part 5

49K 2.6K 51
                                    

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN MAKASIH PARTISIPASI NYA!

Hening, saat ini Geral dan Kana sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing. Geral yang sibuk dengan handphone nya sedangkan Kana sendiri sibuk dengan susunya wahahaha ketawa banget.

Kana yang bosan dengan acara televisi dihadapan nya pun mengalihkan pandangannya ke arah Geral hingga membuatnya teringat akan suatu hal.

"Dimana handphone ku?" tanya Kana ia baru ingat dengan hal tersebut saat melihat Geral bermain hp.

"Sudah dibuang." jawab Geral singkat tanpa mengalihkan pandangannya sedikitpun dari gadget yang tengah ia genggam.

Kana mengepalkan tangannya setelah mendengar ucapan adiknya itu, benar-benar keluarga sialan.

Tak ingin rasa kesalnya semakin menjadi, Kana turun dari kasur yang ia tempati hal itu memancing perhatian Geral yang sebelumnya tak peduli dengan keadaan sekitar.

"Mau kemana?" tanya Geral dengan nada rendah, ia tak suka melihat kakaknya yang terus lupa bahwa dirinya tak boleh berbuat seenaknya mulai sekarang.

"Bukan urusanmu." Kana terus melanjutkan langkahnya menuju pintu kamar itu tanpa tau jika Geral saat ini tengah menahan emosinya.

"Berani menyentuh gagang pintu itu, maka bersiap lumpuh detik itu juga." ancaman Geral hanya dianggap angin lalu oleh Kana karena Kana tau adiknya itu bukan orang yang suka bermain-main dengan senjata.

Kana terus melangkahkan kakinya menuju pintu kamar karena merasa tak ada pergerakan sedikitpun dari adiknya, apa anak ini tak kunjung jera juga?

Dor! Dor!

Siapa sangka bukan?

Suara tembakan menggema di dalam ruangan itu. Kana yang baru saja ingin membuka pintu pun langsung jatuh terduduk ke lantai yang dingin saat dua timah panas tersebut berhasil bersarang di kedua kakinya.

"Bajingan." geram Kana ia mencoba bangkit dan melanjutkan langkahnya dirinya tak ingin terlalu berlama-lama berada di ruangan ini.

"Masih bersikeras ternyata." ujar Geral berjalan mendekati Kana yang masih berusaha untuk berdiri.

"Kau menginginkan satu lagi hm?" bisik Geral setelah mensejajarkan tingginya di belakang Kana.

"Brengsek! Aku hanya ingin kebawah sialan!" bentak Kana emosi tepat didepan wajah Geral. Ia baru tau sekarang jikalau Geral ternyata sama gilanya dengan keluarganya yang lain.

"Siapa yang mengizinkan kakak untuk keluar dari kamar ini?" tanya Geral menangkup dagu kakaknya itu dengan tangan kanannya.

"Kau ingin aku memanggil daddy kemari agar kita bisa memberikan hukuman yang lebih cocok untuk kakak manisku ini?" Kana yang mendengar ucapan Geral pun langsung menggelengkan kepalanya dengan tatapan sendu ia cukup kapok dengan hukuman yang Petra berikan pada nya kemarin karena itu berhasil membuatnya tak bisa tidur semalaman dan rasanya benar-benar menyiksa.

Geral yang melihat raut ketakutan di wajah kakaknya pun tersenyum iblis dapat ia rasakan tangan dingin nan berkeringat kakaknya itu menggenggam tangan miliknya.

"Jadi, menurut lah padaku." ujar Geral setelahnya langsung mengangkat tubuh Kana untuk di bawa ke kasur dan memanggil dokter untuk mengeluarkan peluru yang sempat ia tanamkan.

Setelah semuanya selesai kini Kana anteng berbaring di atas kasur dengan tatapan sayu nya serta kedua kakinya yang telah di perban oleh dokter sebelumnya.

Geral yang melihat hal tersebut pun menatap jam dinding yang berada di ruangan tersebut, hampir menunjukkan pukul 12 siang. "Makan dulu kak, baru kau boleh tidur." ucapan Geral berhasil menggagalkan rencana Kana untuk tidur.

SULUNG [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang