Bab 1

19.5K 508 7
                                    

Hallo semua ^^
Mohon maaf nie kalau "pieces of the moon" belum bisa dilanjutkan dan tiba-tiba saja, author plin-plan ini sudah posting cerita baru. Hahaha...

Mohon maaf bagi para muslim yang lagi berpuasa, saya harap membaca cerita ini disaat kalian sudah berbuka yah.., karena saya tak berani menjamin kalau imajinasi kalian ikut terbawa ke dalam cerita yang sedikit agak erotis ini.

Jangan bilang kalau saya tidak memperingatkan lo ya.., saya sebagai umat beragama juga menghargai kalian yang sedang melaksanakan puasa, jadi saya wanti-wanti agar tidak membacanya disaat kalian menunggu saat-saat berbuka
-_-"

Cerita ini khusus 19+, sebagian kata-kata erotis dan sedikit vulgar akan berkeliaran. Hahaha..
Hope u enjoy...

Begin the story.

Berkas-berkas berserakan diatas meja, diatas tumpukan itu terdapat selembar kertas dengan potret seorang gadis dengan rambut panjang bergelombang tengah memegang sebuah buku dipelukannya. Senyum polosnya memberikan kesan cantik natural yang mampu menyihir setiap mata pria yang melihatnya. Diseberang meja, bersedekap di dada sambil memandang jauh menembus dinding kaca didepannya. Sorot mata yang begitu dingin dan tanpa ekspresi apapun, Mike Hoston. Seorang pemilik perusahaan yang bergerak dibidang pertanian, usaha yang ia bangun sendiri , bukan dari hasil warisan ataupun pemberian. Ia yatim piatu, dibesarkan di sebuah panti asuhan kecil dipinggiran kota, sejak kecil ia bekerja keras dan menabung sedikit demi sedikit agar bisa memiliki sepetak tanah yang ia tanam dengan berbagai macam jenis buah-buahan. Kerja keras dan tak pantang menyerah itu kini terbayarkan sudah, ia kini berdiri diatas kakinya sendiri dengan bangga menunjukkan pada dunia bahwa ia adalah orang yang patut diperhitungkan. Ia berjalan anggun pada sebuah telepon diatas meja kerjanya. Menekan beberapa angka sebelum akhirnya terhubung pada sang pemilik diseberang sana.

"Jalankan rencana sesuai instruksiku."

"..."

"Ya, pastikan ia tak curiga sedikitpun."

"..."

"Ya."

Singkat, padat, dan jelas. Begitulah Mike, wajah dingin dan tak banyak bicara merupakan ciri khasnya. Hidup selama 28 tahun dan terkenal dengan julukan pria tampan yang misterius. Meski wajahnya sering masuk majalah bisnis dunia yang menduduki 10 besar orang tersukses, tak membuatnya tertarik pada setiap wanita yang dengan suka rela menyerahkan diri padanya. Mike Hoston, ia hanya terpaku pada satu nama dan satu wajah yang selalu terpahat sempurna di hati dan pikirannya. Wajah seorang gadis kecil yang dulu mengulurkan tangan mungilnya hanya untuk menghapus air mata seorang Mike yang hina dan kotor. Gadis berhati malaikat dengan senyum sepolos bidadari. Diana. Hanya dia dan harus dia. Ya. Itulah Mike, apapun yang menjadi kehendaknya, maka itu harus terjadi, sekalipun ia harus mengorbankan hati orang lain.

Flashback!!

Seorang anak terlihat meringkuk diatas tanah, bajunya yang memang sudah kotor kini bertambah kotor akibat lumpur dan injakan kaki orang yang menendangnya tanpa ampun.

"Dasar anak tak tahu diri! Sudah yatim piatu, kotor, dan sekarang kau mencuri roti dari dapurku? Hah??" Seorang pria dengan pakaian chef bertubuh tambun itu kembali mengayunkan kakinya kearah punggung sang anak. Sedangkan anak yang sedari tadi ia pukuli tak menampakkan ekspresi apapun, wajahnya tetap dingin dan kaku.

Tiba-tiba terdengar derap langkah dari dalam sebuah rumah megah dibelakangnya.
"Apa yang terjadi, Nike?" Seorang anak lelaki berusia sekitar 15 tahun mendekat kearah pria tambun yang kini tak lagi memukuli sang anak yang ia maki-maki.

"Dia mencuri sepotong roti, tuan muda. Dan ini sudah yang kelima kalinya." Anak lelaki itu mengernyitkan dahinya. Menatap iba pada sang anak didepannya yang berlumuran lumpur dan luka lebam disekitar tubuhnya.

Reach To YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang