Nasril Khairi, seorang pemuda yang cukup populer dikalangan wanita, tapi sikap dingin nya tak jarang membuat wanita menganggap nya pria yang sombong. Sedangkan Hani Pratiwi adalah gadis yang baik, ceria, dan mandiri, banyak lelaki yang menyukai nya...
Pagi ini Hani sudah di pindahkan ke ruang perawatan. Papa, mama, ayah dan nanda bergantian menjenguk Hani.
"Anak kita pa, mama enggak tega liat Hani kayak gitu" Rengek Mama
"Sabar ma, kita do'ain semoga semuanya baik-baik saja" Papa mencoba menenangkan.
Nanda tak ada berbicara setelah keluar dari ruangan Hani.
"Ayah pulang dulu, nanti ayah datang ke sini lagi" Ayah menepuk bahu ku pelan
Ayah pamit pulang, karena sejak semalam beliau sudah menemani ku dirumah sakit menunggu Hani.
Tinggal aku, Nanda, mama dan papa.
"Nan, kamu bawa mama sama papa pulang kerumah saya buat istirahat" Aku menyerahkan kunci mobil
"Mama mau nungguin Hani disini" Tolak mama.
"Nanti kita kesini lagi" Papa memaksa mama untuk ikut pulang. Mereka belum ada istirahat dari semalam.
"Kalau ada apa-apa kabari papa Nas"
Aku mengangguk paham.
Sekarang tinggal aku sendiri, dengan berat hati aku melangkahkan kaki ku menuju ruangan Hani. Aku belum ada melihat nya sama sekali, rasanya aku tidak sanggup.
Aku membuka pintu ruang perawatan, bau obat-obatan langsung tercium. Aku melihat tubuh istriku itu terbaring di atas ranjang rumah sakit dengan beberapa alat menempel di tubuhnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ilustrasi Hani Di rawat
Aku mendudukkan tubuhku di kursi yang berada di samping Hani. Aku semakin merasa tidak becus menjaga Hani ketika melihat kondisinya yang terbaring lemah begini.
Ku tarik pelan salah satu tangan nya yang tidak terpasang infus, ku kecup tangan itu lembut lalu mengusap nya pelan.
"Maaf" Ucap ku
"Maaf saya tidak becus menjaga kamu sama calon anak kita"
Pertahanan ku runtuh, aku terisak pelan di samping Hani. Berkali-kali aku menyalahkan diriku sendiri.
"Saya janji akan mencari orang yang sudah membuat kamu seperti ini"
Janji ku pada Hani.
Ceklek.. Pintu terbuka, Nanda muncul disana. Sepertinya dia baru datang dari mengantar mama dan papa.
"Makan dulu bang, lu belum ada makan dari semalam" Nanda meletakkan bungkusan makanan di atas meja yang ada di sudut ruangan.
Ruangan ini cukup luas, aku sengaja memilih ruang VIP, selain tempat tidur pasien juga ada sofa untuk keluarga yang datang menjenguk.