"Ini hub rumah kamu yang dulu?" Ucap Hafidzah
"Iya. Kenapa? Jelek ya?" Ucap Fatih
"Eng-engga siapa juga yang bilang jelek, kan kamu yang bilang" Ucap Hafidzah
"Terus?" Ucap Fatih
"Ya... Aku cuma ga nyangka aja hub. Dulu perjuangan mu bersama rumah ini. Dan sekarang kamu udah bisa beli rumah yang lebih bagus" Ucap Hafidzah
"Alhamdulillah. Tapi kamu mau kan menempati rumahku ini? Kalau ga mau kita cari kos-kosan aja gimana?!" Ucap Fatih
Hafidzah menggeleng dengan cepat "Eeee-eehh ga usah hub, ngafainnn??. Ini rumah juga bisa ditempati hub"
"Oh. Takutnya kamu... Ga suka, rumahnya kecil, sempit, dll" Ucap Fatih
"Ya Allah hub, Astaghfirullah.... Masa iya sih hub hal sepele kayak gitu aku patenin? Ya ga lah hub! Udah ga usah ngomong yang aneh-aneh deh. Dulu aku juga pernah tinggal dirumah yang seperti ini ko. Kita se frekruensi hub" Ucap Hafidzah
"Iya-iya zau. Loh! Dulu kamu juga kayak aku zau!?" Ucap Fatih
Hafidzah hendak berjalan masuk ke rumahnya Fatih "Iyaaaaaa. Udah ayok masuk dulu hub, ntar aku ceritain" 3 langkah kakinya sudah ditempuh, ia menghentikan langkahnya lalu menoleh ke arah Fatih yang masih berdiri tepat dibelakangnya "Oh ya lupa! kamu dulu hub yang masuk, kan ini rumahmu"
Fatih tersenyum "Rumah kita dong.... Udah ayok masuk. Kita beres-beres dan bersih-bersih" Ucap Fatih
Hafidzah menaikkan alisnya "emang bedanya apa hub beres-beres sama bersih-bersih, gak ada bedanya tuh"
Eh iya-ya, bener Hafidzah emang gak ada bedanya
Fatih menyadari kesalahan dalam pembicaraannya sendiri "iya sih Zau. Ya udah ayok masuk" Fatih hanya bisa mengatakan hal itu karena jika ia katakan hal lain, mungkin pembicaraan mereka berdua akan panjang dan sangat mubazir waktu
Hafidzah mengangkat tangan kanannya ke depan dahinya, seperti memberi hormat "Siap komandan"
Hafidzah dan Fatih pun masuk kerumahnya. Ia mulai membersihkan rumahnya sampai selesai. Setelah selesai Hafidzah pun bercerita soal tadi
Hafidzah dan Fatih kini duduk diruang tamu yang berada didepan kamarnya
Fatih menyandarkan tubuhnya di kursi yang didudukinya "Jadi gimana zau yang tadi hm?"
"Jadi dulu:
Aku, Hafidz, dan Bunda pernah diusir sama Ayah dari rumah. Yaaa gara-gara Ayah itu menikahi perempuan PENGECUT. Ia maunya menang sendiri aja tanpa mikirin keadaan lainnya. Perempuan itu berasal dari negara Arab. Walaupun ia berasal dari negara Arab, dia punya sifat yang sangat jahat. Pertamanya ia baik, tapi ia punya rencana yang buruk sehingga aku, Hafidz, dan Bunda terusir dirumah. Dia udah mempengaruhi Ayah. Sampai-sampai keluarganya sendiri diusir dari rumah. Sebelum menikah dengan perempuan itu... Ayah udah pernah akrab. Dulu ayah mengenal perempuan itu karena ia ada di depan kantor ayah. Lalu ayah menanyai blablablablabla.........."Fatih tersenyum mendengar kata-kata Hafidzah yang 'blablablablabla' dan Hafidzah sedikit memonyokan bibirnya saat mengucapkan kata tersebut
Hafidzah menghiraukan senyuman dari Fatih, ia kembali melanjutkan ceritanya "Sampai mereka akrab. Dulu juga sempet ketahuan sama bunda sih kalau ayah itu selingkuh. Terus abis itu ayahku sendiri bilang, kalau ia mau menikahi perempuan itu. Bundaku bertanya kenapa kamu menikahi perempuan itu? Lalu ayahku menjawab karena dia berasal dari Arab dia juga cantik pakai cadar dlllllllllllllllllll. Sampai-sampai bunda dan ayah berantem. Tapi pas habis menikah, belum diusir. Tapi pas ayah dan perempuan itu punya anak sekitar udah usia 2 tahun aku, Hafidz, dan Bunda Ya gitulah, ayahku usir bundaku. Lalu aku bilang gini ke ayah 'yah kenapa sih ayah usir bunda? kalau ayah usir bunda aku juga akan ikut bunda'. Sedangkan kak Hafidz bilang 'yah awas aja ya aku ga terima ayah usir bunda yah aku jamin ayah akan menyesal dikemudian hari yah'. Perempuan itu bernama umi Dyah. Dan anaknya ayah dan umi Dyah itu berasal dari nama gabungan mereka, yaitu Difa"
"Terus-terus gimana reaksi ayahmu ketika ia mempunyai anak dari umi Dyah? Ayah ga milih kasih sayang kan?" Fatih terlihat sangat penasaran
"Haha.... Ayah ko sampe ga milih kasih! JELAS AYAH PILIH KASIH. AYAH LEBIH SAYANG SAMA KELUARGA BARUNYA, SESANGKAN KITA DILUPAIN-"
Fatih menutup mulut Hafidzah dengan tangannya "Zau gak boleh keras-keras kalau bicara" Hafidzah hanya mengangguk
"Ayah dulu jahat banget.... Bahkan dulu ayah pas punya Difa itu dia udah ga ngangap bunda sebagai istrinya dan aku, Hafidz sebagai anaknya. Lalu habis itulah pengusiran. Setelah itu bundaku bingung mau tinggal dimana? Sedangkan bunda cuma bawa uang 200.000 soalnya uangnya bundaku diambil sama ayahku. Jadi sebelum keluar dari rumah, uangnya bundaku itu diambil sama ayahku. Mulai dari kartu ATM, kredit, dll. Untungnya tabunganku yang dikartu ga diambil, jadi yaaa aku bisa kasih itu ke bunda. Punya Hafidz juga masih ada pas itu"
"Terus kamu tinggal dimana sejak itu?" Ucap Fatih dengan penasaran
"Bundaku memutuskan tinggal di Jakarta. Besok-besok kalau kita udah pulang dari Thailand, aku bakal tunjukkin deh rumahnya. Tapi rasanya gak mungkin lagi, soalnya pasti udah banyak yang berubah karena aku ga pernah sama sekali disana. Terakhir kesana aja pas aku masih remaja. Dan pas udah tinggal di Jakarta itu.. Kamu tau hub? Bunda berusaha mendidik anaknya semaksimal mungkin. Bunda kerja sebagai dokter. Walaupun bunda sering pulang larut malam, tapi semua itu bisa teratasi"
"Terus yang kamu masuk di berita Internasional itu?" Ucap Fatih
"Iyaa. 2 tahun setelah aku diusir dari rumah, aku dan Hafidz diikutkan Tafidz Qur'an sama Bunda. Dan pada usia 11 tahun aku udah bisa Khatam Al Qur'an. Habis itu diikutkan lomba, dan Alhamdulillah baru aja masuk kelas 6 udah menang Tafidz Qur'an. Aku diusir Ayahku itu semenjak aku kelas 3. Selain itu juga, bundaku pas itu juga sudah tidak kekurangan lagi dan Alhamdulillah bunda bisa ngajak umroh. Itu dengan usahanya sendiri hub... Semenjak habis umroh, 1 bulan kemudian Ayah menge chat Bunda. Bunda, aku, dan Hafidz disuruh pulang ke rumahnya Ayah. Lalu bundaku ga mau, lalu beberapa hari bundaku berpikir. Dan pada 3 Minggu setelah itu, Ayahku datang tiba-tiba ke rumahnya Bunda. Aku dan Hafidz yang berada diruang tamu kaget banget pas itu. Hafidz aja pernah bilang gini 'Ayah tau dari mana alamat rumah bunda?' Katanya ayah sih ayah tau alamatnya dari keluarganya. Lalu aku manggil bunda yang ada di dapur. Terus bunda kaget sih melihat kedatangan ayah. Terus ayah nyuruh bunda pulang. Ayah minta maaf dan ayah cerita kalau ayah ditinggal ke Arab sama umi Dyah dan Difa. Dan pas itu, ayah belum menceraikan ayah. Jadi abis itu bunda ga mau. Lalu ayah menyesal karena udah mengusir. 2 bulan setelah itu bunda akhirnya pun mau kembali kerumah ayah. Dan kehidupannya berjalan seperti biasa tanpa ada kendala, yaa paling-paling cuma ada beberapa perkara kecil aja"
"Ya Allah zau!! Sabar ya.... Aku tau ko rasanya hancur itu kayak gimana. Terus yang kamu bilang rumahnya sama kayak rumahku itu?.." Ucap Fatih
"Iya... Dulu pas bunda baru pindah ke Jakarta kan belum punya rumah. Terus asal kamu tau hub, kos-kosan nya itu rumahnya kayak rumah kamu gini hub!!! Malah lebih parah kos-kosan nya. Kamu tau hub, kos-kosan itu aja dijual dengan harga yang murah. Yaitu cuma 800.000 ribu" Ucap Hafidzah
"Hah? Bener harga rumahnya cuma segitu?" Ucap Fatih
"Iya hub" Ucap Hafidzah
"Sabar ya zau. Nasib kita sama ko, cuma beda ujian aja. Tapi kan sama-sama dikasih ujian" Ucap Fatih
"Iya hub. Udah ga papa, walaupun masa lalu kita kayak gitu. Tapi sekarang kita akan memulai masa-masa yang cerah. Nantinya masa ini juga berguna untuk keturunan kita" Ucap Hafidzah
Fatih langsung peka ketika mendengar Hafidzah mengucapkan keturunan kita "oh kamu lagi ngode ya?!"
Hafidzah mengkerut kan keningnya "hah, ngode apa hub?" Fatih hanya tersenyum
🗣️ Syukron Katsir yang baca lanjut di part selanjutnya ya📝 janggan lupa like and follow 📍
![](https://img.wattpad.com/cover/354304609-288-k72707.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Seorang Gus Dan Ning (ENDING)
SpiritualAssalamu'alaikum semua..... Hafidz dan Hafidzah adalah anak kembar yang sama-sama pintar agama serta penghafal Al-Qur'an. Bunda dan Ayah mereka juga seseorang yang faham agama. Lantas mereka pantas bersanding dengan orang yang memiliki ilmu agama ya...