Aku sudah selesai di make up, giliran mama yang sedang di rias. Aku sengaja meminta make up yang soft karena tidak suka make up yang mencolok. Sekarang Aku sedang di bantu oleh beberapa orang untuk mengganti baju, akhirnya gaun yang aku pilih untuk calon istri nya pak Nasril malah aku sendiri yang memakainya. Aku tak tahu apakah keputusan ku ini benar atau tidak, aku hanya mengikuti kata hatiku.
Aku merasa takdir sedang mempermainkan ku, siapa sangka pernikahan yang awalnya ku bantu persiapan nya untuk pak Nasril dan calon istri nya mendadak berubah menjadi pernikahan ku.
"Anak mama cantik" Ucap mama menatap ku
Aku tak berani lama-lama menatap mama, aku merasa sedih setelah ini aku akan menjadi istri orang.
"Jangan nangis dong, nanti make up nya luntur. Mama percaya kakak bisa jadi istri yang hebat, mama tau anak mama udah dewasa" Mama tersenyum menatap ku
Aku yang tak tahan, segera memeluk mama.
"Makasih ya ma untuk semuanya" Ujarku berbisik pelan. Mama mengelus bahuku.
"Yaudah kakak tunggu disini sampai nanti di panggil. Kamu udah nelpon Pia kan buat nemanin kamu hari ini?"
Aku mengangguk. Tadi aku sudah menelpon Pia untuk datang ke hotel ini. Dia sempat bertanya, tapi aku tidak menceritakan apa-apa. Biarlah nanti aku bercerita ketika dia sudah datang.
"Mama keluar dulu mau nemui papa, sama calon mertua kamu. Mama juga mau nelpon Nanda buat nyusul datang kesini" Setelah itu mama keluar meninggalkan aku sendiri di kamar.
Aku melirik jam, sudah jam 1 lewat, semua sepakat ijab qabul nya di laksanakan setelah dzuhur, berarti tak lama lagi. Aku sedikit gugup sebenarnya, tapi aku mencoba menenangkan diri.
Tak lama pia datang, dia kaget melihat aku yang sudah memakai gaun pengantin.
"Han? Ini lu kan? Kok bisa?" Tanya Pia beruntun
"Iya ini gue, yakali setan" Jawabku malas. Pia berjalan mendekati ku
"Lu kok enggak bilang kalau lu yang kawin sama bos lu" Ucap Pia yang sudah duduk di samping ku
Aku menarik nafas sebelum cerita, setelah itu mengalir la cerita mengapa sampai aku yang akhirnya menikah hari ini.
"Gila, gue enggak bisa berkata-kata dengar cerita lu, tapi selamat sebentar lagi lu jadi istri orang. Gue sedih, ntar siapa dong yang nemanin gue di kontrakan" Pia menatap ku sedih.
Ah aku baru ingat setelah ini kami tidak akan tinggal satu atap lagi. Mendadak aku juga ikut sedih.
"Sesekali gue pasti datang ke kontrakan, kita juga masih bisa pergi main bareng" Ujarku menatap Pia mencoba menghibur nya.
"Semoga lu bahagia ya, gue masih enggak nyangka lu mau jadi bini orang" Pia memeluk ku tak rela.
"Makasih, mana tau siap ini lu yang dapat jodoh" Celetuk ku. Setelah itu kami tertawa bersama.
🍃🍃🍃
Aku sudah di panggil oleh salah satu tim WO untuk segera ke meja akad karena sebentar lagi acara ijab qabul akan di mulai. Aku ditemani oleh Pia yang berjalan di samping ku, hari ini dia berperan sebagai pendamping pengantin wanita.
Aku melihat sekitar ruangan ini. Sudah ada mama, papa, ayahnya pak Nasril dan beberapa keluarga nya yang tidak ku kenal. Tidak terlalu banyak orang disana, sepertinya hanya keluarga inti saja. Aku berjalan menuju meja akad, disana sudah duduk pak Nasril dan beberapa orang yang ku tebak sepertinya pak penghulu dan dua saksi untuk pernikahan kami.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Hani
General FictionNasril Khairi, seorang pemuda yang cukup populer dikalangan wanita, tapi sikap dingin nya tak jarang membuat wanita menganggap nya pria yang sombong. Sedangkan Hani Pratiwi adalah gadis yang baik, ceria, dan mandiri, banyak lelaki yang menyukai nya...