CHAPTER 2

14 0 0
                                    

Matahari yang mencuri curi celah dari jendela kamar Clara sangat terang yang membuat nya bangun dengan rasa kesal
"Jam berapa sih masehhh?" Tanya nya kesal dengan berat hati ia melihat jam yang menunjuk pukul 6.30
"WHATT??!"pekik nya keras

Clara berlari di tangga sambil membawa tas nya"aduhh mampus gue astagaa"

"Non ini sarapan sudah jadi" ujar BI Ina dengan sopan"aduh bi Clara ga sempet makan,"Clara langsung mengambil dua lembar roti yang olesi selai rasa bluberi "pigi yh biii" ucapnya teriak
"Astaga non kalau maag nya Kambuh gimana?"jawab BI Ina panik  setelah Clara tak nampak lagi

Tak lama itu mang Udin sudah membuka pintu dan membawa mobil dengan lumayan cepat karena Clara sedari tadi sudah merengek
"Lah non di depan macet"ujar mang Udin

"Disini aja mang gpp nanti Clara bisa terlambat" jawab Clara sambil keluar dari mobil. Memang jarak nya dengan sekolah tidak terlalu jauh lagi maka dari itu ia harus berlari hingga

"Pak pintu nya di bukain yah,yah,yah" mohon Clara frustasi
"Ngak bisa!,kamu itu sudah pernah saya kasih masuk sekali" tegas penjaga gerbang itu, tak lama itu suara bising motor datang dan memarkirkan motor nya. Dengan enteng lelaki itu ke belakang sekolah karena ia tau bahwa pagar sudah terkunci

Karena rasa Kepo Clara meronta ronta walaupun dalam situasi seperti ini ia tetap saja mengekori pria itu hingga tak sadar

Tak

Kepala Clara terantuk pada dada bidang lelaki itu, sebenarnya lelaki itu sudah dari tadi mempunyai firasat bahwa gadis itu mengikuti nya ternyata benar, lelaki itu pun berbalik karena ingin menegur tetapi malah ini yg terjadi

"Aduh pala guee " ujar clara jengkel sambil menggosok-gosok kepalanya
"Loh yg se-enak nya aja balik bada lihat dong gue disini"reog Clara tak tau malu

Justin menaikkan alis nya satu,mengapa ia yg di salahkan?" Ujar nya dalam hati

Tak lama itu Justin yg memanjat tembok tiba-tiba saja kaki nya satu lagi di tarik Clara hingga Justin terjatuh

"Lo ngapain hah?!!" Ujar nya geram
"Yah habis Lo mau manjat gak ngajak ngajak, gue kan juga mau masuk" sewot Clara tak mau kalah
"Urusan gue?" Tanya dingin Justin yg membuat suasana mencekam Bahakan muka di depan nya saja seperti singa yang akan menerkam nya kapan saja.

"Eh, bukan sih tapi bantu lah, loh gak kasihan apa liat gue gini"ucap clara sambil menunjuk diri nya yang terlihat seperti orang goblok

"Ga"
"Bantuin lah jahat banget si Lo gimana kalau misalnya bunda Lo gak ada orang nolong padahal lagi butuh??,Lo harus baik sama perempuan gara-gara bunda Lo perempuan juga Iyahkan??" Tanya clara beruntun

"Kan GK mungkin kayak Ragil" lanjut Clara mencibir

"ga urusan gue sama Lo" decak Justin
"Pelit banget si loh, yaudah awas! Gue mau manjat,itu mata Lo di  tutup!" ucap clara sambil memanjat tembok walau sangat susah."haah emang pelit banget loh bilang aja mau ambil kesempatan dalam kesempitan"oceh Clara yang masih berusaha sementara Justin sudah berada di atas entah dari kapan pun Clara tak melihat nya naik tadi

"What??" Pekik Clara yang akan terjatuh dan

Hap

tepat sebelum jatuh Justin menggenggam tangan lembut milik Clara dan menolong nya naik ke atas tembok.

"Bodoh" ujar Justin dengan tatapan mengejek
"Pala Lo pe'a "tak lama itu Justin melompat turun
"Ehh tunggu gue,kalau nggak bantuin deh" pekik  Clara
Justin tetap berjalan dengan angkuh dan tidak peduli,pikirnya sudah cukup tadi dia menolong gadis itu

Tak

"Awshh" ringis Clara yang tangan nya sudah terluka. " Heh kalian!! Berani sekali, hormat tiang bendera sana!!" Ujar guru BK garang itu

Clara Gissela MillanoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang