Dua minggu sudah berlalu, dan dua minggu ini Kakashi diberikan cobaan untuk merawat seorang bayi, yang faktanya Kakashi hanya berkontribusi 30% dari merawat Sasaki karena sisanya dipegang oleh seorang babysister yang Kakashi sewa."Kau memang sangat mirip denganku, ah aku jadi penasaran siapa ibumu." Ucap Kakashi memandang bayi yang berada didalam box bayi.
"Tunggu jika kau benar anakku, ucapan Guy pasti benar apa aku pernah meniduri seseorang? Ah tapi siapa?" Gumam Kakashi tenggelam dalam pikirannya sampai suara ketukan pintu menyadarkannya.
"Itu pasti Ayaka san, saatnya kau bersamanya." Ucap Kakashi yang bergegas mengambil Sasaki dari dalam box dan juga satu tas kebutuhan Sasaki.
Kakashi lalu berjalan kearah pintu keluar dari apartementnya, dan membukanya dengan sedikit batuan teknik ninja dikarenakan kedua tangannya penuh.
"Selamat pagi Hatake san." Sapa seorang wanita paruh baya sekitar berusia 40 tahun yang berdiri didepan pintu apartementnya.
"Pagi Ayaka san, kau datang tepat waktu." Ucap Kakashi sambil menaruh Sasaki digendongan wanita paruh baya itu.
"Sasaki chan masih tertidur pulas, Hatake san sudah mulai baik dalam merawatnya."
"Itu berkat kau melatihku, tolong jaga Sasaki Ayaka san aku ada urusan aku akan menjemputnya nanti sore." Ucap Kakashi menutup pintu apartementnya dan sedetik kemudian meninggalkan Ayaka san bersama Sasaki.
Sekitar jam 9 pagi setelah menitipkan Sasaki, kini Kakashi terlihat bersantai ditahan pohon dekat taman sambil membaca buku favoritnya. Urusan yang Kakashi maksud adalah bersantai dan membaca buku icha icha paradisenya.
Kesantaian adalah milik Kakashi untuk beberapa bulan kedepan karena Kakashi dibebaskan tugas dari misi oleh Tsunade, mungkin itu sebuah reflesing untuk kakashi dari dunia pembunuhan. Tapi menurut Kakashi dia lebih memilih diberi misi selama 1 tahun dari pada harus merawat seorang bayi.
Ngomong-ngomong Kakashi yang terlalu asik dengan bacaannya itu, mulai terganggu ketika mendengar isak tangis dari bawah pohon, tepatnya dari sesosok orang yang duduk di kursi yang tepat berada dibawah pohon.
Kakashi melirik dengan menurunkan bukunya hingga sebatas hidung, untuk melihat siapa yang menangis dan sosok itu ternyata lumayan Kakashi kenal.
"Iruka sensei kenapa dengannya?" Ucap Kakashi lirih.
Kakashi terus mengamati chunin yang terus menangis itu sampai dirinya muak dan memutuskan untuk melompat turun.
Lompatan yang cukup keras dari Kakashi membuat Iruka terkejut dan langsung mendongakkan wajahnya kearah sumber suara.
"Ka.. kashi san?" Ucap Iruka terbata karena tersenggal dengan tangisannya sendiri.
"Yo Iruka sensei ada apa denganmu kau menangis?" Ucap Kakashi sambil menundukan badannya.
"Tidak, aku tidak menangis." Balas Iruka berburu menghapus air matanya.
"Kau berbohong, bagaimana ya seorang sensei menangis ditaman dengan suara keras dan dia mengelak."
"Berhenti mengolok, lebih baik Kakashi san pergi!" Balas Iruka marah.
"Aku akan pergi jik_eehhh Iruka san kau laki lakikan?" Ucap Kakashi yang salah fokus ketika melihat Iruka menghadapkan badannya kearah dirinya, chunin itu hanya mengenakan dalaman hitam ninja tanpa menggunakan rompi dan hal itu membuat Kakashi terkejut melihat bentuk payudara yang entah bagaimana bisa dimiliki Iruka, walau payudara itu tidak besar perempuan tapi cukup terlihat dari balik lapisan baju.
"Apa yang kau bilang! tentu saja aku laki-laki." Ucap Iruka tapi reflek Kakashi menunjuk kedada Iruka yang membuat chunin itu menunduk kearah dadanya sendiri.
"Sial ikatanya pasti mengendur!" Batin Iruka yang menyadari kain yang dia ikatkan melingkari dadanya mengendur.
"Apa yang kau tunjuk dasar mesum! menjauh dariku!" Tegur Iruka.
"Ah tidak tapi itu apa itu sungguhan? bagaimana bisa kau mempunyainya?" Ucap Kakashi penasaran.
"Mesum! itu bukan payudara bodoh! pergi sana!" Ucap Iruka mengusir Kakashi yang kali ini berhasil membuat Kakashi akhirnya mengalah dan memilih pergi.
"Baiklah aku pergi Iruka sensei." Ucap Kakashi yang lantas menghilang kedalam bom asap.
Kakashi kembali mengisi waktu luang dengan berjalan disekitar swalayan sampai dia tak sengaja melihat Anko yang duduk didepan kedai dango dengan sepiring penuh dango.
Entah ide darimana Kakashi menghampiri Anko dan tanpa izin mengambil duduk dikursi samping Anko.
"Ehhh Kakashi, kau? apa yang kau lakukan disini?" Ucap Anko yang cukup merasa aneh dengan kedatangan Kakashi.
"Aku sedang mencari kesibukan." Ucap Kakashi.
"Eh? bukannya kau mempunyai bayi sekarang? kau harusnya sibuk mengurus bayimu." Ucap Anko.
Kakashi menghela nafas sambil meregangkan badan. " Sasaki sudah ada yang mengurusnya, ano Anko bukannya kau berteman dengan Iruka sensei?"
Anko menghentikan makannya ketika Kakashi mengucapkan nama Iruka.
"Hmm ada apa dengannya?"
"Aku melihat Iruka memiliki payudara, dia laki laki kan?" Ucap Kakashi yang reflek membuat Anko hampir tersedak dango yang tersisa di mulutnya.
"Uhuk! kau tidak salah liat? tapi wajar untuk Iruka dia seorang carrier pria carrier payudaranya akan sedikit tumbuh kalau sedang hamil dan proses menyusui." Ucap Anko terkejut lalu berlanjut menjelaskan penyebabnya.
"Tapi bukannya Iruka sensei itu single?" Ucap Kakashi dan setelah itu sudah bisa ditebak Anko hanya mengeryitkan alis dan saling bertatapan dengan Kakashi tanpa suara.
"Dan setahuku dia tidak pernah hamil." Ucap Anko yang mengakhiri kediaman mereka.
"Kakashi?" Ucap Anko yang melihat Kakashi masih diam.
"Ah, aku harus pergi selamat menikmati dangomu." Ucap Kakashi yang lantas pergi meninggalkan Anko.
TBC.......
