09. MURID BARU.
Pukul 13:00 WIB, Ujian dinyatakan telah sampai di hari kelima. Yang dimana semua murid Smanta dapat bernafas lega ketika menekan tombol 'Send' pada komputer mereka masing masing. Ditambah suara dari speaker lab yang memberikan kalimat apresiasi serta announcement akan adanya PROM NIGHT beberapa minggu, seperti yang sudah dijanjikan oleh sekolah.
Kebetulan kali ini semesta selalu memberikan moment untuk Hazel dan Endrix. Perlu kalian ketahui bahwa absen mereka bersebelahan, dimana Hazelyn Leanna di nomor absen 10, dan Haendrix di nomor 11.
"Selamat selesai ujian, nona Hazel. Habis ini mau jalan jalan gak?" goda Endrix, disaat perasaan nya lega ketika suara announcement itu berakhir dan dirinya sudah menyelesaikan semua soal dengan baik dan rapi.
Hazel pun sama demikian. Gadis itu meluruskan pinggang dan tubuhnya yang merasakan sakit luar biasa akibat duduk berjam-jam di depan komputer. Kelelahan.
"Selamat selesai ujian juga. Tapi gue mau rapat Osis, maklum, mendekati Prom ketos sibuk banget, Drix." jawab Hazel, menanggapi ajakan Endrix barusan.
"Sampai jam tiga sore ya? gapapa lah gue tungguin. Dua jam doang."
Mata Hazel melotot tak percaya. Bagi nya 2 jam adalah waktu yang bisa di manfaatkan untuk beristirahat di rumah. Namun entah mengapa Endrix ingin sekali ajakan nya kali ini di terima. Seperti tidak menerima penolakan.
"Eh seriusan? lo mau ngapain dua jam di sekolah, udah gak ada temen selain anak anak Osis yang rapat, lho." peringat Hazel sekali lagi, sebelum cowok itu boring dan menyesal telah menunggu nya.
"Gak apa apa, Senja, Laut, Gevan juga nanti mau latihan taekwondo dulu"
"Emang mau tanding?"
"Nggak sih, cuma nanti mau ada fun games antar sekolah setelah prom, nah Gevan sama Senja ngewakilin sekolah kita."
Mendengar jawaban Endrix, Hazel bertepuk tangan meriah di iringi senyuman manis nya yang merekah sempurna. Mengobrol itu akan lebih mengasyikan ketika lawan bicara adalah seseorang yang kita sayang.
Dan otak merekam lebih banyak memori ingatan obrolan antara kita dan seseorang dibanding biasanya.
Itu salah satu ciri ciri jatuh cinta.
"Wets kacau, baru selesai ujian udah sat set sat set aja, Drix."
Dilo bersuara dari ujung meja paling depan. Cowok dengan gips di tangan nya itu sudah ketinggalan banyak Smanta dan seribu cerita keseruan nya. 2 minggu berada di rumah sakit dengan pengawasan penuh membuat ia ketinggalan berita terbaru yang terjadi kepada teman teman nya.
Termasuk kabar bahwa Marvel Kalea telah berpacaran. Atau bahkan kabar kalau kebucinan Marvel sudah mencapai di level maksimal, alias bucin akut.
"Ih, yang dua minggu gak masuk, gak di ajak." Hazel menjulurkan lidah nya ke arah Dilo dengan mata yang menyipit meledek.
"Yeuh, berita apa aja sih, selain, Endrix sama Hazel suka berduaan, Marvel Kalea jadian, Fleur Cade mulai bucin di sekolahan, Aerin Reyga yang—"
Sebelum Dilo melanjutkan ucapan nya, Anesha Grizellyn Zamora, si nomor absen 1 itu menutup rapat rapat mulut Dilo dengan tangan nya. Karna dua hari lalu mereka semua mendapatkan kabar bahwa Reyga dan Aerin sudah berada di fase, mulai menjaga jarak. Entah karna perihal apa, padahal di awal ujian hubungan mereka baik baik saja.
Ya, begitu lah remaja. Mereka mengalami banyak perubahan bahkan dalam waktu yang sangat cepat.
"Sssttt, udah mau kandas ege, Dil." bisik Zamora dengan tatapan tajam nya sebelum Aerin menoleh dan beradu mulut bersama Dilo.