"Berjaya kah kau setelah sedikit demi sedikit memenuhi hati suamiku dengan kebusukan mu?"
Pria itu hanya menyunggingkan senyum liciknya. "Setidaknya ia harus tahu jika istri kecil kesayangan nya itu adalah seorang pengkhianat."
Princess berdecih. "Kita berdua sama-sama pengkhianat. Jadi tutuplah mulut mu yang penuh dusta itu di hadapanku!"
"Tidak ada yang mengetahui siapa yang benar dan salah. Emilio atau Adelard–"
"Karena pada kenyataannya keduanya sama-sama bersalah. Masalah pada klan Emilio muncul karena kau dan ayahmu! Masalah pada klan Adelard muncul karena aku dan ayahku," sahut Princess.
"Dengarkan aku! Aku tak akan peduli segala omong kosong yang akan kau katakan padanya. Utarakan segalanya! Semua kebusukan mu, tanamkan pada nya!" Princess menggeleng dengan wajah mengejek lawan bicaranya. "Karena tidak akan ada yang bisa menghancurkan segala yang telah aku rencanakan sedari aku kecil. Beberapa bulan setelah tragedi kecelakaan bodohmu itu."
Pria itu terkekeh hingga sedetik kemudian mendengus kasar. "Kau sudah terlalu banyak tahu."
"Karena orang yang berusaha kau celakai sebenarnya adalah aku, bukan? Selamat berjuang mati-matian kembali, Tuan Kyros."
Dibawah tajamnya hujaman air hujan yang sedari tadi masih turun sangat deras, kaki Princess masih melangkah menyusuri jalan membawa ia entah kemana. Bermodalkan ingatan jalan berangkatnya ke sekolah tadi pagi, Princess masih terus berusaha mencari jalan pulang.
Segala yang melekat pada tubuhnya sudah basah kuyup tapi saat ini bahkan darahnya terlalu mendidih untuk merasakan dinginnya malam itu. Amarah yang sedikit tersulut karena lelaki yang ia temui saat perjalanan tadi. Lelaki yang tidak lain adalah paman dari suaminya sendiri.
Princess berhenti. Tangannya menyangga pada batang pohon besar. Napasnya benar-benar tak beraturan. Haruskah ia berteriak melepaskan segala kekesalannya disini?
"Jangan, Princess! Jangan! Kuasai dirimu sendiri!" Monolognya dengan dalih menenangkan diri hingga tak sadar ia sudah terduduk di atas tanah yang basah karena air hujan.
"Please.. Please ada orang lewat. Pengen ku jambak rambutnya."
Tak selang beberapa menit, pengelihatan Princess terhalang oleh cahaya yang sangat terang dari sebuah mobil yang menepi mendekatinya. Disaat itulah Princess sudah mulai lemas dan berpasrah. Bukan karena ia ingin pingsan sekarang. Tapi karena ia tahu mobil yang mendekatinya adalah mobil Axeras.
Axeras berlari menuju ke arah istrinya yang sudah hampir terbaring sempurna di atas tanah basah penuh lumpur yang mengotori tubuh juga seragam sekolahnya. Ia bersumpah tidak bermaksud membuat istri kecilnya menjadi seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADELARD 2 || guardian
Romance"𝐈𝐝𝐞𝐧𝐭𝐢𝐭𝐚𝐬 𝐤𝐢𝐭𝐚, 𝐀𝐝𝐞𝐥𝐚𝐫𝐝 𝐤𝐢𝐭𝐚, 𝐛𝐢𝐚𝐫𝐤𝐚𝐧 𝐚𝐤𝐮 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐚𝐰𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐦𝐚𝐭𝐢." 🛡 ADELARD CLAN | 2 🛡 🚫PLAGIAT=KU SANTET🚫 (Jangan lupa vote, komen, dan follow!) Adelard. Nama yang telah menjadi identitas set...