11

48 29 6
                                    

Seperti penyapu debu yang magis, dia menghapus bekas luka dengan kasih sayangnya yang tak terbatas, menggantikan rasa sakit dengan harapan dan kehangatan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seperti penyapu debu yang magis, dia menghapus bekas luka dengan kasih sayangnya yang tak terbatas, menggantikan rasa sakit dengan harapan dan kehangatan.

-AV-

***

"Keluar lo Alex bangsat!."

Sekolah menjadi heboh ketika segerombolan geng motor yang bernama Wildfire Warriors menyerang sekolah mereka.

"Paan tuh ribut-ribut" kata qinanty.

"Ntah." jawab meysa dengan menaikkan bahunya

Qinanty keluar dari kelasnya disusul dengan meysa.

"Eh lo kalo mau ribut diluar, ini sekolah! Lo mau caper apa bagemane?!" kata Qinanty dengan keras dan lantang.

Tapi ia tidak memperdulikan omongan Qinanty, matanya sekarang justru mengarah ke meysa.

"Ikut gue." ia menarik paksa pergelangan tangan meysa.

Meysa berusaha melepaskan tangan kekar milik rassya, tapi semakin ia mencoba melepaskan, semakin di cengkram erat oleh tangan rassya.

"Sshh akhhhhh hiks hiks hiks" erangan meysa terdengar satu sekolah, ia tak kuasa menahan rasa sakit di pergelangan tangannya.

"Meysa!!" teriak Qinanty.

"Bugh!!!" Alex memukul perutnya kencang sampai ia terlempar dan terkapar tak berdaya.

"Lo sentuh dia sedikit saja, apalagi sampai ngelukain dia. Gue gak akan segan-segan mutus tangan lo!" ucap Alex penuh dengan penekanan.

"Udah cukup! Hiks hiks jangan nodai tangan lo untuk laki-laki itu Alex! Udah stop!" teriak meysa dengan keras kemudian berlalu membelah kerumunan.

"Pergi lo banci!! Pergi dan jangan pernah datang lagi!" ucap nathan kepada rassya.

***

Alex mencari-cari meysa sejak tadi tetapi dirinya tidak menemukannya.

"Maaf sa, gue gagal jagain lo" ucapnya dengan menundukkan pandangan.

"Makasih udah selamatin gue tadi"

Ia kemudian menoleh kebelakang dan mendongakkan kepalanya

"Sa? Maaf" hanya itu yang bisa Alex ucapkan.

"Ngapain minta maaf jika lo nggak salah?"

"Mbekas sa, pasti sakit. Gue obatin yah, lo tunggu di sini jangan kemana mana."

Ia segera mengambil kotak P3K untuk mengobatinnya. Sementara itu nathan dan Qinanty memantau mereka berdua.

Alex kembali dengan membawa kotak P3K kemudian mengobati luka ditangan meysa.

"Ih bisa bae tu kutub, sifat es nya seketika mencair" kata Qinanty dengan tawa yg pelan karna takut suaranya terdengar.

"Keren parah, tadi tu bocah sampek mental tadi karna pukulan kutub" sahut Nathan.

"Hooh meysa juga pinter ngeluluhin si kutub."

Tiba-tiba....

"Eh semut, minggir bego semut woy!" ucap Nathan.

"Mana-mana" membuat Qinanty reflek panik hingga...

"Akhh aduh aaaaaa nyungsep kan! Lo sih!"

"Aduhh gara-gara adek lo tuh! Salahin adek lo" dengan mata tertuju ke semut dibawahnya.

"Adik gue matalu!"

"Ngapain lo berdua" ucap Alex dengan muka datar.

"E-e-enggak lex, udah lanjutin aja kalian hehehe" ia dan Nathan pun lari terbirit-birit.

"Tungguin Qin" kata nathan.

"Lucu" kata meysa dengan tertawa melihat tingkah laku mereka.

"Lebih lucuan lo saat lagi kesel." kata Alex

"Dih" jawab meysa dengan wajah datar.

Tunggu, wajah bisa saja datar, namun hati tidak bisa di kondisikan. Awzhynwxcks ya Allah hati gue aaaaa mang boleh sesalting ini?.

"Emm btw lo kenal sama orang tadi? Kenapa gue jadi sasaran dia?" tanya meysa.

___________________________________
Next gak? Btw makasih yang udah vote cerita ini dan selalu mantau🦋 maaf jarang up, lagi sibuk soalnya hehehe :)

ALEXANDRA ❪𝕆ℕ 𝔾𝕆𝕀ℕ𝔾❫Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang