02. Balapan

18 13 2
                                    

Sore hari waktunya bocil biasanya pada main.
Abis tidur siang, di sekitaran komplek mulai bermunculan bocil - bocil beragam jenis.

Ada yang bokem, bocil epep, bocil malaikat, sama terakhir bocil - bocilan.

A.k.a anak esempe.

Juna,Rizky, Tengku, plus Mahen dan Asep si kembar yang miripnya cuma 0.000000000%.

Mereka ini adalah penguasa sekaligus sepuh di area perkomplekan.

Mereka biasa disebut PENTIL.

PENcinta TakjIL.

Sederhana aja geng mereka kebentuk nya pas puasa.

Setiap bulan puasa adalah jadwal mereka untuk melakukan tindak kriminal yaitu, mokel.

Berhubung ini belum bulan puasa, rencana kerja geng mereka lagi hiatus.

Alhasil, sekarang geng pentil ini lagi pada mau balapan sepeda sama bokem bokem komplek.

"Bang Juna mundur dikit itu ban depan nya kena garis start."

Juna yang emang otak nya dipenuhi kelicikan itu mau ga mau mundur karena peringatan Putra.

"Untung aja lo adek gue."

Nadia sebagai wasit, mulai menghitung sambil melambai-lambaikan panci pink mainan nya.

"Mulai ya, satu dua tiga!"

Sembilan sepeda mulai melaju kencang berusaha untuk melampaui batas-batas kehidupan canda.

Berusaha untuk mencapai garis finish yang di tandai dengan sejejeran kaleng sarden bekas plus tali karet punya Yasmine.

"Kalian jangan kencang - kencang nanti nabrak pohon."

Nadia yang ngeliat temen - temennya pada kaya orang kesetanan mulai khawatir.

Khawatir ke sepeda dia sih, soalnya di pinjem sama Naufal buat balapan.

Kalo khawatir ke mereka si engga.

"NAUFAL NANTI KALO NABRAK BAN NYA PENYOK!"

"BIARIN NANTI DI GANTI SAMA ABI AKU."

Naufal makin kencang, mata nya mulai berbinar waktu ngeliat tali karet punya Yasmine di ujung jalan.

"Bentar lagi menang!"
Katanya sambil mengayuh pedal sepeda pink dengan rumbai di stang kanan kiri nya dengan kencang.

"NAUFAL AWAS!"

Ingat ya gais, segala sesuatu yang berlebihan itu tidak baik.

Lihatlah Naufal, kecebur di got dengan keadaan kepala yang nyemplung duluan.

Ditambah sepeda Nadia yang ringsek.

Mereka semua langsung nyamperin Naufal yang diem aja di dalem got.

Tengku turun dari sepeda nya, dan ngedeketin Naufal.

"Lu ga mati kan pal?"

Tengku di bantu sama Mahen buat ngangkat Naufal ke tanah.

Pas diangkat bener aja, badan nya kaya spidol.

Putih di bawah, gelap di atas.

Kepala Naufal penuh sama cairan item dari dalam got.

Untungnya masih sadar, cuma agak keliyengan dikit.

"Awas nabrak dek."

"Udah nabrak sep, kecebur lagi."
Sahut Rizky.

"Laporin abi nya lah, biar gue yang bawa sepeda si Nadia ke bengkel."

"Abi dia kan bapak lo juga Teng!"

Nemesis und Soulmate.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang