Prolog

93 33 0
                                    

Hai, Nora

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hai, Nora.

Maaf jika ini terlihat aneh, tapi banyak hal yang ingin kuungkapkan.

Semua berawal dari senyum yang dengan mudahnya mengalahkan sinar rembulan malam itu. Jujur saja, rasanya waktu berhenti kala itu. Saat bibir itu mengucapkan nama, saat tangan itu meraih tanganku, rasanya jantungku bekerja dengan kerasnya memompa darah ke pipi.

Semua kalimat hangat yang terucap olehmu layaknya selimut untukku. Maaf jika aku hanya mengandalkanmu, tanpa mengetahui beban yang telah dipikul oleh sang pundak.

Izinkan aku untuk berhenti menjadi penonton hidupmu.

Izinkan aku untuk turut berjalan di sebelahmu.

Izinkan aku untuk turut menjadi tokoh utama dalam kisah indahmu.

Aku pun ingin menjadi angin yang senantiasa mengusir awan gelap yang menyelimutimu. Ingin menjadi mentari yang senantiasa menghangatkan harimu.

Ya, aku telah jatuh.

Maaf aku tidak dapat mengatur sang hati untuk berkata sebaliknya.

Tangannya kembali melipat kertas yang sudah lama terlipat, bersembunyi di dalam salah satu buku lamanya. Kertas yang sudah mulai menguning itu baru sempat ia temukan.

Tangannya menggenggam. Tangisnya ia bungkam. Hanya tetesan air yang berlomba terjun dari matanya. Selaras dengan hujan yang turun dengan derasnya malam ini. Ia dan langit seolah berlomba.

Sesal dan sesak memenuhi dadanya. Otaknya terus memutar banyak skenario jikanya. Jika saja ia lebih cepat membuka surat itu, mungkinkah ia masih dapat menggenggam tangan itu. Jika saja ia memberanikan diri mengutarakan, mungkinkah ia masih dapat melihat senyum itu.

Di tengah tangisnya, Annora terkekeh.

"Bodoh. Selama ini kamu sudah menjadi mentari untukku," lirihnya.

Untaian kata serta hangat pelukan yang menemaninya kala itu telah pergi. Menyisakan rindu yang hanya dapat ia genggam. Rindu yang semakin lama menjadi duri untuknya.

Jika ia diberi kesempatan kembali, hanya mengatakan bahwa ia pun telah jatuh rasanya sudah cukup. Jika ia diberi kesempatan kembali, hanya mengatakan bahwa ia selalu menikmati tiap detik kebersamaan mereka saja rasanya sudah cukup.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Whisper of the Silent Hearts [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang