Pov Nasril
Ternyata takdir Tuhan tak ada yang tahu. Siapa sangka yang dulunya aku di tolak oleh Hani untuk menjadi pacarnya, sekarang aku sudah sah menjadi suaminya. Aku sempat menyesali keputusan Dewi yang lari dari pernikahan ini, seharusnya dia bisa berterus terang jika selama ini ternyata dia tidak bahagia. Tapi sekarang aku bersyukur pernikahan ku dengan Dewi batal, sehingga aku bisa menikah dengan Hani, gadis yang dari dulu sudah mengisi hatiku, mungkin sampai sekarang dan kedepannya.
Setelah acara ijab qabul selesai aku sempat berbincang-bincang dengan mertua dan ayahku. Hani sudah pergi ke kamar hotel untuk mengganti bajunya. Aku sempat melihat Hani di temani oleh seorang gadis sepertinya teman satu kontrakan nya.
Tok... Tok.. Aku mengetuk pintu kamar hotel tempat Hani berada. Tak lama pintu dibuka oleh temannya Hani.
"Hani ada di dalam?" Tanyaku
"Eh ada pak" Jawab gadis yang tak ku ketahui namanya itu.
"Han, laki lu ni. Gue keluar dulu" Teriak gadis itu memberitahu Hani, setelah itu dia keluar dari kamar hotel.
Aku melangkah ke dalam, ku lihat Hani sedang melepas beberapa riasan yang ada di rambutnya.
"Kenapa pak?" Tanya nya menatap ku dari cermin.
"Jangan panggil saya bapak, saya udah jadi suami kamu" Tegur ku
"Jadi bapak mau saya panggil apa?" Tanya nya masih asik dengan kegiatan nya
"Panggil saya mas" Perintah ku
"Saya enggak biasa pak" Ucap gadis itu.
"Saya tidak mau tahu, pokoknya kalau di depan orang lain apalagi keluarga kamu dan keluarga saya panggil saya mas" Perintah ku
"Okey deh nanti saya coba pak" Ucap gadis itu.
Aku mengangguk. Setelah itu aku duduk di tepi ranjang memperhatikan kegiatan Hani yang sekarang sedang menghapus make up nya.
"Terimakasih kamu sudah mau menjadi istri saya. Saya akan mencoba menjadi suami yang baik untuk kamu" Ujarku sambil menatap Hani lekat.
Ku lihat dia menghentikan kegiatan nya kemudian berbalik menatap ku.
"Sama-sama Pak. Sebenarnya saya tidak tega liat bapak enggak jadi nikah. Daripada bapak frustasi trus gantung diri kan serem" Celetuk Hani mencoba bercanda
Aku tersenyum tipis.
"Lucu ya, padahal kemarin saya cuma bantu gantiin buk Dewi buat ngurus pernikahan bapak sama dia, eh tau-tau saya yang jadi istri bapak" Ucap Hani lagi
Aku mengangguk setuju.
"Sudah takdir saya nikah nya sama kamu" Ujaku pada Hani
"Acaranya masih nanti malam kan pak?" Tanya Hani mengalihkan pembicaraan
"Iya resepsinya nanti malam" Sahut ku.
"Okey kalau gitu saya mau istirahat, emm maaf ni bapak bisa keluar enggak? Saya mau ganti baju?" Ujar Hani
"Ohh okey, saya juga mau ganti baju" Setelah itu aku meninggalkan Hani sendirian. Dan aku kembali ke kamar ku. Sepertinya aku juga akan istirahat setelah ini.
🍃🍃🍃
Aku dan Hani sedang berdiri di pelaminan. Malam ini acara resepsi pernikahan ku dan Hani. Satu persatu tamu yang datang memberikan selamat. Beberapa saudara ku sempat bingung karena yang menjadi istri ku bukan Dewi, akhirnya aku menjelaskan secara singkat.
Satu fakta yang baru ku ketahui ternyata Dewi tidak menyebarkan undangan yang aku berikan padanya, sehingga tidak ada satu pun tamu dari pihak Dewi kecuali papanya. Sepertinya Dewi emang sudah merencanakan batal menikah dengan ku.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Hani
General FictionNasril Khairi, seorang pemuda yang cukup populer dikalangan wanita, tapi sikap dingin nya tak jarang membuat wanita menganggap nya pria yang sombong. Sedangkan Hani Pratiwi adalah gadis yang baik, ceria, dan mandiri, banyak lelaki yang menyukai nya...