05. LAGI?

20 12 6
                                    


halo all!


"Untuk semuanya, jika ada kesamaan tokoh, latar, tempat, nama, dan lain sebagainya saya mohon maaf sebesar besarnya. Ini murni hasil pemikiran sya sendiri."

"Lu plagiat? Lu minggat!"

_____________________________________


SELAMAT MEMBACA



Kediaman Ghama, diisini lah Sazi dan Jema berada.

"Je, kok perasaan Sazi gak enak? Kita pulang aja ya." Sazi menarik paksa tangan Jema.

"E - eh! Tangan aku mau dibawa kemana Sazi!" Jema terus memberontak saat Sazi menariknya secara paksa.

"Pulang aja yuk, perasaanku gak enak," bisik Sazi.

"Yaelah, udah deh Zi. Pikirannya jangan yang buruk-buruk mulu ya cantik. Ayo cepat kesana!" tanpa pesetujuan dari Sazi, kini giliran Jema yang menariknya. Namun, ini sedikit berbeda, Jema menariknya bukanlah ditangan melainkan di kerah baju Sazi

"Hampir mati aku Jema," ucap Sazi pelan dalam tarikan Jema. Jema memutar kepalamya dan melihat betapa tersiksanya Sazi yang ditarik seperti Kambing.

"Hehe, lagian kamu sih! Banyak omong mulu," ucap Jema seraya melepaskan tangannya dari kerah baju Sazi.

"Ngapain kamu kesini?!"

Sontak keduanya menoleh ke arah sumber suara. Disana, tepat di depan pintu berdiri seorang wanita dengan berkacak pinggang. Dia Ennah, ibu dari Ghama.

Sepertinya, pertanyaan itu hanya tertuju kepada Sazi seorang. Terbukti dari tatapan buk Ennah yang sedikit menajam ke arahanya, sementara kepada Jema hanya ia nampakkan tatapan biasa.

Merasa tak enak hati dengan sahabatnya, Jema pun membuka suara, "Emm anu buk...." Jema menggaruk pipinya yang tak gatal, bingung untuk mencari alasan yang logis.

"Jema katanya ada keperluan dengan Ghama buk," ucap Sazi cepat.

Namun, bukannya mendapat anggukan, ia malah mendapatkan lirikan tajam oleh buk Ennah. Detik selanjutnya, Sazi menundukkan kepalanya takut.

"Ada keperluan dengan Ghama? Sebentar ya." Buk Ennah berjalan masuk kerumah.

Tak lama, muncul lah sosok Ghama dengan tatapan bingung. Entahlah ia merasa tidak ada keperluan apapun dengan Jema, bahkan untuk sekedar bercakap saja seperti hanya sekali, saat dimana Sazi memperkenalkan Jema kepadanya.

Ia bahkan sempat kaget dengan tarikan Sang ibu yang secara tiba - tiba.

"Ghama, Jema diluar."

Ghama yang sedang sibuk dengan tugas kuliahnya pun langsung menghentikan aktifitasnya, "Hah?"

"Katanya ada keperluan dengan kamu, sudah ayo keluar!" Buk Ennah menarik pelan tangan Sang anak.

"Tapi ---"

"Sudah-sudah, ditemuin dulu!" Buk Ennah menyeretnya keluar untuk menemui Jema.

ANDENDROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang