Bintang Jatuh - II

36 7 44
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Himmel kembali membawa senyumnya yang lebar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Himmel kembali membawa senyumnya yang lebar. Manik-manik rumah bordil terbesar di Elsen telah memenuhi bayangan pikirannya. Koin rein dalam tiga kantong dikepal erat pria itu. Meski hasil merosot, setidaknya untuk sepekan ke depan, Himmel bisa berpuas nafsu dengan dua bunga terpuja yang harganya mahal pada deretan tingkat atas.

"Senyum puas kau, Tuan," sindir Zou dengan tawanya.

Himmel mengupas satu kain kantong dari tiga yang ia genggam. Dua belas keping rein berpindah tangan pada Zou. "Bagi berdua dengan anak itu. Kazu biar dapat jatahnya sendiri nanti."

"Segini aja? Cuma bisa empat kali makan," protes Zou.

"Sepekan ke depan, kau ikutlah bersamaku. Nanti kuberi enam kali lipat dari itu." Pria tersebut hempas tanpa sabar menghitung kepingan rien yang baru saja didapatkan.

"Yaela, pekerjaanku dalam sepekan bisa mendapatkan sepuluh kali lipat dari ini!" balas Zou dengan tampang wajah yang sudah tak ceria.

"Kalau ada yang membutuhkan jasamu," lanjut Kazu.

Zou berbalik pandang menatap temannya. "Diam kau, Kazu." Ia membuang napas sejenak. "Akhir-akhir ini aku memang ingin hibernasi sambil mencium aroma Elsen bagai surga itu. Lalu Putri Ninilu yang akan tampil di pusat kota Suirel. Wah ... nikmatnya. Lusa, akan berjumpa dengan ahli obat, nona Fyne-"

"Tidak ada yang boleh mengganggu My Lady!" sergap Kazu.

Tanpa terasa mentari sudah meninggalkan langit sungguhan. Kapal yang mereka injak juga mulai tergerak. Angin petang berbisik lembut. Awalnya meraba, lama-kelamaan tak tahu batasannya. Mereka mengikat tulang-belulang yang masih segar. Hingga membujuk mata untuk menutup jendelanya. Semua lentera hidup, mereka bahagia meskipun hanya hidup di gelap saja.

Dengan 1800 gerakan dan tiga puluh putaran jarum jam, kapal mereka telah singgah pada bibir Suirel. Wilayah ini merupakan salah satu wilayah yang bisa dibilang tidak peduli. Penjaga dan keketatan di pintu gerbang utama bisa dihitung jari. Wilayah sederhana yang nyaman dan minimum konflik. Keseimbangan yang rata dari lingkar tetangga.

Memang, tidak semewah Zamerznet, tak seramai Heping, dan penjagaan tidak seketat Chisai. Suirel lebih nyaman bagi para pendatang dengan segala bentuk hiburan yang disediakan. Mereka semua berpisah dengan kapal. Himmel membayar sewa parkir kapal dengan lima koin rein per-malamnya. Niat mereka, lusa akan pergi ke pusat kota Heping. Sementara besok, adalah hari suka-suka.

Oceanid LuiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang