10

244 49 30
                                    

Ting tong!

Jihyo dan Mina saling berpandang. Seingat Mina, Chaeyoung tak bilang kalau akan ada tamu dan Chaeyoung baru saha berangkat sekitar 40 menit yang lalu.

"Bi Kang tolong buka pintunya." Ucap Jihyo.

Mereka kembali bermain bersama Ryujin hingga akhirnya Ryujin menjatuhkan mainannya.

"Appa!!!"

Sontak Jihyo dan Mina menoleh.

Benar saja, Jeongyeon ... Yoo Jeongyeon berdiri tegap dengan tersenyum di hadapan mereka dengan perban di bagian leher yang menutupi lukanya.

"Oppa ..."

"Jeong ..."

Jihyo berlari mendahului Mina memeluk erat Jeongyeon.

"Hiks, Jeong. Aku rindu padamu ..." Jeongyeon tersenyum sedikit kikuk melihat Mina dengan senyum paksa berdiri memperhatikan interaksi ketiganya.

Mina merasa seakan dirinya outsiders berada disana. Sedikit pikirannya menyadari apakah dia orang jahat yang tiba-tiba pergi, tiba-tiba datang, berharap bisa bersama dengan anak dan pemilik hatinya. Sedangkan ada Jihyo yang sejak awal membantu Jeongyeon dan bahkan mengerti memahami Jeongyeon dan sang adeul.

Jihyo melepaskan pelukan dan beralih mencium Jeongyeon. Mina mengalihkan pandangannya tak mau melihat ciuman Jeongyeon dan Jihyo. Hatinya pedih ... Namun sayang ia salah paham karena Jihyo mencium sudut bibir Jeongyeon.

"Mina ... Apa kau tak mau menyambutku?" Tanya Jeongyeon. Ia juga deg-degan setengah mati melihat Mina disana, sangat cantik, pikirnya.

Mina menoleh dan tersenyum. Ia berjalan mendekat dan memeluk Jeongyeon. Ia bermaksud mencium pipi Jeongyeon namun Jeongyeon menoleh membuatnya tak sengaja mencium bibir Jeongyeon.

"Mian ..."

"Halaboji, halmoni ..." Panggilan Ryujin mengalihkan perhatian mereka.

"Bagaimana? Kalian senang?" tanya appa Jeongyeon.

"Ne!! Ne!! Ryujin senang appa pulang!! Miss you appa!" Ryujin kembali memeluk perut Jeongyeon.

"Aigo, adeul sayang. Appa gendong ..."

"No! Appa masih sakit jangan dulu ..." Tolak Ryujin dengan gaya dewasanya membuat semua yang ada disana gemas.

.

"Berhenti minum-minum, Mina." Sana dan Momo khawatir bukan main. Karena Mina tak pernah menyentuh alkohol jika bukan di acara keluarga besar. Itupun hanga satu dua teguk saja.

"Hiks ... Hummm ..." Ia terus mengigau, meracau tak karuan.

"Hahahahahah ..." Tiba-tiba Mina tertawa, tawanya terdengar pedih.

"Kenapa hixx, kenapa dunia mempermainkanku!? Wae!!!!"

"Ini masih sore dan dia mabuk!! Kita harus membawanya pulang!!" Tegas Momo.

Mereka pun menyeret Mina pulang kerumah ojiisan.

"Apa-apaan ini? Mina!??" Nyonya Myoui terkejut melihat Mina pulang menjadi pemabuk begitu, nyonya Myoui baru saja tiba bersamaan dengan Mina, Sana, dan Momo.

"Oba ..." (Sumvah gw gatau bsa jepang tante, jd ini hasil gugel)

"Kalian, bawa masuk Mina ke dalam!!" Perintah nyonya Myoui kepada para maid.

Sana dan Momo terpaku berdiri, mereka takut dengan nyonya Myoui.

"Kalian berdua ikut aku ke dalam."

Sana dan Momo hanya menurut.

"Sana, Momo ..."

"Ojisan." Sapa Momo pada tuan besar Myoui.

"Ada apa ini?"

"Mohon otousan ke kamar dan istirahat."

"Hm? Bicarakan depanku, jangan di belakang." Ucapan tuan besar Myoui singkat namun tajam membuat nyonya Myoui terdiam dan juga Sana dan Momo semakin menundukkan kepala mereka.

"Hai ..."

"Sana, Momo jujur padaku, kenapa Mina bisa seperti itu?"

Bulu kuduk Sana dan Momo merinding. Mereka tak berani menatap nyonya Myoui.

Brak!

Nyonya Myoui menggebrak meja ...

"Aku pikir dengan dia kembali, kalian bisa menjaganya."

"Cukup ... Jangan perlakukan cucuku seperti kriminal. Ini semua juga karenamu. Jika saja kau tak memisahkan dia."

Mata nyonya Myoui melotot. Bagaimana tidak, kenangan yang ditutup rapat hanya Sana yang tahu, akan di bahas tuan besar Myoui di hadapan Momo.

"Otousan cukup ..."

"Mereka sudah bertemu."

"Apa!??" Kembali ia memandang ke arah Sana dan Momo.

"Bagaimana bisa?"

"Aku yang mengambil cicitku dan memberikan ke ayahnya."

"Otousan ..." Tatapan marah, kecewa diberikan nyonya Myoui.

"Biarkan mereka bahagia, sudahi amarahmu."

"Oba, izinkan Mina. Kasihan dia." Pinta Sana.

.

Disisi lain, Jeongyeon bersama Jihyo dan Ryujin tengah makan malam. Pikiran Jeongyeon melayang jauh pada Mina. Teringat tadi Mina pamit pulang setelah mereka makan siang bersama.

Tiba-tiba lamunan Jeongyeon memudar, kala Jihyo menggenggam tangannya.

"Tidak enak?"

"Hm ... Enak. Gomawo Jih." Ucap Jeongyeon.

"Jeong, hmm ... Maukah kau mengizinkanku menjadi pendampingmu? Merawat Ryujin?"

Mata Jeongyeon terbelalak, ia sedikit tersentak dengan permintaan Jihyo. Dia baru kembali, ini tiba-tiba sekali. Memang ada rasa dihatinya untuj Jihyo, namun semua itu kalah, kala Mina kembali datang ... Semuanya kembali, rasanya kembali.



















Gamut gweh aseli tiba-tiba. Gara-gara gada moment kayaknya ... Shipnya ke ntu" terus deh, udh dibooking kali ya ...

End aja lah

Night Without StarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang