4

752 60 20
                                    

"Memang tidak seharusnya aku pernah mengobati kaki ini" kekeh Haruto pelan.

"Ini hukumanmu agar tak bisa berjalan kemana-mana lagi tanpa ku dan selamanya bersamaku Watanabe Jeongwoo." Bisik Haruto pelan sebelum berdiri membenarkan kembali celananya dan meninggalkan Jeongwoo dan Junghwan yang membisu.

Haruto bahkan menyuruh semua anak buahnya keluar dari sana.

"Ha.. sialan dia melakukan ini lagi" gumam Jeongwoo pelan, berjalan merangkak dengan kaki yang masih berlumuran darah ke arah Junghwan yang masih terpaku dengan kejadian itu.

"Keluarlah lewat jalur belakang" ucap Jeongwoo menyerahkan kunci yang sejak awal dia ambil diam-diam dari meja kerja Haruto.

"Apa kau gila? Kau ingin aku meninggalkanmu sendirian dengan psikopat seperti itu?" Tanya Junghwan tak habis pikir.

Jeongwoo yang mendengar hanya acuh, merangkak ke ujung nakas ruangan itu untuk mengambil satu puntung rokok dan pematik disana, lalu menghisap rokok tersebut.

"Kau pikir tanpa ada alasan aku menyerahkan bokong pada bajingan brengsek itu?" Tanya balik Jeongwoo bersandar pada dinding sana.

"Aku tahu itu karna masalah di masa lalu mu, tapi dengan bergerak sendiri, sama saja membahayakan dirimu sendiri." Jawab Junghwan tak habis pikir.

"Jika kau tetap ada disini, itu hanya ada dua pilihan. Aku akan mati sendirian, atau kau dan aku akan mati bersama di tangan Haruto." Kekeh pelan Jeongwoo mengambil kemeja nya yang berserak di lantai dan kembali memakainya walapun rasa sakit pada kaki dan pantatnya masih terasa, terlebih darah pada kakinya mengalir semakin banyak mengotori kemeja putih yang ia pakai saat ini.

"Kau sudah terbiasa dengan rasa sakit seperti itu Jeongwoo?" Tanya Junghwan kali ini dengan nada pelan, mampu membuat Jeongwoo yang ingin merangkak keluar ruangan itu seketika terhenti dan berbalik ke arah Junghwan.

"Ya, dan aku suka rasa sakit itu." Jawab Jeongwoo dengan senyumannya dan kembali merangkak meninggalkan Junghwan yang membeku disana.

° ° °

Jeongwoo merangkak ke gudang berusaha membuka sebuah kardus usang yang ada disana dan mengambil sebotol obat.

"Jika hari itu akan tiba, aku mungkin benar-benar akan lepas dari hal-hal kotor seperti ini." Gumam Jeongwoo sebelum mengeluarkan sebutir obat dari botol tersebut dan memasukkan ke dalam kantong kemejanya.

"Bukan aku yang jatuh pada perangkapmu Watanabe Haruto, tapi kau yang jatuh pada perangkapku." Kekeh Jeongwoo pelan.

Jeongwoo kembali merangkak keluar, hal seperti ini tidak terlalu membuatnya  kesusahan karna dirinya sudah terlalu sering mengalami hal ini.

"Apa yang ingin kau lakukan?" Tanya Haruto yang tak sengaja melewati Jeongwoo yang sejak tadi berusaha meraih pisau di dapur.

"Aku lapar, aku ingin memasak untuk diriku sendiri dan untukmu" jawab Jeongwoo menunjukkan beberapa sayur yang berhasil ia raih dan ingin dirinya potong dengan pisau yang sejak tadi ingin dia ambil.

Haruto menghela nafas pelan, menarik kursi yang berada pada meja makan sana dan meletakkannya di depan wastafel dapur tersebut dan menggendong Jeongwoo agar duduk disana.

"Terima kasih" gumam Jeongwoo pelan tanpa di hiraukan oleh Haruto yang langsung meninggalkannya.

Jeongwoo pun memotong sayur sayuran tersebut, dirinya hanya membuat mie instan yang di campur dengan beberapa sayuran.

Namun dirinya menambahkan beberapa butir obat,

Obat untuk tikus yang sudah ia hancurkan menjadi serbuk ke makanan tersebut.

Dirinya segera mengaduk mie tersebut hingga serbuknya larut, dan membaginya ke dua mangkok. Jeongwoo menggeser kursinya dan meletakkannya di atas meja makan.

Haruto yang mendengar suara kursi berderit segera melangkahkan kakinya kembali ke dapur dan duduk di kursi yang berada di sebrang kursi Jeongwoo.

"Makanlah, maaf jika itu rasanya kurang enak" ucap Jeongwoo tanpa menatap ke arah Haruto.

Haruto menatap Jeongwoo sejenak sebelum mengambil sumpit untuk mengambil mie yang berada pada mangkok tersebut.

Jeongwoo menatap penuh harap, hari-hari buruknya akan benar-benar berakhir jika Haruto memakan mie itu walaupun satu suap.

"Eum, bagaimana jika kau dulu yang memakannya Jeongwoo? Anggap saja ini untuk merayakan pertama kalinya setelah sekian lama, kau memasakkan makanan untukku lagi" Ucap Haruto tersenyum, kembali meletakkan mie tersebut ke mangkok.

"Sialan" gerutu hati Jeongwoo menatap Haruto yang tersenyum manis padanya sejak tadi, seolah tahu ada sesuatu di makanan tersebut.

"Oh ayolah! Kenapa kau hanya menatapku saja?" Tanya Haruto melambaikan tangannya ke wajah Jeongwoo.

Mau tidak mau Jeongwoo pun mengambil beberapa mie dengan sumpitnya, dan mengunyah mie tersebut. Sebelum pada akhirnya ia menggeser kursinya ke wastafel dan memuntahkan semua mie itu.

Haruto yang melihatnya tersenyum puas dan berjalan ke arah Jeongwoo.

"Trik murahanmu itu tak berlaku padaku jalang." bisik Haruto tepat pada telinga kiri Jeongwoo yang gemetar sejak tadi.

31/12/2023

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 31, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MADNESS || [ hajeongwoo ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang