Tetangga - part 1

207 23 1
                                    

- jangan pernah abaikan dan lupakan barang sekecil apapun kebaikan yang ada di sekitarmu.

~

Jiandra Parudewa, adalah seorang pria yang bekerja menjadi penulis novel romansa. Mau itu gxb, gxg, atau bxb. Semua itu ia tulis asalkan ada ide.

Dan hari ini adalah tahun ketiga nya tinggal di apartemen mewah yang dipilihkan oleh orang tuanya. Ia akui jika apartemen yang ia tinggali sekarang sangat bagus dan memiliki fasilitas yang lengkap meskipun dengan harga yang tidak bisa dibilang murah.

Hanya saja disini cuma sedikit penghuninya, yah itu akan baik-baik saja untuknya karena ia adalah seorang introvert. Ia tak suka keramaian, dan apartemen ini paling cocok untuknya.

Dengan letak lokasi di tempat yang agak jauh dari pusat kota, dan jarang kendaraan berlalu-lalang. Orang tuanya memang yang terbaik.

Ia menempati ruangan no 05 dan tetangga barunya akan mengisi ruangan 010 tepat di depannya. Harapannya, tetangganya itu tampan, kaya dan baik.

"ngelunjak dikit ga ngaruh," gumamnya.

Saat ini ia sedang berkutat di depan laptopnya tak peduli jika ini sudah hampir pagi dan matahari akan menunjukkan cahayanya.

Jam kerjanya sebenarnya mulai dari jam 09:00 pagi hingga jam 05:00 sore termasuk jam istirahat juga.

Tak terlalu sibuk sebenarnya, tapi ia sendiri yang memaksakan diri untuk bekerja dengan semaksimal mungkin, bahkan teman-temannya sendiri menyebutnya penggila kerja.

Suara ketikan di laptopnya memenuhi ruangan diselingi dengan suara ia saat menguap, matanya sangat berat. Terlihat sudah lingkaran hitam di bawah mata indahnya dan wajah yang semulanya manis sekarang menjadi pucat.

Ia terus mengetik, mengetik, menguap, mengetik, dan begitu seterusnya. Tak lama setelah itu ia tertidur di atas keyboard laptopnya tanpa keinginan nya sendiri. Siapa yang bisa menolak rasa kantuk, iya kan?

Ia tertidur dengan posisi yang sama selama beberapa jam. Suara lenguhan Jiandra terdengar saat merasakan pinggangnya yang terasa sakit.

Jiandra yang sadar jika ia ketiduran itu langsung bangkit dari kasur dan buru-buru melihat ponsel di nakas samping tempat tidurnya.

Matanya melebar.

Terlihat jam menunjukkan angka 08:40, tersisa dua puluh menit lagi untuk jam kerjanya di mulai. Biasanya ia akan bangun jam setengah tujuh pagi untuk mandi, membuat sarapan dan bersiap-siap pergi ke kantor.

Sekarang sudah pasti ia akan terlambat.

"Mampus Jian tolol!" Ia mengumpat dan segera berlari ke kamar mandi setelah mengambil handuk. Ia mandi sekitar lima menit dan bergegas memakai pakaiannya.

Buru-buru ia masukkan laptopnya ke tas dan memakai sepatu hitamnya.

Persetan dengan perutnya yang keroncongan yang penting sekarang ia sampai di kantor. Jika ia terlambat gajinya akan dipotong dan begadangnya akan jadi sia-sia. Jian tak mau itu!

Dan sialnya Jiandra hari ini ia malah menabrak seseorang saat ia sedang berlari di lorong apartemen dengan menatap lantai, bodoh memang. Itu membuatnya terpental ke belakang dan untungnya ditangkap oleh seseorang yang ia tabrak.

Ia memejamkan matanya karena awalnya ia pikir akan terjatuh, namun ia membuka matanya perlahan saat merasakan tubuhnya ditangkap.

Dan wala, wajah tampan terpampang jelas di depannya. Jantungnya seketika berdetak tak karuan. Namun, ia sadar ini bukan dunia novel yang waktu terasa tiba-tiba berhenti.

Page Of UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang