PROLOG

25 2 2
                                    

Hallo readers! Sudah lama tidak berjumpa denganku, bukan?

Cerita yang kali ini ku bawakan merupakan kisah yang berasal dari kisah nyata. Atau lebih sering kita dengar sebagai "Based on true story."

Atas izin pemilik cerita, beberapa bagian ceritanya ku tambah, untuk menyesuaikan dengan alur cerita.

Selamat membaca! Ku harap kalian menyukainya.

***

AKU tengah asyik berselancar dimedia sosial menggunakan iPad-ku. Aku tersenyum lebar tatkala membuka arsip snapgram-ku. Berbagai foto saat aku masih kuliah terdapat disana. Postingan demi postingan ku lihat sambil ku selami memori-memori indah pada saat itu. Rasanya antara ingin kembali ke masa-masa dimana berjuang bersama mendapatkan gelar sarjana, dan tak mau kembali saat mengingat air mata bercucuran saat berusaha menggapainya.

Namun, setelah banyak slide ku selami, senyumku memudar saat ku dapati sebuah foto yang menampakan siluet perempuan dan laki-laki yang terpapar citylight. Aku tertegun, kerongkoganku tercekat mengingat berbagai kenangan yang berkelibat. Ku matikan iPad-ku, lalu mengusap wajah dengan singkat, yang membuatku tersadar, laki-laki itu masih memiliki ruang istimewa di hatiku.

Setelah merasa lebih tenang, aku bangkit dari tempat duduku, lalu berjingkat dan meraba-raba atas lemari bajuku, sampai tanganku menggapai benda yang berbentuk persegi, lalu aku menariknya.

“Hatchii!” aku bersin begitu kotaknya sampai dihadapanku. Rupanya sudah banyak debu bersarang disana. Aku menghela nafas lalu membersihkannya sedikit. Aku bersandar pada lemari, lalu ku turunkan tubuhku pelan-pelan sampai terduduk. Tak lupa tanganku perlahan membuka kotak tersebut.

Dalam kotak itu hanya terdapat sebuah kertas berisikan lirik lagu, sebuah buket kecil yang berisi beberapa mawar imitasi, serta sebotol parfum yang sudah tidak berisi lagi. Aku tertawa kecil begitu membaca lirik lagunya sambil menggumamkan nadanya. Bahkan, setelah hampir 3 tahun berlalu, aku masih mengingatnya dengan baik.

Aku memutuskan untuk menutup kotak itu, dan beringsut mendekati rak buku yang tak jauh dari situ. Dengan lincah, jemariku menyusur tiap judul buku yang ada disana, sampai sebuah judul menginterupsi. Ku raih buku tersebut, lalu aku tersipu. Bagaimana tidak? Yang ku genggam saat ini adalah buku novel yang menceritakan kenanganku bersamanya. Ya, waktu itu, aku meminta penulisnya untuk menamai novel itu dengan judul “Ephemeral” yang berarti "Ketidak kekalan."

Ku buka halaman demi halaman yang membuat ingatanku semakin menyelami masa-masa itu. Setelah selesai, aku mengambil lirik lagu, kemudian ku tempel pada hijang yang menempel di dindingku.

Semua kenangan tentangnya, kurasa akan selalu memiliki ruang tersendiri direlung hatiku. Ku ucapkan terimakasih karna sudah sempat menjadi yang terkasih. Kamu memang bukan orang pertama atau bahkan terakhir yang menempati ruang hatiku, namun kau memiliki satu sisi yang tak pernah bisa terganti. Tak sadar, bulir air mata mengalir dipipi, buru-buru ku hapus kembali menggunakan punggung tangan. Rasanya aku tidak mau lagi mengingatnya menjadi satu kenangan menyakitkan.

Ini bukan hanya tentangku, tapi ini juga tentang dia, yang memperkenalkan kepadaku bahwa di muka bumi ini, masih ada kesempurnaan, walau ujungnya hanya menjadi setitik memori.

***

Gimana ceritanya?
Jangan lupa klik bintang, komen untuk kritik saran maupun tanggapan alur, serta share ke teman-temanmu!!

UPDATE SETIAP HARI MINGGU, RABU, & JUMAT!!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 24, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

EPHEMERALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang