Chapter 7

155 29 2
                                    

Sakura memandang tidak percaya bangunan yang ada di hadapannya. Ia tersenyum sarkastik. Airmatanya mengambang di pelupuk matanya.

Anak Itachi-nii dibesarkan disebuah panti asuhan kecil seperti ini?

Hatinya seperti dihujam ribuan jarum. Matanya memicing. Ini semua karena ayahnya. Ayah yang tidak punya belas kasihan. Sakura mengepalkan kedua tangannya. Ingatannya kembali pada perakapan dengan sang ayah tempo hari. Terngiang dengan semua kata-kata sang ayah yang membuat emosi di dalam dadanya kembali berkobar.

.

"Kau adalah Uchiha. Sampai kau matipun, kau tetaplah seorang Uchiha. Karena itu ingatlah baik-baik ucapanku. Darah lebih kental daripada air. Mau kau lari sampai ke ujung duniapun, mau kau jadi seperti apapun, kau akan kembali ke tempat darimana kau berasal,"

.

Kakinya melangkah ragu memasuki pekarangan rumah kecil ini. Miris. Hanya itu yang bisa ia ungkapkan.

.

"Sudah ada Sai, tou-san! Apa masih kurang?"

"Kau pikir aku bisa mempercayai seseorang dari klan Hyuga? Kau lupa kakakmu itu sudah membuat anak mereka gila? Aku tidak tahu didikan seperti apa yang ia terima dari keluarga itu."

Sakura terperangah tidak percaya mendengarnya.

"Demi Tuhan tou-san, Sai itu juga Uchiha,"

"Aku tidak tahu ia di didik seperti apa di klan Hyuga. Yang aku tahu, tidak boleh mempercayai orang yang tidak kau ketahui bagaimana isi hatinya. Dia bisa menusukmu dari belakang,"

Sakura menatap ayahnya sinis.

"Lalu bagaimana dengan tou-san?

"..."

"Aku tidak tahu bagaimana isi hati tou-san. Apa suatu saat kau akan menusukku dari belakang?"

"Kau tahu, aku tidak mungkin melakukan hal itu?"

.

Seorang Uchiha tinggal di tempat seperti ini? Apa layak? Sakura tersenyum pahit tatkala membandingkan dengan hidupnya selama ini. Setetes airmata jatuh mewakili perasaan bersalahnya saat ini. menggigit bibirnya pelan ia kembali berjalan melewati segerombolan bunga yang menghiasi taman kecil di halaman rumah itu.

Sakura membelai beberapa kelopak bunga tanpa ada niat memetiknya. Meresapi tiap jengkal tempat yang menjadi saksi bisu perkembangan keponakannya selama ini. Mencari setiap info tentang semua pertanyaan yang ada di kepalanya saat ini.

Apakah ia bahagia di sini?

Atau ia sedih?

Apa ia ingin pulang ke rumah yang seharusnya ia tempati?

Atau ia lebih senang berada di sini?

Apa ia merindukan Itachi sama seperti ia yang merindukan kakaknya itu?

Mengingat Itachi membuat mata Sakura meredup.

Apa ia akan membenci keluarga yang membuangnya? Apa ia tidak ingin bertemu dengan mereka lagi karena sudah mengusirnya dan Itachi?

Sakura tidak tahu. Sakura tidak tahu apa yang akan terjadi nanti. Mungkin ia akan di usir. Tapi yang ia tahu pasti.

Ia akan membawanya pulang bersamanya, apapun caranya.

.

Sakura benar-benar tidak mengerti dengan isi kepala ayahnya itu. Apa sebenarnya yang dia inginkan. Oke, sebenarnya ia sudah tahu. Tapi setidaknya ini adalah salah satu usahanya untuk menghindarkan?

School's Love NoteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang