NAYANA POV
Karena sudah bosan sekali di rumah dan tidak tau lagi harus bergaya seperti apa, aku memutuskan untuk jalan jalan ke pantai bersama keluargaku bersiap-siap dan membereskan barang yang harus di bawa ke sana, kami ke sana dengan mobil sepupuku setelah sampai di sana dengan perjalanan cukup jauh, aku dan keluargaku memutuskan untuk tinggal di villa dekat pantai, membereskan semua pembayaran dan akhirnya bisa istirahat sejenak setelah selesai istirahat aku langsung berberes pakaian yang aku taruh di koper dan di bersihkan dulu lemari villa sebelum aku pakai dan aku menaruh semua pakaian ku di lemari tersebut setelah itu aku langsung pergi keluar untuk berkeliling dan mencari makan di sekitar villa dan kami berhenti di suatu rumah makan dengan nuansa yang bisa dibilang sangat aestetik karena hampir semua barang- barangnya terbuat dari kayu lama dan vas bunga yang berada di dekat depan pintu masuk rumah makan itu juga menggunakan keramik yang di ukir dengan warna gradasi antara putih, abu-abu, dan hitam dihiasi dengan bunga tulip di dalamnya.
Selesai makan akupun meninggalkan keluarga ku untuk berkeliling seorang diri di sekitaran pantai yang berada dekat dengan villa tersebut, aku mengelilingi pantai sambil mencari es kelapa muda dan akhirnya aku menemui tukang es kelapa membeli satu es kelapa dengan harga kisaran lima belas ribu menurutku itu sangat mahal biasanya di jakarta sepuluh ribupun sudah dapat tapi disini tidak bisa di tawar, akhirnya aku meminunya sampai habis sambil menunggu matahari terbenam, dan mataharipun terbenam aku mulai ingin memotret ke arah matahari tersebut tetapi aku melihat seorang pria yang wajahnya tiak ku kenali htetapi postur badannya seperti yang ada pada mimpiku kala itu, aku memandanginya dan dia pun juga memandangiku tapi setiap dia memandangiku aku langsung menoleh ke arah samping agar tidak dbilang geer dengannya, aku bingung kenapa lelaki itu terus-terusan memandangiku apakah ada yang salah dengan penampilanku tanyaku pada diriku sendiri, akupun tanpa basa-basi dan tanpa menoleh aku berjalan tetapi lelaki ini memanggilku dan bertanya namaku saja tetapi aku hanya menyebut nama panggilanku saja dan karena tidak ada pertanyaan lain akupun pergi dan meninggalkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Belas Malam
Teen FictionLucu dan menggemaskan, cerita pertemuan yang tidak romantis, tak di sengaja dan berjalan begitu saja. Tak pernah ada di pikiranku menjadikanmu istimewa di hidupku namun semesta mendukung, lalu aku tak bisa lagi berkata apapun apalagi menolak hal-hal...