Aku melipat sajadah ku setelah solat isya. Pia sudah pulang jam 7 tadi setelah kami selesai makan malam. Aku dan Pia memesan makanan dari salah satu restoran. Aku malas masak, karena pasti Pak Nasril juga sudah makan malam di luar dengan teman-temannya.
Aku membaringkan tubuhku di ranjang, setelah mengambil satu majalah di rak buku. Aku membolak-balik majalah itu dengan bosan.
"Ngapain lagi ya biar enggak bosan?" Tanya ku pada diri sendiri.
Aku melangkah ke arah lemari,
"Rapiin lemari baju aja kali ya" Celetuk ku.
Aku membuka pintu lemari. Dimulai dari lemari baju pak Nasril, aku membereskan dasi nya yang berserakan dan beberapa jas yang tergantung asal. Setelah selesai aku membuka pintu lemari tempat baju ku berada. Aku membereskan beberapa baju yang keluar dari lipatan. Saat membuka laci bawah mataku tertuju pada satu kotak. Ah aku ingat, itu adalah kado yang diberikan Pia waktu aku mengambil barang-barangku di kontrakan.
Aku mengambil kotak itu membawanya ke atas ranjang. Oke mari kita unboxing kado pemberian Pia, aku sudah penasaran apa isinya.
Saat kotak terbuka, ada satu dress pendek disana. Aku menariknya keluar. Cantik, tapi sedikit terbuka di bagian tertentu, dress putih ini lebih mirip lingerie tapi sedikit lebih sopan. Aku mengambil kartu ucapan di dalam kotak itu, lalu membacanya.
To my best roomate,
Happy wedding, semoga lu bahagia selalu. Oh ya jangan lupa dress yang gue kasih di pakai di depan laki lu, biar lu cepat-cepat kasih gue ponakan.Cih, decak ku setelah membaca kartu ucapan itu. Aku tidak mungkin memakai dress ini di depan Pak Nasril. Seketika satu ide terlintas di kepala ku, mumpung Pak Nasril tidak ada dirumah lebih baik aku mencoba dress ini.
Aku sudah menukar baju ku dengan dress dari Pia, sekarang aku sedang berdiri di depan cermin memutar tubuh ku untuk melihat keseluruhan bentuk dress ini di tubuh ku. Sampai akhirnya aku terdiam ketika pintu kamar terbuka dan Pak Nasril muncul dari sana menatap ku penuh arti.
🍃🍃🍃
Pov Nasril
Aku mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi. Sesekali aku mendapat teguran klakson dari pengendara lain. Tapi aku tak peduli, aku ingin cepat-cepat sampai kerumah untuk mandi agar menghilangkan rasa panas ini.
Sekarang aku baru sadar, bisa jadi espresso yang tadi ku minum sudah di campurkan dengan sesuatu. Apalagi pelayan tadi terlihat mencurigakan, dan setelah itu tiba-tiba Dewi muncul. Sial, dugaan ku semakin kuat ini pasti ulah Dewi, dia sengaja menyuruh pelayan tadi mencampurkan obat perangsang di minuman ku sehingga aku bergairah seperti ini.
Meskipun tadi aku sempat tergoda karena dibawah pengaruh obat sialan ini untung aku cepat tersadar dan mengingat istriku dirumah. Cih dia kira aku akan tergoda dan tidur dengannya, jangan harap.
Aku sudah memarkirkan mobil ku di teras rumah. Dengan tergesa-gesa aku memasukkan kunci untuk membuka pintu. Aku melempar sepatu ku asal. Aku tak melihat Hani, mungkin dia di kamar. Aku membuka pintu kamar dengan kasar
Aku dan Hani sama-sama terkejut. Hani terkejut karena aku yang mendadak muncul, sedangkan aku terkejut karena melihat penampilan Hani.
Aku menatap istriku itu dari atas sampai bawah, aku menelan ludah ku kasar. Nafsu ku sudah di ubun-ubun rasanya.
Hani yang risih karena aku tatap mencoba mengalihkan.
"Bapak pulang kok enggak kedengeran?" Tanya hani
Aku masih terdiam, mencoba mengendalikan diriku. Bagaimana tidak, bayangkan saja aku yang sedang nafsu-nafsunya di suguhkan dengan penampilan Hani yang terlihat sexy malam ini. Tumben-tumbenan istriku itu memakai dress kurang bahan malam-malam begini.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Hani
General FictionNasril Khairi, seorang pemuda yang cukup populer dikalangan wanita, tapi sikap dingin nya tak jarang membuat wanita menganggap nya pria yang sombong. Sedangkan Hani Pratiwi adalah gadis yang baik, ceria, dan mandiri, banyak lelaki yang menyukai nya...