Chapter 5

0 0 0
                                    


Hari keberangkatan tiba. Terlihat halaman sekolah yang masih sepi karena masih libur dan hanya ada sekitar 16 siswa yang membawa tas besar atau bahkan koper besar seperti mau pindahan, tak lupa ada pak Nando dan bu Salsa yang sudah siap.

"oke semuannya, kumpulkan tas besar kalian di sini" ucap bu salsa, semua menuruti dan setelah itu bu salsa menutupinya dengan terpal serta menuangkan cairan (yang jelas itu cairan sihir) ke atas terpal itu. Tak lama kemudian terpal itu seolah memeleh beserta semua tas milik para siswa. Sontak saja mereka terkejut, namun bu Salsa meyakinkan mereka semua bahwa barang-barang mereka tetap aman.

"oke karena semuanya sudah berkumpul, kita langsung masuk aja ke mobil" kini gantian pak Nando yang memberikan instruksi. Akhir mereka semua menurutnya lagi sambil masih bingung dan dipenuhi pertanyaan di kepala.

Rey dan Desta tadi sudah mengobrol sebentar tadi sesampainya di sekolah. Mereka saling bertukar informasi tentang masing-masing

Desta memberitahu Rey bahwa dirinya adalah seorang half blood. Saat kejadian tempo hari, dia membawa grimore keluarganya karena tidak sengaja. Grimore itu baru diberikan malam harinya, dan karena Desta malas menyimpannya di meja belajar. Akhirnya dia selipkan di tas bahkan sampai terbawa ke sekolah. Itulah sebabnya dia juga bingung waktu hari itu terjadi insiden dan masih samar-samar mengingat sembari tidak yakin dengan yang terjadi. Bahkan dia masih menganggap bahwa itu hanya mimpi. Rey yang masih mengingat jelas hanya diam tak memberikan respon apapun.

Dari obrolan tadi juga Rey tau kalau para Half blood diminta membawa sesuatu oleh pak Nando dan bu Salsa. Namun sebagian besar mereka tidak tau kenapa harus membawa benda itu. di sepanjang perjalanan Desta mengobrol dengan murid IPS 1 yang bernama Nova, ia juga di suruh membawa barang warisan milik keluarga yaitu adalah sebuah korek api saku dengan bermotif naga yang konon sudah tidak pernah habis meski sering di pakai dan ia juga belum pernah melihat korek itu dibongkar atau di isi ulang .

Tak terasa sudah sekitar setengah jam perjalanan dan kini mereka sudah berada di area hutan rindang dengan daun-daun berwarna hijau di pinggiran kota dan sebentar lagi menuju terowongan panjang kearah di ujung sana.

Saat di terowongan itu tidak terasa ada yang janggal, namun saat mereka sudah keluar dari terowongan itu terlihat pemandangan yang sangat kontras. Langit berwarna jingga seolah sore hari, pohon-pohon juga berbeda dari yang biasa berada di daerah tropis, ditambah warna daun itu juga kecoklatan seperti sedang musim gugur.

"eh ada yang aneh dengan hutannya !!!" ucap salah satu anak IPA yang duduk di dekat jendela dengan nada terkejutnya dan semua mengamati pemandangan musim gugur secara langsung termasuk Rey yang berada didedat jendela juga melihat pemandangan yang aneh itu. Seolah sedang berada di Negara dengan empat musim

"kok tiba-tiba sore? Bukannya tadi kita berangkat masih pagi ya?" ucap salah satu anak IPS 1

"pak Nando, ini sebenarnya di mana?" tanya anak IPA 2 yang duduk tepat di belakang kursi kemudi

"di tempat yang mungkin saja baru pertama kali kalian datangi" ucap pak Nando dengan santai. Hanya ada beberapa orang yang terlihat tenang di mobil itu, yaitu pak Nando, bu Salsa, dan Huda. Mereka seperti tidak asing dengan tempat ini.

"heh Rey, menurut lo kita beneran udah nggak di wilayah kota?" tanya Desta dengan berbisik

"iya kayaknya.... Tapi masalahnya kita di mana sekarang?" ucap Rey dengan ekspresi bigung 'apa ini berrarti kalau kami sudah menyebrang?' batin Rey

Perjalanan masih berlajut dengan langit senja yang terlihat hangat, cahayanya menembus sela-sela pepohonan yang dedaunan jatuh satu persatu berguguran ditiup angin.

Zodiack : School of 4 Element (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang