ketika Andre dan Adrian berjalan mendekat. Berdiri dengan dua kaki belakang seperti manusia. Cakar-cakar mungilnya dikeluarkan. Siaga dengan ancaman di depan mereka.
Andre dan Adrian tertawa.
Tetapi mereka tidak peduli dengan sikap siaga kawanan panda merah itu. Adrian berlutut di samping sungai, mengambil segenggam air dengan kedua telapak tangannya.
"Airnya bersih, kok, bang. Aman buat diminum," ujar Adrian, menilik ekspresi Andre yang ragu-ragu hendak meminum juga.
Menyadari dua makhluk di seberangnya tidak menunjukkan ancaman. Kawanan panda merah itu perlahan-lahan menurunkan dua kaki depannya. Hanya satu-dua yang masih bertahan. Sisanya sudah sibuk melanjutkan aktivitas masing-masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
[i] GLORY || Treasure
Ação❝Haha hihi tiba-tiba ditunjuk jadi Presiden.❞ Andre, seorang Mahasiswa Kedokteran yang sedang menjalani masa Co-ass tidak pernah menyangka bahwa dia akan terlempar ke planet yang jauh sekali dari Bumi. Planet Alcyoneus 1000. Di planet itu, dia berte...