02- Siapa Perempuan Itu?

3 0 0
                                    

ALTAIR POV

Saya Altair Saskara nama ini di ambil oleh nenek sejak saya lahir, kelahiran saya di sambut meggah oleh keluarga besar saya sampai semua orangpun ikut bahagia ketika saya dilahirkan nama ini di ambil dari bahasa sanskerta lama, keluarga saya memang sangat amat menyukai bahasa sanskerta bukan hanya saya saja yang dinamai dengan bahasa tersebut abang saya yang pertama dan adik saya juga mempnyai nama sanskerta di belakangnya. Sebagian kehiudpan saya mulai berubah ketika saya berusia 10 tahun mengingat kejadian itu saya menjadi manusia yang takur sekali akan kehilangan banyak hal yang harus saya lewati dengan trauma tersebut kebanyakan dari orang terdekat saya yang menghilang semenjak saat itu saya tidak lagi untuk senyum dengan ikhlas dan tidak terlalu bahagia.

Pada suatu ketika saat saya sedang asik melihat dunia dibagian selatan yaitu pantai indah dengan sunsetnya yang begitu nyaman dilihat ada manusia yang wajahnya sangat amat cantik bagaikan bidadari yang sering saya lihat di film film, berkulit kuning langsat yang memiliki senyuman manis bagaikan peri kayangan, postur tubuh yang tidak begitu tinggi mungkin hanya sekitar 158 cm kalau disandingkan dengan saya yang berukuran 170 cm akan terlihat sangat amat mungil, keindahan yang dimilikinya sangat menarik di pandang saya kagum padanya. Saya menghampirinya dan menanyakan satu pertanyaan saja "siapa namamu?" lalu perempuan ini menjawab hanya nama panggilannya saja "Nayana"rasa penasaran yang dimiliki oleh saya semakin kencang lantaran dirinya hanya memberi tahu nama panggilannya saja tidak lama lama saat saya ingin bertanya lagi untuk kedua kalinya wanita ini berbalik dan kembali kepada teman temannya.

Pikiran saya mulai acuh saya ingin sekali berbincang banyak dengannya namun saya ragu apakah dirinya bersedia untuk berbincang banyak dengan saya, matahari mulai tenggelam dan haripun mulai larut sayapun tertidur dengan membawa mimpi keindahan yang dimiliki oleh wanita yang saya temui di pantai tadi, mimpi itu terus berulang-ulang sampai pada akhirnya saya terbangun pukul 09.00 pagi saya jelas terlambat seharusnya jam 07.00 pagi saya sudah harus bangun untuk menyelesaikan semua perkerjaan saya dan mengikuti meeting secara online, saya bingung mengapa ada wanita secantik dirinya.

Dua Belas MalamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang