Prolog / Chapter 1

17 0 0
                                    

Reynal Phantasm adalah seorang remaja kelas 11 SMA yang senang berimajinasi. Perawakannya tinggi sekitar 172cm/55kg dengan rambut ikal yang menawan, kulitnya yang kuning langsat.

Di halaman sekolahnya, terlihat ia yang sedang berlatih anggar menemukan sebuah penda aneh di dalam tasnya saat ingin mengambil minum, ia menemukan sebuah cincin dengan batu aquamarine dan ada ukiran rasi bintang di sana.

Benda itu sempat membuatnya bingung, namun ia harus melanjutkan latihan sore ini, ia memutuskan memakai cincin dengan batu aquamarine itu di jari tengah tangan kiri agar tak terlihat mencolok.

Saat sedang berlatih, tiba-tiba gemuruh awan gelap menyelimuti senja yang hangat, sontak saja semua yang sedang berlatih dengan cepat menjauh dari lapangan karena mereka berpikir akan ada badai besar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat sedang berlatih, tiba-tiba gemuruh awan gelap menyelimuti senja yang hangat, sontak saja semua yang sedang berlatih dengan cepat menjauh dari lapangan karena mereka berpikir akan ada badai besar.

Saat semua telah menjauh, kilatan petir menyambar tak terkendali bagai mencari sesuatu. Saat itu lah, petualangan Rey sebagai penyihir akan segera dimulai. Saat hampir tersambar oleh kilatan petir, seketika cicin yang tadi ia pakai memancarkan warna biru yang sejuk dan membuat pelindung dengan cepat.

Sontak saja ia terjatuh tanpa tau apa yang baru saja petir itu sambar. Sebuah penghalang berwarna bening kebiruan, saat ia bangkit penghalang itu kemudian menghilang dan sedetik kemudian ia yang masih terkejut itu langsung disadarkan oleh teman-temannya yang berteriak untuk segera menepi ke pinggir lapangan.

Tak lama kemudian hujan disertai angin menguyur kota itu, aneh sekali padahal harusnya sekarang sudah masuk musim kemarau dan ditambah mendung tadi itu terlihat tak wajar. Tanpa pikir panjang lagi, Rey membereskan barang-barangnya dan juga membawa pedang yang tadi ia gunakan untuk latihan ke aula atas ke tempat teman-teman dan pelatihnya sudah terlebih dulu di sana.

"fiyuh, padahal tadi cuacanya cerah. Tapi kenapa tiba-tiba hujan badai seperti ini?" Tanya Rosy,

"entahlah, lihat saja gumpalan awan mendung diatas sana! terlihat semakin meluas dan sepertinya hujan semakin deras" kata Huda sembari memperhatikan awan yang sangat gelap itu.

"padahal baru jam 04.00 sore, tapi rasanya dingin sekali karena tiba-tiba hujan" timpal Ninda yang juga memperhatikan keadaan diluar. Pelatih pun baru saja masuk ke aula, Pelatih juga memperhatikan cuaca aneh yang terjadi sore ini, dan mengatakan bahwa mereka diperbolehkan melakukan pendinginan untuk mengakhiri latihan sore ini.

"tunggu? Rey dimana?" Huda memecah keheningan sebelum pendinginan dimulai

"bukanya tadi dia tadi masih di bawah memberesi barang dan peralatan latihan?" imbuh Mitha karena memang dia yang terakhir masuk setelah Pelatih mereka. Dipinggir lapangan Rey masih mengamati cincin di tangannya itu, dan kemudian

"Hey Rey, cepat naik ke aula. Bentar lagi pendinginan bakalan dimulai. Semua orang nyariin lo tau nggak !!" Huda mencoba berteriak diantara deras dan kegumuruh hujan

"ouw maaf, nanti gue susul lo ke atas habis ini" sembari bereteriak juga. Kemudian Huda mengangguk dan meninggalkan Rey yang juga sedang bersiap untuk naik ke aula atas.

Zodiack : School of 4 Element (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang