First Kiss

1.6K 167 70
                                    

Bu Asri tersenyum haru melihat anaknya yang tertawa senang di bawah guyuran hujan. "Ibu lihatin apa to?".

"Udah lama ibu Ndak lihat Ilham ketawa seperti itu pak". Pak Jamal ikut melihat apa yang istrinya lihat. "Iya Bu, dulu bapak ingat terakhir kali Ilham nangis karna Haikal, sekarang juga ketawa kayak dulu lagi karna Haikal" sejak SD Ilham dikenal sebagai anak yang tegas, ngga mau merepotkan orang tuanya. Orang yang harus bekerja keras terlebih dahulu kalau ingin mendapatkan sesuatu, ngga seperti kebanyakan anak pada umumnya, tinggal merengek langsung keturutan. Beda halnya sama Ilham, dia ngga mau memperlihatkan air matanya keluar hanya karena pingin sesuatu.

Dan terakhir kali Ilham nangis itu karena anak kecil yang pingin dia ajak ke Jogja, tapi tidak diperbolehkan. Setelah itu Ilham jarang sekali ketawa-ketawa seperti anak sebayanya. Keluar rumah kalau diajak temannya aja buat main, setelah itu masuk kamar, dan melakukan kesehariannya buat bantuin ibunya bikin pesanan kue. Padahal ibunya udah nyuruh Ilham buat main sama teman-teman ketika pulang sekolah, tapi Ilham ngga mau, dia lebih milih bantuin ibunya aja.

Dan setelah bertahun-tahun, Bu Asri yang sudah lama tak melihat tawa itu, kini tersenyum haru. Dan lagi-lagi karena sosok anak kecil yang sekarang sudah beranjak dewasa.

"Udah ya main hujan-hujanannya, nanti masuk angin kamu". Ilham berusaha mengajak Haikal untuk sudahan main hujan-hujanannya. Tapi yang namanya bocah kalau dikasih tau orang tua masih aja ngeyel. "Bentar lagi ya mas".

"Mas udahan, dingin soalnya" tanpa menunggu jawaban dari Haikal, Ilham meneduhkan diri di teras rumahnya.

Dari teras rumah, Ilham memandang kagum pada sosok remaja yang masih berlarian sambil lompat-lompat menendang-nendang genangan air.

.
.
.

***
.
.
.

Surya menaruh pesanan ibu nya di meja makan. Eca yang melihat raut muka mas nya yang tiba-tiba berubah, masih bertanya-tanya. Secepat itu mood nya berubah?.

Surya langsung melesat ke kamarnya yang ada di lantai dua. Eca nyusulin ibunya yang lagi nonton tv. "Ibu" panggil Eca yang duduk di samping ibunya. "Mas Surya kenapa to?".

"Lah, emang ada apa sama mas mu?, Kan kamu tadi yang pergi sama mas mu"

"Apa karena Eca ya Bu?". Eca ini mode remaja yang suka overthinking.

"Heh, Ndak, bukan karena Eca kok. Di puskesmas lagi banyak pasien, jadi mungkin capek karena itu". Ibu nya berusaha menenangkan anaknya yang suka berpikir berlebihan.

"Nanti biar ibu yang ngomong sama mas mu. Kamu istirahat dulu". Eca langsung berjalan ke kamarnya yang berada di samping kamar Surya.

.
.
.

***
.
.
.

Ilham sama Haikal lagi di kamar setelah mereka main hujan-hujanan. Yang muda masih sibuk mengeringkan rambutnya yang masih basah, yang lebih tua masih fokus sama hp nya.

Ada pesan masuk di hp Ilham. Ilham langsung ngecek siapa pengirimnya. Ternyata Surya. Dibukanya pesan tersebut.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sesuatu di Jogja [HeeSun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang