TPoL/ one'

99 15 8
                                    

"Liu, nanti temenin kerumah temen papa ya?" Pinta laki-laki manis dengan kedua lesung pipi.

Liuezza Ghania Mavaza, perempuan dengan sejuta pesonanya. Liu menatap sang papa yang kini bergelayut manja di lengan kanannya,  lengkap tatapan memohon.

"Loh, kenapa ngga sama mama?"

Adelio Devaza–papa Liu, pria itu merubah tatapannya menjadi tajam. Entah kenapa ketika mendengar kata terakhir yang diucapkan anaknya membuat pria itu kesal sendiri, mengingat ia sedang ada problem sama istrinya.

"Mama sibuk," oh, bukan Adelio yang menjawab, melainkan wanita yang mengenakan pakaian formal. Dari sini, Liu sudah menebak jika kedua orang tuanya sedang memiliki permasalahan.

"Tcih, nyamber aja kayak tiang listrik," sinis Lio, bersidekap dada.

Liu ingin melihat sejauh apa dua orang dewasa itu beradu mulut.

"Lah terus kamu apa? Tiang jemuran?" Balas Zea: mama Liu.

Lio melotot, enak aja dia disamain sama tiang jemuran.

"Kamu yang tiang listrik! Demen banget deket-deket sama cowo lain, mentang-mentang aku udah ga lucu lagi," kata Lio cemberut.

"Nyambungnya kok kesitu?"

"Udah! Kalian mau lanjut sampe kapan?" Liuezza menengahi, bisa dengung kupingnya kalo lama-lama dengerin bacotan:c

"Yaudah, kamu temenin papa aja! Gausah sama mama!" Tekan Lio, menarik pergelangan tangan Liuezza. Lalu menatap garang kearah Zea, yang dimana membuat wanita itu menyeringai.

"Liu, mending kamu anterin makanan yang ada di dapur kerumah tante Gyna. Mama mau kasih hadiah ke papa mu," kata Zea.

Liu memandang penuh tanya pada Lio, meminta penjelasan, haruskah dia mengikuti ucapan sang mama?

Lio menggeleng brutal, pria itu bahkan semakin mengencangkan pegangannya pada sang anak tunggal.

Lalu beralih mata Zea, wanita itu mengisyaratkan melalui gerakan mata, seolah mengatakan 'pergi, biar papa sama mama'.

Liu tidak bisa menolak, karena sepertinya ini urusan yang tidak usah ia ikut campuri. Perlahan tapi pasti, Liu melepaskan tangan papa nya dari lengan miliknya.

"Kalian bucin aja udah! Bye!" Liu keluar meninggalkan dua orang yang sekarang dilanda kebungkaman.

Lio merasakan terpaan nafas hangat milik Zea ketika wanita itu mendekat kearahnya.

Geli rasanya.

"Shh, Ze! Ngapain?!" Pekik Lio kala Zea melingkari tangannya dipinggang ramping miliknya.

"Mumpung cuma ada kita berdua, sekaligus permintaan maaf aku karena udah deket-deket sama cowo lain," tangan milik Zea merambat hingga kebawah, sedikit meremas bongkahan kenyal milik Lio. Lio mendesis tertahan.

Brak!

Kedua orang dewasa itu sama-sama terkejut, Liu penyebabnya, perempuan itu nyengir karena tidak sengaja melihat kejadian yang sangat amat membuat Lio malu.

"Anu, mau ngambil kue yang katanya suruh dianter kerumah tante Gyna hehehe. Lanjut aja lanjut," ujarnya mengambil sebuah paper bag diatas meja, lalu ngibrit keluar lagi.

"Ganggu aja anak itu," kata Zea pelan. Dihadiahi sentilan mematikan.

"Kamu jangan gitu, dia anak kita!"

"Iya sayang iyaaa, anak kita. Udah yaa, lanjut yuk?" Dan berakhir Zea yang menggendong tubuh Lio.

Sudah abaikan apa yang akan terjadi selanjutnya, lebih baik kita lanjut di peran berikutnya.

The Pursuit of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang