10

1.2K 145 5
                                    


1 bulan setelah KKN, rasanya Minji begitu bebas untuk melakukan aktivitasnya. Memang sih, masih ada beban skripsi yang harus diselesaikan. Tapi, selebihnya Minji dapat menjalani harinya dengan lebih normal.

Di saat ketambahan pikiran pun, itu tak jauh-jauh dari Hanni. Mereka sama sekali belum bicara lagi setelah hari itu. Entah mengapa, Minji takut ingin meluruskan semuanya.

Dan perihal Jeongwoo...

Minji dan pemuda itu sama sekali tak mempunyai hubungan apa-apa selain hubungan sebagai teman. Saat KKN, Jeongwoo memang banyak bercerita perihal salah seorang guru yang bekerja di sekolah tempat mereka melakukan KKN. Katanya sih guru itu ditakdirkan untuknya seorang. Aih...

Lantas, Minji terbahak ketika mendengar itu. Tapi ia tetap mendukung Jeongwoo dan cintanya tanpa sedikitpun mendikte pemuda itu. Inilah faktor yang membuat keduanya jadi dekat, ditambah lagi Minji bukan tipikal perempuan yang suka bocor.

Saat memerjuangkan cintanya, Jeongwoo sempat diperingati oleh Minji bahwa pemuda itu harus tetap profesional selama KKN. Pun, dia tak boleh melepas tanggungjawabnya sebagai ketua koordinator— yang selama ini bisa jadi banyak orang mengira bahwa Kim Minji lah ketua koordinatornya.

Hahaha. Padahal tidak.

Ketua yang sebenarnya ialah Jeongwoo. Saat terpilih pun memang semua teman-temannya mengaduh keberatan, tapi Minji, berdiri di samping laki-laki itu dan meyakinkan teman-temannya bahwa Park Jeongwoo pasti bisa memimpin mereka.

Minji juga berkata pada Jeongwoo untuk tetap sabar dan jangan main gas-gas saja kepada si ibu guru. Dan syukurnya, himbauan perempuan itu didengar baik oleh Jeongwoo.

Minji dan Jeongwoo tidak lebih dari sekedar kawan. Bahkan bisa jadi mereka menganggap satu sama lain sebagai saudara. Maka seharusnya—

Tak ada yang perlu Hanni cemburui dari hubungan keduanya. Pikir Minji.

***

Minji yang sudah siap dengan segala barang yang akan ia bawa besok dalam perjalanannya menuju BSD langsung memilih untuk membiarkan tubuhnya bersatu dengan kasur guna beristirahat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Minji yang sudah siap dengan segala barang yang akan ia bawa besok dalam perjalanannya menuju BSD langsung memilih untuk membiarkan tubuhnya bersatu dengan kasur guna beristirahat.

Tapi, yang namanya Minji, tak mungkin absen untuk mengecek ponselnya atau bahkan sekedar membolak-balikan roomchatnya bersama Hanni.

Hmm...

Perlukah Minji mengabari perempuan itu?

Sesuatu bisa jadi semakin panjang jika Hanni tetap dibiarkan menggantung begitu saja tanpa sebuah kepastian.

Dan bagi Minji, itu adalah malapetaka. Sudah cukup 5 tahunnya memendam rasa rindu, kini saatnya untuk dia menggapai apa yang seharusnya menjadi miliknya.

dorothea | bbangsaz ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang