"Sempurna"
Tidak sia-sia usaha Qiana beberapa jam yang lalu dapat mengubah kamar dari buruk menjadi bagus. Menatap dirinya melalui cermin dapat ia lihat banyak butiran keringat dan rambutnya yang lepek. Tanpa berpikir panjang, Qiana mulai memanjakan diri dengan air segar. Usai kegiatan tersebut dia langsung berbaring diatas ranjang empuknya.
Dalam keterdiaman, Qiana berpikir jika lebih baik ada pembantu disini. Dia pasti akan membantu Qiana disaat Qiana akan sibuk mengurus toko kuenya. Qiana menoleh kesamping saat mendengar nada dering dari ponselnya. Kaliya.
"Hm, ada apa?"
"Qia, aku sepertinya tidak bisa ikut. Ibuku sedang sakit." Qiana terdiam sesaat. Sesampainya dia dinegara ini belum lagi dia bertemu dengan ibu Kaliya sosok yang menjadi pengganti ibu Qiana.
"Tak apa aku dapat pergi sendiri. Sampaikan salam aku pada Tante Fely. Lain kali aku akan berkunjung ke sana." Panggilan terputus. Qiana melihat jam dari ponselnya, hari sebentar lagi akan siang lebih baik dia segera pergi sekarang. Lagipula kegiatan membersihkan kamarnya sudah usai.
"Tidak buruk"
Qiana merasa lokasinya yang dipilihnya adalah lokasi yang cocok. Tempat yang strategis. Jika dia berhasil membuka toko disini, berarti ini adalah toko ke-empat yang dia buka. Selagi dia berasa disini, Qiana memutuskan untuk berkeliling sebentar. Dia juga tidak begitu sibuk pada hari ini.
Seperti kata orang, kalau nasib sial tidak ada yang tahu. Kini nasib itu sedang berpihak kepada Qiana. Sial.
"Lady, apa kau tidak lihat jalan. Lihat apa yang sudah kau lakukan". Qiana menatap pria yang baru beberapa menit telah menabrak tubuhnya.
Berapa tingginya? Mungkin 190? Tampak seperti pohon. Batin Qiana dan kembali tersadar kala tangan pria itu melambai-lambai tepat didepan wajahnya.
"Aku tahu aku tampan tapi kau harus mengganti kerugian ini." Pria angkuh. Aku tahu kalau manusia itu sangat banyak dan memiliki beragam sifat. Tapi yang ini adalah spesies baru.
Qiana merapikan baju dan rambutnya lalu menatap pria yang sedang bersedekap tangan. Pria angkuh.
Qiana mengeluarkan beberapa lembar dan menyodorkannya. Pria itu hanya menatap sekilas uang itu dan mulai berjalan melewati Qiana.
"Donna problematica". Qiana berbalik badan usai mendengar ucapan dari pria itu. Qiana terdiam sesaat lalu merapikan rambutnya yang terkena angin.
"Apa baru saja dia mengumpat?" Batin Qiana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kue atau Bunga
RomancePernah mendengar istilah "hidup bagaikan rollercoaster" atau "hidup adalah jalan cerita yang tidak bisa ditebak". Tentu hidup adalah hal yang menyenangkan walaupun kita tidak tahu apa itu hal baik atau hal buruk. Sama halnya yang dirasakan oleh Qian...