"Apakah aku dibuang disini?"
"Astaghfirullah... Ya Allah tolong selamatkan hamba dan anak hamba"
Hafidzah yang masih dalam keadaan duduk, ia kini mencoba untuk berdiri. Ketika berdiri, ia merasakan sakit yang cukup parah
"Ya Allah kenapa sakit sekali"
"Aww.. aahh. Perutku rasanya kram semua, kepalaku juga pusing, badanku lemas. Ya Allah tolonglah anak hamba. Engkau tidak apa-apa tidak menolong hamba, yang penting anak hamba ya Allah"
Hafidzah mulai berjalan menaiki bukit yang tinggi. Ia memanjat batu, hingga di panjatan ke 5 ia terjatuh dan terpeleset ke jurang
BRUK....
"AAAAAAAAAAAA" Teriak Hafidzah dengan kesakitan
Hafidzah kembali pingsan, akibat ia terjatuh ke jurang yang cukup dalam dari awalnya
Sedangkan di perjalanan tadi, orang-orang sekitar ikut membantu mbak Julay dan truk yang ditabrak. Semua warga sekitar pada kebingungan dicampur dengan kepanikan
"Ayo pak buk bantu sini.."
"Iya ayok"
"Kita bawa kemana ini???"
"Langsung ke RS aja. Soal keluarganya bisa di telepon nanti. Pokoknya ini harus dirawat dulu"
"Oke sebentar lagi ambulan akan datang"
Tidak lama kemudian
Wiuuuww.....
Wiuuuww.....
Wiuuuww.....Suara serena ambulan sudah mulai dekat yang menandakan sebentar lagi mobil ambulannya akan datang. Setelah sampai, warga setempat ikut membantu mbak Julay dan supir truk itu hingga sampai ke RS. Sesampainya di RS, mbak Julay dan supir truk itu langsung mendapatkan perawatan
Sementara di pondok, umi dan Abi kini ikut kebingungan mencari Hafidzah. Dicari kesana-kemari tidak ada. Rifad, Dio, dan Erla. Kagetnya tak terduga
"Astaghfirullah...." Ucap Dio
Erla tidak bisa menahan air matanya lagi "kamu jahat Riva!! Saya tidak akan memaafkan mu. Hiksss..."
"Ini udah gak bisa dibiarin" Ucap Rifad sambil menatap ke depan dengan tatapan yang dalam
"Dafin, kenapa kamu gak langsung bilang ke Abi dan Umi aja?" Tanya Dio
"Ee Afwan Gus, ana sungkan kalau harus langsung bilang ke kyai dan Bu nyai" Ucap Dafin
"Ya Allah... Ngapain juga kamu sungkan sih. Kamu tidak khawatir sama Hafidzah apa?? Kamu juga tidak merasakan bagaimana perasaannya Fatih jika mengetahui semua ini??" Tanya Dio dengan panjang lebar
"Afwan Gus. Bukannya begitu ana-" Ucapan Dafin terpotong dengan ucapan Rifad
"UDAH.." Bentakan Rifad
"Cukup ya! Dafin, Dio. Bisa gak sih gak usah berantem dulu. Kita fokus aja ke keadaan ini" Lanjut ucapan Rifad
Gus Dio menunduk, ia merasa sangat bersalah karena telah lancang menuduh Dafin "Afwan.. saya telah lancang menuduh kamu"
"Laa ba'sa Gus.. Gus laa salah" Ucap Dafin
"Tapi saya sudah memfitnah mu" Ucap Dio
"Laa ba'sa Gus.." Ucap Dafin
"Sekarang mending kita ke ndalem aja, ceritain ini semua ke umi dan Abi. Biar cepet selesai juga masalahnya. Dafin bawa semua buktinya" Ucap Rifad
Dafin mengangguk "iya"
Mereka berempat langsung menuju ke ndalem. Sesampainya di ndalem, terlihat umi dan Abi yang tengah duduk di ruang tamu ndalem. Abi sedang meminum teh dan umi hanya mengipasi badannya

KAMU SEDANG MEMBACA
Seorang Gus Dan Ning (ENDING)
SpiritualAssalamu'alaikum semua..... Hafidz dan Hafidzah adalah anak kembar yang sama-sama pintar agama serta penghafal Al-Qur'an. Bunda dan Ayah mereka juga seseorang yang faham agama. Lantas mereka pantas bersanding dengan orang yang memiliki ilmu agama ya...