2. Unexpected Thing

11 2 0
                                    

Bab 2
Hal tak terduga

•~•~📚~•~•

"Semoga gak hujan."

Itulah kata-kata yang diucapkan Vio sebelum hujan benar-benar turun. Emang gak beruntung ya nasibmu, mas MC. Mana gak bawa payung lagi, nasib-nasib..

Vio melepas tas dari punggungnya dan menaikkannya ke atas kepalanya sebagai payung. Dia bergegas lari menuju rumahnya, kalau berteduh takut hujannya jadi makin deras..

Tanpa mempedulikan orang-orang lain, dia akhirnya sampai ke depan rumahnya. Jaraknya lumayan jauh dari sekolah, mungkin sekitar 15 menit kalau jalan biasa. Dia melempar tasnya ke teras rumah dan duduk di situ, menghela nafas untuk mengendalikan detak jantungnya.

"Gak semua MC selalu beruntung kayaknya.." Pikir Vio akhirnya membuka tali-tali di sepatunya dan meletakkannya di rak.

"Aku pulang." Ucapnya masih terengah-engah. Dia menyeret tasnya di lantai karena sudah tidak kuat menggendongnya lagi.

Sang ibu yang mendengar suara putranya itu langsung bergegas ke pintu. Dia mengambil tasnya Vio yang basah kuyup dan melihatnya dengan khawatir.

"Langsung mandi sana, daripada kamu masuk angin." Ucapnya sambil membawa tas Vio untuk dijemur.

"Iya, mah.." Balasnya dengan malas. Mau ngelawan tapi takut durhaka.

 Mau ngelawan tapi takut durhaka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di sisi lain. Rin kini sedang berteduh di sebuah cafe pinggir jalan, walaupun cuma numpang di teras. Beberapa murid-murid juga ada yang berteduh di sana. Selain Rin, juga ada orang lain, yaitu Ray, sahabatnya Rin sejak mereka bayi. Rin nya mah enjoy aja main game, lah si Ray, HP-nya habis baterai.

Sebenarnya Ray juga punya abang yang bisa bawa mobil, cuma gak punya SIM aja. Selain itu, abangnya Ray juga sengaja ninggalin mereka dengan alasan mereka bisa pulang sendiri. Memang punya Abang gak bisa diandalkan.

Ray memarkirkan sepedanya di tempat parkir yang tersedia, tidak lupa menguncinya agar tidak dibawa kabur sama orang. Ketika ia hendak kembali ke tempat duduk Rin, seseorang mendatanginya.

Dari nametag di seragamnya, dia bernama "Ethan Carles". Ethan adalah siswa paling tinggi, setidaknya seangkatannya, dan juga salah satu murid yang terkenal di sekolah. Ya bukan hanya karena tinggi, dia juga ganteng dan jago main basket. Minusnya cuma udah punya pacar sih. Dia juga adalah sahabatnya Richard, Vincent dan Marlon.

"Ray, liat abangmu gak?" Tanya Ethan sambil berusaha mengendalikan nafasnya.

"Minum dulu bang.." Ray mengeluarkan botol minumnya yang masih penuh dari dalam tas dan menyerahkannya ke Ethan.

Tanpa pikir panjang ataupun berkata apapun, Ethan langsung mengambil botol tersebut dari tangan Ray dan langsung menghabisi setengah dari isinya. Ray cuma bisa bengong melihat kakelnya ini.

The 4 Bloodline : One Night Tragedy (A)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang