Bagian 1, Si Sulung

108 42 16
                                    

Ayah..., Ibu..., ini menyakitka. Sakti udah ga kuat"
"Sakti bisa bertahan, ayah janji ga akan pernah pergi dari sisi sakti. Sakti tidak akan berjuang sendiri, ayah berjanji."
*10 Desember 2009


≫ ──── ≪•◦ ❈ ◦•≫ ──── ≪


»»--⍟--««

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

»»--⍟--««


"Gua capek, tiap hari kita latihan tapi ga pernah dipanggil buat tanding" protes sakti kepada sang pelatih

Anggota yang lain mengangguk setuju, latihan mereka selama ini akan sia-sia jika tidak ada panggilan untuk bertanding.

Si kapten basket yang merasa kalau ini sudah semestinya mencoba memberikan keterangan yang sebenarnya, "menurut gua sih wajar aja, soalnya bentar lagi kita bakalan ngadepin ujian. Jadi mungkin besok latihan terakhir kita, kita harus ambil libur beberapa minggu dulu"

"ya, Sabiru benar." Ungkap sang pelatih mendukung opini dari si kapten

"Tapi ada kemungkinan kita akan menerima tawaran dari sekolah sebelah. Mereka menawarkan hal yang menarik untuk tanding kali ini dan ini ga ada sangkut pautnya dengan sekolah" Lanjutnya

"Yaudah, terima aja tawarannya kalo gitu." Ucap sakti

Anggota termuda yang tak menerima jawaban dari sakti pun ikut mempersoalkannya, "lo sibuk amat sih bang sama pertandingan, emanganya piala dan piagam lo selama ini ga cukup?"

"Sejujurnya emang masih kurang sih, dan gua masih belum puas"

"jangan egois gini, pikirin kita juga dong. Kalau kita sibuk latihan, kapan bisa belajar?" Peringatnya tak terima

"Belajar apaan kalo ujungnya juga ngandelin contekan" Sindir Sakti

"Seenggaknya otak gua masih bisa encer, ga beku-beku amat kek otak lo" Balas sang anggota termuda

Sakti hampir saja melayangkan tinjunya ke arah member termuda itu, tapi segera ditengahi oleh Sabiru, "udah, kita lanjutin diskusinya di group chat. Buat sekarang kalian boleh pulang dan istirahat"

........

Sakti melangkahkan kakinya keluar dari wilayah sekolah, lalu berdiri di tepi jalan untuk mencari taxi yang kosong.

Setelah mendapatkan taxinya, segera ia mengarahkan sang supir ke Rumah Sakit, menemui sang sepupu yang akan memberikannya tempat tinggal sementara.


»»--⍟--««


Sakti tersenyum canggung kala berhadapan dengan sang sepupu yang kurang senang dengan kehadirannya. "Bang, ga ada sambutan gitu buat gua?"

Forget-Me-NotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang