06. MEMBAIK, SEE YOU FANNY.
Guru, Staf dan Osis melakukan rapat penting hari ini di ruangan besar, menampilkan beberapa profile murid pada hari senin yang tidak mengikuti pelaksanaan upacara bendera. Termasuk foto Senja, si narasumber.
"Menurut kesaksian Senja, di saat kejadian menggemparkan itu terjadi, seorang siswa sekolah lain mampir untuk mengambil plester, untuk menutupi luka di bagian pipi nya. Menurut saya, pelaku ini tipe murid pendiam yang tidak suka menjadi sorotan, pak."
Levanna berdiri lalu membungkuk menyampaikan apa pendapat nya mengenai hal ini. Guru IPA, terkenal galak dan suka memberi tugas itu kembali duduk di tempat nya. Kini giliran Ziella Gheozora, Wakil kepala sekolah muda yang mulai menjabarkan opini nya.
"Menurut saya, kita harus mengumpulkan kelima anak anak ini untuk di introgasi lebih lanjut pak, terutama Senja yang secara tidak langsung bertemu dengan si pelaku." ucap Ziell dengan nada serius. Mereka semua memperhatikan dengan detail masukan dari semua guru dan staf,
Gilbert berdehem, "Lalu setelah di introgasi?"
"Kita akan analisa berdasarkan sudut pandang pelaku. Kalau nanti Dilo sudah sadar, kita bisa minta Dilo untuk reka kejadian, baru disana kita bisa tau siapa yang melakukan kejahatan ini." final Ziel, mendapatkan tepuk tangan kecil dari Gilbert.
Pria paruh baya itu mengambil proposal, lalu jemari nya menari memberikan tanda tangan sah berserta cap biru khas Smanta,
"Ziel, tanda tangan." Gilbert menyodorkan proposal itu ke Ziel, dengan wajah wanita itu yang tidak mengerti.
"Itu adalah surat ketentuan perizinan Kaleandra, Hazel dan Aerin untuk mengakses semua fasilitas yang ada di Smanta untuk alasan penyelidikan. Serahkan ini kepada Osis."
Mendengar tutur kata Gilbert, semua yang ada disana terkejut bukan main, termasuk Kalea yang memang sudah merencanakan ini bersama Marvel sebelumnya.
Namun, ternyata benar. Kakek nya selalu akan memberikan apa pun untuk sang cucu.
"Lea? maksudnya? kita yang ambil alih kasus ini?" Aerin menoleh penuh pertanyaan kepada Kalea,
"Ini rencana siapa, Kal?"
•━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━•
Para anak anak Smanta berada di kantin, berkumpul dan bercanda ria saling bertukar cerita. Bersama Najendra, Kevin, Marvel, Cade, Jarrel, Gevan, Jarvis, Makhuel dan Edgar. Cuaca hari ini di Smanta cukup baik, setelah tadi bermalas malasan di kelas tanpa tujuan, mereka memutuskan untuk ke kantin, mengisi perut mereka yang kelaparan.
"Enak nya makan apa ya?" gumam Jarvis, menatap satu persatu penjual aneka makanan Smanta dari paling kiri, sampai ujung kanan,
"Es teh manis, soto mie, sama es buah, beli gih, nanti gue minta." jawab Cade.
"Gak dulu dah, mending gue kasih ke Kevin aja, ya kan?"
Sang pemilik nama itu hanya membalas nya dengan deheman saja, menatap layar ponsel yang menampilkan grafik game sudah selalu menjadi ciri khas Kevin,
"Kevin mah udah kenyang," Jarrel menanggapi topik mereka,
"Belum makan dia mah, mana kenyang."
Jawaban Najendra bertepatan dengan kekalahan Kevin di games tersebut. Kevin melempar ke sembarang arah dan mengacak acak rambut, kesal. Biasanya ia pasti sudah menang kalau tidak diganggu ganggu.