05

35 26 0
                                    

Rasanya ia harus berterima kasih pada Sky

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rasanya ia harus berterima kasih pada Sky. Berkatnya, ia dapat melihat gadis yang ia sukai tiga kali dalam seminggu. Jadwal yang berubah membuatnya hanya memiliki dua hari untuk bekerja dengan waktu yang sama dengan Annora.

"Mbak, saya nggak pesen yang ini!" Pekikan dari seorang pengunjung menarik perhatiannya. Di salah satu meja, seorang wanita paruh baya tengah berdiri. Telunjuknya berulangkali mengarah pada seorang pramusaji yang mungkin baru saja mengantarkan makanannya.

"Nora?" gumamnya saat matanya mengenali salah satu pemeran yang menjadi pusat perhatian seisi Solar Beans.

"Ma-maaf, Bu." Annora lalu menaruh kembali makanan yang sudah berada di atas meja itu kembali pada nampannya.

"Lain kali kerja yang bener!" Sang pengunjung masih berdiri, kali ini dengan melipat kedua tangannya sembari memerhatikan Annora. "Percuma bosnya gaji kamu kalo kerja gini aja gak becus."

Harsha enggan menjadi penikmat, kakinya lalu dengan cepat menghampiri sosok yang mungkin membutuhkan bantuannya. Tangannya sudah menggenggam erat. Lelaki itu tengah menahan amarahnya.

"Maaf, Bu. Ada yang bisa saya bantu?" tanyanya pada pengunjung itu. Matanya lalu memberikan kode pada Annora untuk pergi. Tidak ingin gadis itu menjadi santapan mata penasaran pengunjung lain.

"Saya gak pesen spaghetti, saya pesen pasta!" Sang pengunjung masih menjawab dengan nada tingginya.

Harsha lalu mengeluarkan secarik kertas berisi pesanan sang pengunjung. "Di sini Ibu pesennya Aglio Olio, ya Bu?" Pertanyaan Harsha yang menggunakan nada tenangnya berhasil mendapat respon anggukan dari pengunjung itu.

"Aglio Olio, itu bahannya pakai spageti kering, itu pasta juga, Bu," jelas Harsha.

"Heh, kok kamu gak sopan ngajarin orang tua? Mana bos kamu?" Rasanya tindakan Harsha salah. Penjelasannya seolah hinaan bagi pengunjung berbaju merah itu. Suaranya semakin memekik, semakin mengganggu pengunjung lain.

Beruntung Orbit ada di tempat, lelaki itu lalu berjalan menghampiri setelah menyelesaikan urusannya di dapur. Badannya ia bungkukkan berulang kali sebagai bentuk permintaan maafnya.

"Maaf, Bu. Bisa kita bicara di dalam?" Orbit bertanya dengan nada pelannya.

"Nggak! Di sini aja, ngapain pindah?"

"Atau, nanti security yang narik Ibu?" Orbit melanjutkan dengan nada mengancam. Senyum masih tampak di wajahnya, menambah kesan menyeramkan di otak Harsha yang berada tepat di sebelahnya. Lelaki itu membuat catatan untuk tidak memantik api emosi bosnya lain kali.

***

Geandra kembali memeriksa ponselnya, memastikan jam dan lokasi yang ia tuju sudah benar. Gadis itu lalu memeriksa penampilannya pada kaca jendela kedai kopi tujuannya itu. Ia takut jika penampilannya tidak cocok atau berlebihan.

Whisper of the Silent Hearts [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang