Hai.., authornya fast update nih.. hahaha..Hope u like it yah..
Enjoy the story...
Seorang gadis tengah membungkuk didepan sebuah wastafel dengan dinding putih tanpa cela. Gadis itu membungkuk kembali ketika dirasa sesuatu didalam tubuhnya bergejolak ingin dikeluarkan. Ia menghidupkan keran air dan membasahi mulutnya, menghilangkan rasa tak enak disekitarnya. Nafas gadis itu memburu, pusing dan mual akhir-akhir ini selalu menjadi rutinitasnya. Ia menegakkan tubuhnya melihat pantulan wajahnya didepan kaca wastafel. Pucat. Gadis itu, Deen.
Ia memejamkan kembali matanya, ketika ia merasakan serangan pusing yang hampir membuatnya ambruk, kedua tangannya menggenggam erat pinggiran wastafel menahan berat tubuhnya. Ia sadar apa yang terjadi pada dirinya saat ini, akan tetapi ketakukan yang amat sangat besar membuatnya menyangkal segala akal sehatnya sekarang. Ia berjalan perlahan keluar dari kamar mandi, merebahkan tubuhnya diatas ranjang sambil sesekali memijit keningnya. Deen mengedarkan pandangannya pada sebuah kalender dinakas sebelah kiri ranjangnya, ia kembali memejamkan mata ketika dunianya kembali berputar. Ia sudah tak mendapatkan haidnya lebih dari tiga minggu. Deen menggigit bibir bawahnya, sebuah ketukan membuatnya kembali membuka mata.
"Masuk."
Seorang gadis dengan pakaian pelayan memasuki kamar dengan sebuah nampan dikedua tangannya, asap mengepul di atas nampan yang berisi sebuah cangkir.
"Nona, teh mint ini akan sedikit membantu mengurangi rasa mual anda." Deen menegakkan tubuhnya perlahan bersandar pada kepala ranjang. Ia meraih cangkir yang diulurkan padanya dan menyesap isinya perlahan. Aroma mint menyambutnya menghantarkan rasa nyaman disekitar mulut dan lambungnya.
"Apa ada sesuatu yang nona butuhkan kembali? Saya akan membawakannya untuk nona."
Deen menatap pelayan didepannya seksama, bathinnya berkecamuk antara mengatakan hal yang dibutuhkannya atau tidak. Gadis pelayan didepannya mungkin beberapa tahun lebih tua darinya, meminta bantuan sedikit rasanya akan baik-baik saja.
"Bolehkan aku memintamu membeli sesuatu?"
Gadis pelayan itu terdiam sesaat, tapi dengan cepat ia mengangguk. Deen mengutarakan maksudnya dengan pelan, gadis pelayan itu sedikit menatapnya dalam namun ia tetap mengangguk dan segera pergi dari kamar Deen.
----
Deen memejamkan matanya, ia takut kalau kekhawatirannya selama ini menjadi kenyataan, ditangan kanannya ia memegang sebuah benda persegi panjang mungil. Deen takut-takut membuka kedua matanya, ia terpaku. Dua garis. Tubuh gadis itu merosot dibawah lantai dingin kamar mandi. Buliran cairan bening kembali membanjiri kedua pipinya.
"Ya Tuhan.., maafkan aku Tuhan. Maafkan aku..." isak Deen tertahan. Deen positif mengandung. Janin kecil milik pria bernama Mike Hoston yang telah merenggut kehormatannya dengan cara yang salah. Deen menutup mulutnya, meredam isakan yang semakin menjadi.
-----
Disisi lain, seorang pria menatap jauh kedepan dengan sebuah telepon di telinganya.
"..."
"Kirimkan hasilnya padaku."
"..."
"Jaga dia baik-baik, apabila aku dengar ia melukai dirinya sendiri. Aku jamin kau tak akan hidup lebih lama lagi."
"..."
"Ya."
Ia menutup sepihak teleponnya. Kedua tangannya kembali ia masukkan kedalam saku celana. Ia menghembuskan nafas sesaat bersamaan dengan ketukan dipintu ruangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reach To You
RomanceMike Hoston. Pria keras kepala yang pantang menyerah. Ia kaya, tampan, dan apapun yang ia inginkan harus menjadi miliknya. Hidup selama 28 tahun tanpa pernah memiliki rasa tertarik akan lawan jenis. Tapi, suatu kecelakaan mempertemukannya dengan gad...