Derajat Bumi Putra namanya. Dia membawa cinta sekaligus luka yang dalam pada jiwa. Puisi ini ditulis untuknya, sebagai ungkapan rasa untuk dia yang tak pernah memiliki rasa.
...... Sebuah Aksara ......
dalam sepi yang nestapa
aku merangkai beberapa kata
menjadikannya sebuah frasa untuk mengungkap rasa
hanya sederhana, namun tak banyak mata tau maknanya
aku menulis kamu secara cuma-cuma
membayangi keindahan parasmu bersama bumantara
kadang juga berdelusi bagaimana jika kita akhirnya bersama
lembaran frasaku berlayar pada anila
mengungkap rasa pada lautan tinta
mendekap erat atau barang kali tenggelam dalam fana
kamu adalah paragraf yang sempurna
mengandung keindahan pada setiap torehan tintanya
begitu lengkap untuk aku yang hanya sebuah prosa sederhana
aku selalu tenggelam dalam eunoia yang tercipta
bercerita pada diri bahwa kamu adalah personifikasi dari niskala
begitu kuat, hingga akupun terperdaya
jatuh, sejatuh-jatuhnya
bahkan hingga kini, saat kita tetap tidak bersama
tanganku terus mengukir satu nama
pada sebuah frasa aku bercerita
KAMU SEDANG MEMBACA
Kita yang Telah Lama Usai
PoetryBertemu kamu lagi adalah hal yang tak terduga bagiku. Suatu kejadian mestinya ku syukuri dalam hidup. Faktanya, dulu aku pernah meminta Tuhan untuk menjadikanmu jodohku. Waktu itu aku yang masih sekolah dasar ini, berdoa pada Tuhan setelah minum air...