0.5 Kamp Pelatihan

354 48 1
                                    







    "Goo Minseo, aku harap kau hanya bercanda."

    [Name] berdiri di depan pintu apartemennya, ia dihadapkan dengan seorang pria tinggi teman dari kakaknya. Goo Minseo, pria berumur 20 tahun yang sangat menyukai kegiatan outdoor. Pria itu juga mengikuti kegiatan scouting atau kepramukaan.

"Tidak, kau boleh lihat sendiri tas yang ada di kamarku." Ucap Minseo dengan senyuman lebar.

Saat ini [Name] sedang dihadapkan dengan teman dari kakaknya, pria bertubuh tinggi itu berusaha membujuk [Name] agar mau menemaninya berkemah di suatu tempat. Dan tentu saja mencoba hal-hal lainnya di tempat kamp itu. Puluhan kali ajakan Minseo ditolak oleh [Name], hingga akhirnya dia memutuskan untuk melakukan aksi gelap. Bukan hal yang buruk kok, bagi seorang Goo Minseo.

"Semua kebutuhannya aku yang tanggung."

"Tidak."

"Kau akan ku bayar nanti."

"Nantimu seribu tahun."

"Disana banyak kucing."

"Oke, besok berangkatnya kan?"

"Iya, kalau masalah tenda dan hal lainnya aku saja yang urus. Kau cukup bawa baju ganti saja."

[Name] mengangguk dan berniat untuk menutup pintunya. Namun, Minseo menghadang pintu itu dengan kakinya sebelum benar-benar tertutup. [Name] yang tidak peduli hanya menatapnya tajam dengan muka datar. Melihat kearah Minseo dengan pandangan lurus. Pria tinggi itu menatapnya dengan memelas, pasti ada hal yang dia inginkan lagi.

"Apa?" Tanya [Name] dengan singkat.

"Aku ini tamu, jika kau lupa."

Hanya dengan satu kalimat yang dilontarkannya, [Name] dapat mengerti jika Minseo ingin masuk ke apartemennya. Dia pun pasrah dan membuka pintunya kembali, lalu setelah Minseo masuk dengan senyum yang kegirangan [Name] menutupnya kembali dengan sedikit gebrakan.

[Name] menyusul Minseo yang sudah terduduk di sofa ruangan tengah sembari menonton TV nya. [Name] mengeluarkan perempatan di dahinya karena sikap pria itu yang kurang ajar. Tapi bagaimana pun juga, Minseo adalah orang yang suka menolong [Name] saat sedang sakit.

Melihat Minseo yang terduduk sembari menonton Pororo, [Name] pun ikut duduk disampingnya dan menyenderkan diri di sofa miliknya. Mengeluarkan helaan napas berat, ia menatap ke langit langit apartemennya dengan tatapan lesu. Minseo yang sadar bahwa gadis di sebelahnya sedang kelelahan langsung tersenyum.

"Kau lelah karena sudah berusaha kan, nona." Ucap Minseo dengan senyum miringnya.

"Susah tahu, untuk menyaingi konten orang lain. Belum lagi, kabar dari si StarGyeom itu masih tidak jelas." Ucap [Name] yang menutup matanya.

"Ohh... Orang itu, memangnya terakhir dia bilang apa?"

"Katanya dia akan sibuk untuk beberapa bulan kedepan. Tapi dia berjanji tidak akan membatalkannya."

"Apakah kau mau aku mencarinya dan menendang bijinya?" Ucap Minseo dengan aura gelap.

"Jangan bunuh calon sumber uang ku Kak Minseo.."

"Yasudah. Oh iya, nanti sore aku ada pekerjaan jadi tidak bisa bantu kau membereskan baju untuk besok."

"Siapa juga yang minta, kau ingin melihat baju ku hah-?" Ucap [Name] dengan tatapan sinis.

"Kalau ada kesempatan. Tapi itu bukan hal yang baik, jadi tidak akan kok." Minseo tersenyum hangat pada [Name].

"Kau gila ya..?"

Money || Lookism x ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang