𝐁𝐚𝐠𝐢𝐚𝐧 𝟗: 𝐊𝐚𝐛𝐚𝐫 𝐁𝐚𝐡𝐚𝐠𝐢𝐚

135 14 0
                                    

𝙏𝙞𝙣𝙜 𝙩𝙤𝙣𝙜......

Suara bel berbunyi menandakan ada tamu. Iwaizumi pergi membuka pintu sehabis setelah menyuapi Oikawa bubur.

"Ah dokter Shirabu, silahkan masuk" Iwaizumi mempersilahkan dokter yang yang di telponnya tadi.

"Terimakasih tuan Iwaizumi" Shirabu permisi saat melangkahkan kakinya memasuki rumah Iwaizumi.

Shirabu mengikuti Iwaizumi menuju ruangan yang di tempati oleh Oikawa.

"Selamat siang nona Iwaizumi" sapa Shirabu dengan senyumnya dan juga dibalas senyuman oleh Oikawa.

"Aku tadi sudah mendengar tentangmu dari tuan Iwaizumi" ucap Shirabu.

"Kau jangan terlalu kaku dan formal denganku Ken" Oikawa jengah melihat Shirabu yang selalu kaku saat berbicara dengannya.

Shirabu dan Oikawa sudah kenal lama karena Shirabu adalah adik dari suami temannya yang tak lain adalah Semi Eita yang sekarang sudah menjadi Ushijima Eita.

"Baiklah-baiklah, aku tidak akan kaku dan formal lagi denganmu" balas Shirabu.

"Aku akan memulai pemeriksaan" ucap Shirabu.

Lima menit sudah berlalu setelah Shirabu mengecek keadaan Oikawa. Tidak ada yang serius, tapi ada satu hal yang membuatnya sedikit tidak menyangka. Dan itu mungkin akan sangat bahagia bagi kedua orang yang berada di depannya.

Iwaizumi yang melihat Shirabu tersenyum sendiri tanpa Iwaizumi tahu apa yang sedang Shirabu senyumkan. Sedangkan Oikawa tau maksud dari senyum Shirabu.

"Tidak ada hal serius, jadi tidak perlu khawatir. Mungkin ini efek usia janin yang baru hanya beberapa minggu" ucap Shirabu dan Iwaizumi sedikit ngeleg dengan ucapan Shirabu.

"Hah? Maksudmu? " tanya Iwaizumi yang memang tak paham dengan  perkataan Shirabu.

"Kau belum memberitahu nya Tooru_san? " tanya Shirabu dan Oikawa hanya menggeleng. Iwaizumi menatap bingung kepada kedua wanita di depannya.

"Kalian pada membicarakan apa? " tanya Iwaizumi dengan wajah datarnya.

"Ah, baiklah. Saya akan memberi tahu mu Iwaizumi_san. Selamat anda akan menjadi seorang ayah" ucap Shirabu dengan senyuman yang ada di wajahnya.

"Hah? "

Lagi-lagi Iwaizumi bingung dengan perkataan Shirabu.

"Maksudmu Tooru hamil? " tanya Iwaizumi dan di angguki oleh Shirabu.

"Kandungannya masih tiga minggu. Jangan biarkan Tooru_san kelelahan dan banyak pikiran karena itu akan berdampak kepada janinnya" ucap Shirabu dan di angguki oleh Iwaizumi.

Iwaizumi masih tak percaya dia akan menjadi seorang ayah. Rasanya ia sangat bahagia saat mendengar kabar istrinya hamil.
𝟐𝟎.𝟐𝟗

Setelah mengantar Shirabu ke depan, Iwaizumi langsung balik ke kamar.

Sesampainya di kamar, Iwaizumi memeluk dan menciumi wajah istrinya. Ia sangat berterima kasih kepada Oikawa. Ia sangat bahagia saat mendengarnya.

Tapi setelahnya, Iwaizumi melihat wajah Oikawa seperti ingin menangis. Lalu Iwaizumi langsung menangkup wajah Oikawa.

"Kenapa hmm? " tanya Iwaizumi. Mata Oikawa berkaca-kaca menatap wajah Iwaizumi.

"Hikss..... Apa y-yang di k-kantor tadi itu hikss.... B-benaran? " tanya Oikawa dengan wajah yang basah dengan air mata. Hidungnya tampak sekali berwarna merah karena dia memiliki kulit seputih susu.

"Tidak, dia hanya pengganggu. Dia adalah karyawan baru. Aku juga tidak suka kepadanya. Aku juga tidak tau kenapa dia bisa lulus interview" jawab Iwaizumi. Oikawa semakin menangis.

"Sudah, jangan menangis terus. Nanti dedeknya juga ikutan sedih kalau mamanya sedih" Iwaizumi memgecupi pucuk kepala Oikawa dan terus mengusap punggung Oikawa yang berada dalam pelukannya.

"M-maaf...... Hikss...... " ucap Oikawa di sela isakannya.

"Untuk? "

"M-maaf.... Hikss telah m-menuduj-mu yang tidak-tidak hikss..... " Oikawa terus terisak.

"Sudah, tak perlu menangis. Aku juga sudah memecatnya dari kantorku dan juga sudah memarahi karyawan yang tidak becus saat memilih karyawan baru" Iwaizumi terus mengusap punggung Oikawa. Bajunya sudah basah oleh air mata Oikawa.

"Aku hanya takut kau akan meninggalkan ku" Oikawa mengatakan kalimat itu dengan suara lirih dan kecil. Tapi masih didengar oleh Iwaizumi.

"Aku tidak akan pernah meninggalkan mu, sampai nanti maut sendiri yang memisahkan kita" ucap Iwaizumi lalu mengecup pucuk kepala Oikawa.

"Kau janji? " tanya Oikawa memastikan sambil menatap mata Iwaizumi.

Iwaizumi menganggukkan kepalanya dan tersenyum kepada Oikawa. Dapat Oikawa lihat dari mata Iwaizumi, tidak ada kebohongan di dalamnya. Yang ada hanya ketulusan hati seorang Iwaizumi Hajime.



𝐁𝐞𝐫𝐬𝐚𝐦𝐛𝐮𝐧𝐠..........

Nih, masih seru kagak nih ceritanya. Cuman tinggal beberapa bab lagi tamat dah mungkin ceritanya tamat atau tambah panjang mungkin ceritanya.

𝐓𝐞𝐚𝐜𝐡𝐞𝐫 𝐌𝐲 𝐇𝐮𝐬𝐛𝐚𝐧𝐝Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang