Sakura memandang ngeri gedung raksasa yang ada di hadapannya kini. Tahun ini adalah tahun ketiga ia menempuh pendidikannya di Universitas Keguruan swasta terbaik di Tokyo. Dan memasuki tahun ke empat, ia harus menempuh mata kuliah yang mengharuskannya terjun langsung ke lapangan yang merupakan calon tempatnya kerja kelak.
Ya, ia magang di sekolah.
Mungkin jika sekolah tempatnya magang adalah sekolah elite favorit yang berisikan murid-murid jenius sains, mungkin ia akan diam, kalem dan dengan anggunnya berjalan memasuki sekolah tersebut dengan dada yang membusung bangga.
Tapi ini?
Ia mengucek-ngucek matanya sesaat kemudian membuka matanya lagi memastikan apakah penglihatannya salah atau mungkin ia hanya berhalusinasi saja.
Tapi tidak. Ini bukan halusinasi. Apalagi mimpi. Ini benar-benar nyata. Uchiha Sakura. Walaupun bukan mahasiswa terjenius di kampusnya, ia salah satu mahasiswi yang dikenal karena kecerdasannya. Yah, walau keceradasannya itu tersembunyi dengan sifatnya yang tidak mau repot, manja dan terlalu berlebihan dalam segala hal, membuatnya tampak terlihat bodoh dan suka bingung.
Jadi intinya, kenapa mahasiswi cerdas, berbakat, cantik, imut, seperti dirinya harus di tempatkan di sekolah...
Iyyyyuuuuhhhhh...
Sakura bahkan enggan mengucapkan nama sekolah itu dalam hati. Karenanya ia hanya menatap nelangsa sekolah itu.
Fumizuki school?
Oh ayolah...
Semua orang juga tahu, Uchiha Sakura anak bungsu dari keluarga kaya raya di Tokyo. Ayahnya adalah Presdir dari Uchiha Group. Ibunya bahkan merupakan salah satu perintis dan pemegang saham di kampusnya dan juga pemilik sebuah sekolah sains elite di Tokyo. Oh oke, sepertinya janjinya untuk menjadi mandiri tanpa embel-embel Uchiha, tidak berlaku di saat seperti ini. Jadi intinya, kenapa ia tidak di tempatkan saja di sekolah milik ibunya dan malah di buang ke sekolah yang berisikan anak-anak yang kebanyakan adalah laki-laki dan –sudah jangan di tanya lagi- nakal-nakal ini?
Sakura tahu sekolah ini. Sangat tahu. Sekolah dibawah naungan yayasan kemiliteran ternama di Jepang. Yayasan yang juga mempunyai sebuah universitas militer yang terfavorit di Jepang. Sekolah itu juga terkenal. Cih, terkenal menjadi sekolah buangan bagi anak-anak yang tidak diterima di sekolah favorit lainnya, atau yang dikeluarkan dari sekolah lamanya karena terlibat masalah.
Ia menghela nafas gusar. Ini semua pasti ulah ibunya. Ibunya pasti merekomendasikan hal ini pada Tsunade-sama, ketua jurusannya. Kurang kerjaan sekali ibunya. Apa maunya sebenarnya. Sudah sering sekali Sakura diperlakukan seperti ini.
Dan sekarang apalagi? Mau menyuruhnya mengurusi anak-anak nakal di sekolah ini? Hell yeah!
Sakura sudah mau melanjutkan mengeluarkan semua sumpah serapahnya pada sang ibu dalam hati, sebelum sebuah tangan menepuk pundaknya.
"Hei, apa yang kau lihat? Kau tampak kagum sekali dengan sekolah ini?"
Ia menoleh dan mendapati sebuah wajah yang membuatnya tambah naik darah.
Shikamaru.
Teman satu jurusannya yang juga ditempatkan di sekolah yang sama dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
School's Love Note
FanfictionCerita cinta rumit antara Sakura dan Sasuke - keponakannya.... Emang boleh?! Boleh dong. .. Yang nulis author terkece sebumi orange wkwk #plak . Summary nya di ffn terlalu lebay... Makanya aku ganti hihihi