1. Serah Terima Jabatan 08/01/24

8 0 0
                                    

"Penyerahan bendera OSIS oleh pengurus OSIS masa bakti tahun 2022/2023 kepada pengurus OSIS masa bakti tahun 2023/2024, beserta bendera merah putih dan bendera organisasi-organisasi dibawahnya!"

Suara lantang terdengar dari pengurus OSIS, derap langkah kaki seakan menggetarkan lapangan upacara diiringi dengan tepuk tangan dari seluruh peserta upacara.

Barisan dua berbanjar pembawa bendera saling berhadapan dan memberikan kode untuk menyerahkan dan menerima bendera yang dibawa.

"Saya Alvino Aditama Putra, selaku ketua OSIS masa bakti tahun 2022/2023 menyerahkan seluruh kepengurusan OSIS serta organisasi-organisasi dibawahnya!" ucap lantang laki-laki dengan ban biru di lengan kirinya ya h bertuliskan ketua OSIS SMAGRATA masa bakti tahun 2022/2023.

Pengucapan janji dan serah terima jabatan dengan penandatanganan surat resmi diatas materai Rp 10.000 yang disaksikan oleh kepala sekolah dan seluruh peserta upacara. Setelah kembali ke tempat semula, upacara dilanjutkan.

Tiga pemimpin yang memimpin tiga peleton dan berteriak lantang memberikan aba-aba secara bersamaan. "Pimpinan dan pasukan saya ambil alih! Siap gerak! Tanpa penghormatan, bubar jalan!"

"SMAGRATAMA!!" teriak seluruh peserta upacara saat bubat jalan.

Para anggota OSIS baru dan lama berkumpul untuk saling memberikan ucapan selamat dan terimakasih.

"Selamat, sekarang lo udah sah jadi ketua OSIS!" Alvino mengulurkan jabatan tangan pada ketua OSIS baru.

Ia hanya membalas jabatan tangan itu sambil tersenyum tipis, sangat tipis.

"Gue balik ke basecamp dulu." Alvino menepuk bahunya sebelum benar-benar pergi.

"Wohooohhhh!!! Ketua kita!!" Heboh Gerald bersama kedua temannya, Reihan dan Dwija. Mereka juga pengurus OSIS.

"Contrast bro!" Dwija merangkul sahabatnya hangat, namun hanya dibalas anggukan saja.

"Akhirnya sertijab jugaa." Reihan merasakan sesuatu yang terbebas dari dirinya setelah upacara tadi.

"Buat ngerayain ini, nanti gue masakin rendang!" ujar Gerald dengan senang.

Dwija kini merangkul Gerald yang seakan ingin berbicara serius. "Ga usah sok-sokan mau masak rendang, lo masak air aja gosong!" Mendengar itu mereka tertawa, hanya satu orang yang tersenyum tipis.

"Wahhhh, meragukan kemampuan masak gue lo pada?!" Emosi Gerald dipancing di pagi yang cerah ini. Wajahnya sedikit memerah.

"Gimana ga ngeraguin, lo liat tutor di youtube aja masih ga enak," tambahan Dwija semakin membuat wajah Gerald menjadi merah padam.

"Emang anjing lo semua!" Gerald memamerkan jari tengahnya, lalu pergi ke kelas sendirian.

***

"Ren, keliling kapan?" tanya Reigan, bukannya dapet jawaban malah dicuekin.

"Ni anak, ga punya mulut apa gimana si?!" kesalnya, hampir saja melayangkan buku sosial yang sangat tebal.

"Ikutin aja," ujar Dwija.

Berkeliling sekolah, memastikan tidak ada murid yang melanggar peraturan sekolah. Ini adalah hal rutin yang dilakukan seluruh pengurus OSIS, untuk membantu dewan ketertiban.

"Rey, laper," bisik Gerald.

"Cemilin dulu jari lo, buat ganjel," bisik balik Reigan.

'Dipikir gue kanibal apa?!' batin Gerald penuh emosi.

"Kak jangan kak!" Suara seseorang memohon.

"Lo udah ngelanggar peraturan!" ujar seseorang didepannya yang sedang memegang ponsel milik siswa tersebut.

"Tadi itu urgent banget kak." Siswa itu terus memberikan alasan.

Wajah siswa itu semakin pucat pasi saat melihat empat sekawan yang berdiri dibelakang orang yang mengambil ponselnya itu. Merasakan ada perubahan ekspresi, ia berbalik badan dan alangkah terkejutnya.

"Naren? Dwija? Reigan? Gerald?" ucapnya sedikit terbata-bata, terlebih saat melihat tatapan tajam dari Naren.

"Gue cuma negur dia, karena pake–" Ia mulai pembelaan.

Tanpa ba-bi-bu lagi, Naren sang ketua OSIS merebut ponsel ditangannya. "Nanti ambil di basecamp OSIS."

Siswa itu mengangguk dan pergi dari tempat itu. "Baik kak"

"Berhenti nyamar jadi OSIS!" Ini bukan kali pertama atau kedua Naren memberikan peringatan pada Kevin.

"Gue juga pengen jadi OSIS kaya kalian!" ujarnya penuh dengan kecemburuan.

"Ga bisa!" kompak Gerald, Dwija dan Reigan.

Dulu memang ia pernah mengikuti tes seleksi OSIS, namun gugur di tes terakhir, dan ia pun sangat terobsesi untuk menjadi OSIS.

"Kurangnya gue buat di terima OSIS apa?" tanyanya.

"Mau tau kenapa lo ga ke terima OSIS?" Reigan mulai memancing emosi.

"Lo itu absen kriteria." Kevin kebingungan dengan apa yang Reigan ucapkan.

"Maksudnya?"

"Ga masuk kriteria!" kompak ketiganya.

"Dan dari mana lo dapet ban OSIS?" Kevin semakin berkeringat dingin saat Naren bertanya. Suaranya itu bisa buat orang trust issue.

"Eeeee..."

Tak sabar menunggu jawabannya, Naren melepaskan ban OSIS itu dari lengannya secara paksa, kemudian pergi tanpa sepatah katapun.

"Sekali lagi lo nyamar jadi OSIS kita ga akan segan sama lo!" ancam Dwija.

Mereka akan asik jika tidak sedang bertugas, tapi jika bertugas tidak kenal itu teman sekelas, seangkatan, adek kelas atau bahkan kakak kelas. Jika salah akan mereka tegur.

"Apapun yang terjadi gue harus tetep bisa jadi OSIS!" ambisinya semakin membara.

***

Suasana sepi, hanya terdengar suara angin saja. Naren berdiri di belakang seorang pria berjas biru dengan pin di dada kanannya. Beliaulah pak Bram, seorang ketua dewan kesiswaan.

"Selamat Naren, kamu sudah berhasil menjadi ketua OSIS SMAGRATAMA. Saya harap kamu bisa menjalankan tugasmu dengan baik," ujarnya menepuk pelan bahu Naren.

"Terimakasih pak." Naren membungkuk sedikit.

Sedikit kenangan yang telah terlintas beberapa bulan lalu, Naren menaikkan kepalanya menatap pemandangan sore dari atas sana, sungguh indah pemandangannya. Namun nama tempat ini telah dikotori dengan isu-isu yang beredar dan dikenal sejak tujuh tahun lalu.

Ia maju hingga ke tepian batas bangunan itu. Bekasnya telah hilang, semua orang mungkin sudah lupa dengan peristiwa itu, tapi tidak dengan Naren.

"Semua berhak hidup!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 08, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Semua Berhak Hidup Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang