Jungkook masih tidak percaya bahwa ia berada di kamar Taehyung. Memang, ia sudah sering dan memang kamar Taehyung adalah area wajib yang harus ia datangi di rumah itu. Akan tetapi, masuk dalam kamar Taehyung dan tidur di atas ranjang yang sama dengan tuannya itu adalah hal yang dalam mimpi pun Jungkook tidak pernah berani tuk berharap. Bukan hanya berada dalam ranjang yang sama, bahkan sebelah tangan Taehyung dimana ada sebuah gelang yang melingkar di sana, tengah menggenggam tangannya. Genggaman yang sama seperti yang biasa Jungkook lakukan padanya.Jungkook menatap Taehyung dari posisinya, Jungkook semakin menyadari satu hal. Ia menyukai Taehyung. Hingga setelah beberapa saat, Jungkook berusaha melepaskan genggaman tangan Taehyung. Setelah berhasil, ia memandang telapak tangannya kemudian tersenyum. Tubuhnya tidak lagi demam dan itu artinya, ia pun harus kembali bekerja. Jungkook berniat turun dari ranjang, namun tangan seseorang menahannya. Meskipun tidak terlalu kuat, itu sudah bisa membuat Jungkook menoleh lalu menatap Taehyung penuh tanya. Matanya membulat lucu, bibirnya sedikit mengerucut membuat Taehyung menarik kedua sudut bibirnya ke atas.
"Menggemaskan...." gumam Taehyung saat menatap wajah Jungkook. "Kau lucu sekali, Jungie..." lanjutnya.
"Maafkan aku, tuan...aku harus kembali bekerja dan kuliah hari ini. Tapi....aku..."
Jungkook menghentikan ucapannya. Sejenak ia sadar, bahwa tugasnya seperti telah selesai. Jungkook datang ke rumah itu atas tawaran Wooshik untuk menjaga Taehyung yang tengah koma. Tetapi, keadaannya telah berubah...Taehyung telah bangun dari koma. Itu artinya, sudah waktunya ia meninggalkan tempat itu.
"Tapi apa?" tanya Taehyung. Jungkook masih diam. Tiba-tiba saja ia bersedih. "Hey, Jungie...aku berbicara padamu. Apa kau masih demam?" ujar Taehyung. Akhirnya Jungkook menatapnya. "Sedang memikirkan apa?"
Tangan Taehyung bergerak, sepertinya ia hendak menyentuh pipi Jungkook. Namun, karena belum tepat satu hari ia terbangun dari komanya, tubuhnya masih sedikit lemas.
"Bisa lebih mendekat? Kemarin kau demam, aku ingin memastikan bahwa kau sudah sembuh. Kalau kau sakit, siapa yang akan merawatku, Jungie..."
"Me-merawat?" Akhirnya Jungkook bersuara. Taehyung mengangguk pelan. "Tapi...tuan sudah..."
"Aku bahkan baru bangun kemarin, Jungie. Wooshik tidak mungkin menyuruhmu berhenti hanya karena aku sudah bangun... Jangan khawatir, meskipun aku sudah mampu berlari...kau akan tetap berada di rumah ini, mengerti?" Jungkook menatap Taehyung. "Menggemaskan sekali...." puji Taehyung lagi.
Jungkook sedikit bersemu. "A-aku...sudah tidak demam, tuan..." ucap Jungkook saat Taehyung kembali bergerak mendekati wajah Jungkook.
"Aku tahu...aku hanya ingin memastikan jadi mendekatlah padaku..." pinta Taehyung.
Jungkook pun mendekatkan wajahnya pada Taehyung. Taehyung menempelkan telapak tangannya pada dahi Jungkook membuat pemuda manis itu memejamkan matanya lalu Taehyung mengangguk pelan. Benar, Jungie sudah tidak demam. Tangannya pun bergerak mengusap pipi Jungkook lembut. Jungkook bahkan kembali tidak yakin apa yang ia alami pagi itu bukan mimpi. Semua sentuhan Taehyung, ia bisa merasakannya. Suara Taehyung yang lembut saat berbicara dengannya, Jungkook bisa mendengarnya, bukan hanya suara dari sebuah mesin yang selalu sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
FORGET ME NOT
Fanfiction[END] "Kalau ingatanmu kembali, apakah kau masih mengingatku, hyungie?" Sesuai dengan namanya, forget me not adalah bunga yang memiliki makna untuk tidak akan melupakan. Bunga ini juga menjadi lambang cinta sejati dan kesetiaan. Cinta abadi ⚠️‼️ #bo...