NAYANA POV
Aku Nayana Priyanka kehidupanku hanya sebatas membaca,menulis, belajar, dan bernyanyi. Aku suka berenang dan tidak bisa gaya atlit, aku suka matcha kata orang rasanya seperti rumput, aku juga suka mendengarkan cerita semua orang yang kehidupannya hampir sama denganku, pada tahun 2018 aku terpaksa untuk pindah ke Jakarta bagiku meninggalkan tempat nyaman adalah hal yang salah tadinya bagiku hal itu menyenangkan. Baru saja menginjak kaki di tanah itu sudah banyak sekali masalah masalah yang datang dengan dalang yang sama tapi keluargaku mengangapnya dengan hal tersebut hanyalah hal yang sepele bagi mereka hanya perkataan dan tingkah sampah saja. Satu tahun berlalu keadaan membaik dan diriku tidak, menangisi hal yang sama beribu kali yaitu rindu dengan rumah lama itu saja, aku berkenalan dengan banyak manusia disini, aku juga menaksir salah satu dari mereka bahkan sampai ada yang menyatakan cintanya padaku padahal saat itu aku sedang menjalin hubungan dengan manusia tangerang, aku tidak menerima semuanya.
Dua tahun tiga tahun aku melewati berkenalan dengan manusia lain dari wilayah baru juga menyenangkan mereka semua yang hadir di kehidupanku hampir sama persis yang ada di tempat tinggal lamaku, ada juga yang mirip seperti mantanku kala itu diriku melihatnya, memandanginya dan berfikir manusia ini sangat sama dengan manusia yang bersamaku dulu, aku berteman dengannya sampai saat ini bermain layaknya manusia biasa yang tidak memiliki perasaan yang sama lalu dengan seiringan perasaan itu hilang dengan sendirinya, aku tidak menyukainya lagi kita berteman hanya berteman. Manusia yang mengenalku kadang dia bersikap seolah peduli denganku nyatanya tidak sampai pada saat itu aku sedang dalam tahap yang benar benar tidak tau harus apa tetapi banyak dari mereka yang aku kenal tidak ingin menolongku, sialnya setiap mereka butuh aku selalu ada untuk mereka.
Sosok gagah yang sering ada di mimpiku pada hari itu membuat diriku bingung siapakah dia dan dimana keberadaanya, malam itu mimpi sangat amat nyata aku terbangun dan mengira akan bertemu manusia itu lalu tidak dengan pergerakan apapun aku melanjutkan tidurku. Matahari mulai terbit pagi pun datang alarm berbunyi dan akupun terbangun dengan mata yang sayup aku masih saja memikirkan manusia yang ada di mimpiku, bertanya tanya pada dinding di kamarku seakan akan diri ini tidak terima akan mimpi tersebut. Tidak banyak tingkah aku segera mandi dan memakai pakaian rumah karena hari ini libur aku hanya berdiam di rumah tidak ingin kemana mana dan hanya bermalas malasan nyaman sekali rasanya berbaring dan hanya makan minum saja lalu tertidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Belas Malam
Teen FictionLucu dan menggemaskan, cerita pertemuan yang tidak romantis, tak di sengaja dan berjalan begitu saja. Tak pernah ada di pikiranku menjadikanmu istimewa di hidupku namun semesta mendukung, lalu aku tak bisa lagi berkata apapun apalagi menolak hal-hal...