Hai, jangan lupa follow, vote dan komentarnya!
***
Jam istirahat ini aku habiskan dengen mengobrol berdua dengan Ajun. Dia pun tidak masalah karena tidak bisa mengobrol dengan teman-temannya di kelas.
"Maaf, Kak Senja." Seseorang menghampiri kami yang sedang mengobrol.
"Ada apa, Arfan?"
"Kakak bakal bawa laptop sama infokus lagi kan ke kelas?"
Aku mengangguk pelan.
"Biar aku sama Ivan yang bawain," lanjut Arfan.
Aku reflesks melirik Ajun setelah mendengar ucapan Arfan. Kenapa aku berharap kali ini akan dibantu oleh Ajun? Padahal kelas Ajun kan di bawah.
"Kalian ke kelas aja, nanti biar aku yang bawain laptop sama infokusnya," kata Ajun pada dua adik kelasnya.
"Oh, ya udah kalau gitu. Biar sekalian ke kelas aja makanya nawarin," sahut Ivan.
"Kita ke kelas dulu ya, Kak, Jun," pamit Arfan. "Assalamu'alaikum,"
"Wa'alaikumsalam,"
Dua siswa kelas XI itu mengilang dari pandangan kami. Aku kembali terdiam. Jika boleh, aku ingin seseorang menggantikanku mengajar di kelas XI-Agama. Aku tak ingin berdebat dengan Harun. Berdebat dengannya hanya akan membuat moodku buruk dan tak fokus mengajar. Bagaimana ini, ya Allah!
"Kak," Panggilan Ajun membuat lamunanku buyar.
"Kakak pasti bisa kok, nanti juga Harun bakal capek sendiri. Pokoknya Kakak yang tegas aja biar dia gak ngelawan," papar Ajun.
Aku menghela napas berat. Setidaknya moodku tidak terlalu buruk setelah berbicara dengan Ajun. "Iya, Jun. Makasih udah dengerin cerita aku."
Ajun menganggukkan kepala. "Jangan sungkan kalau mau cerita lagi."
"Hmmm. Eh, sebentar lagi bel masuk nih." Aku melihat jam yang melingkar di tanganku.
"Ya udah, aku bantuin bawa infokus sama laptopnya." Ajun beranjak dari tempat duduknya.
"Emang bisa bawa dua-duanya sendiri?"
"Insya Allah, nanti aku bantu pasangin juga. Yuk!" Ajun berjalan mendahuluiku ke ruang BK.
Lima menit sebelum bel berbunyi, aku memang sudah masuk ke kelas. Karena aku harus memasang infokus dulu. Sejauh ini, jika pembelajaran menggunakan media akan terasa lebih mudah. Siswa juga tidak akan jenuh karena harus melihat banyaknya tulisan di papan tulis.
"Ke kelas sekarang, Ja?" tanya Nadia saat melihatku masuk ke ruang BK.
"Iya, mau pasang infokus dulu. Nanti dibantuin, Ajun,"
Nadia melirik ke arah siswa yang berdiri di belakangku. "Oh, iya. Semangat, Ja. Jangan marah-marah terus ke Harun."
"Hehe gak janji ya, soalnya Harun bikin suasana hatiku buruk terus. Jadi bawaanya pengen ngomel mulu." Aku menampakkan cengiran agar tidak badmood lagi.
![](https://img.wattpad.com/cover/352091160-288-k914341.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja Bersamamu (END)
Teen Fiction⚠️Wajib follow sebelum baca ⚠️ Jangan lupa tinggalkan jejak, minimal vote *** "Senja selalu membuatku terus menyukainya. Karena dia selalu memberiku kehangatan dan ketenangan di saat dunia memberiku banyak masalah." -Harun. "Jika aku bukan senja yan...