3

975 83 28
                                    

Warning sexual violence, sharp objects 🔞!

° ° °

"anghh.. Ahhh.. H-haru no... AKHH!"

Paha Jeongwoo gemetar menahan kakinya, sedangkan bokongnya terangkat tinggi dengan wajah yang sepenuhnya teredam pada lantai dingin. Belum lagi dengan Tangan Haruto yang mengunci kedua lengannya dari belakang.

Haruto menarik rambut Jeongwoo agar pemuda manis itu terdongak dan menatap ke arah Junghwan yang sejak tadi berusaha mengalihkan pandangannya dari mereka berdua, sementara penisnya menumbuk semakin kencang prostat pink itu tanpa ampun.

Pantat Jeongwoo yang penuh dengan kissmark dan tamparan tangan besar Haruto membuat Jeongwoo meringis disetiap hentakannya, belum lagi penis dengan piercing itu menghantam keras sweetspot nya.

Jeongwoo merasa benar-benar malu harus berhadapan dengan Junghwan pada posisi seperti ini.

"FUCK! Kau pernah membayangkan bercinta dengannya kan? Lihatlah dia sedang bercinta bersamaku" geram rendah Haruto dengan nada meremehkan menatap Junghwan dari jauh.

PLAK!

"AKH!" ringisan Jeongwoo lagi lagi terdengar saat Haruto menampar pipi pantatnya keras.

Haruto memegang kendali pada pinggul Jeongwoo, menggerakannya berlawanan arah dengan cepat saat merasakan pelepasannya akan tiba.

jeongwoo tak berani membuka membuka matanya sejak tadi, hingga merasa ada sesuatu yang melukai pantatnya membuat dirinya berusaha berbalik ke belakang untuk melihat apa itu.

"AAAAKKH!" teriakan Jeongwoo begitu nyaring memenuhi ruangan sana, saat merasa begitu nyeri pada pipi pantatnya yang sejak tadi Haruto ukir di atasnya menggunakan pisau kecil untuk menulis namanya disana.

Dagu Jeongwoo dicengkram erat menggunakan tangan kanan Haruto untuk mempertemukan bibir mereka, sedangkan tangan kirinya masih mengukir banyak hal di pantat Jeongwoo.

Air mata yang sejak tadi Jeongwoo tahan seketika jatuh, merasa darah yang keluar dari sayatan itu membasahi pantatnya dan merembes hingga ke lantai, belum lagi dagunya yang sepertinya akan ada bercak merah karna Haruto mencengkramnya begitu erat.

"tubuhmu hanya milikku Watanabe Jeongwoo. AAKH SIAL!" pelepasan Haruto sampai, dengan mengeluarkan sebagian di lubang Jeongwoo dan sisanya pada pantat pemuda manis itu.

Rasa ngilu dan nyeri menyatu, ketika sperma sang dominan mengenai sayatan yang masih basah di pantatnya.

Sedangkan Haruto melepas penisnya, matanya menatap lubang Jeongwoo yang masih berkedut dengan spermanya yang mulai banyak keluar.

Tubuh Jeongwoo ambruk, pahanya tak mampu lagi menompang tubuhnya yang sudah penuh luka dan darah itu.

Junghwan lagi lagi mengalihkan pandangannya, dirinya tak sadar bahwa hanya dengan melihat lubang itu penisnya kini ikut menegang.

"menjijikan" decih Haruto.

Haruto menarik anak rambut Jeongwoo dan mendorong tubuh itu ke arah paha Junghwan yang terduduk diam sejak tadi.

"AARGH!

Haruto kembali memasukkan penisnya pada lubang Jeongwoo yang masih berkedut, membuat Junghwan yang mendengar desahan itu menunduk. Terlebih tangan Jeongwoo yang berada pada pangkal pahanya sejak tadi.

"Ahh shh.." desis Junghwan pelan, matanya tertutup rapat sejak tadi.

"Aku sebenarnya tidak suka berbagi dengan orang lain, tapi untuk kali ini aku akan berbaik hati padamu" kekeh pelan Haruto meraih resleting celana Junghwan dan menariknya turun perlahan. Haruto juga membuka ikatan tangan Junghwan dibelakang kursi sana.

"Ahh Haru please stop.. hmph!" Mulut Jeongwoo tersumpal penis Junghwan, secara refleks Junghwan menekan keras kepala Jeongwoo agar penisnya mencapai pangkal leher pemuda manis itu.

Jeongwoo tersedak, air matanya semakin mengalir dengan Haruto yang masih tak henti mengehentakkan penisnya dari belakang membuat pusing di kepala nya semakin mendera.

Haruto menatap penis yang berada pada mulut Jeongwoo semakin membesar, ia pun menarik rambut Jeongwoo, agar penis tersebut lepas dari mulut pemuda manis itu dan mendorongnya ke lantai bawah sana.

"Aaah! Aanghh! Haru... aakkh!" Jeongwoo menggeleng keras ketika Haruto membalik tubuhnya hingga berhadapan dengan pemuda jangkung itu dan menggempur bagian bawahnya dengan keras.

Sedangkan Junghwan mengocok penisnya sendiri, dirinya merasa sangat kotor hanya karna semakin terangsang saat melihat wajah pasrah Jeongwoo di bawah kendali Haruto.

"AAKKH!" pelepasan Haruto dan Jeongwoo sampai secara bersamaan, diikuti dengan Junghwan yang spermanya jatuh mengalir ke lantai sana.

Haruto terkekeh, melepas penisnya dari lubang Jeongwoo dan merapikan celananya.

PLAK!

"Bagaimana rasanya mulut Jeongwoo? Sangat nikmat?" Tanya Haruto setelah melayangkan tamparan keras pada Junghwan hingga terjatuh keras ke lantai.

Haruto melangkahkan kakinya ke ujung ruangan sana mengambil pisau yang berukuran sedang dan kembali berbalik ke arah Jeongwoo.

Mata Jeongwoo membulat saat melihat itu, dia jelas tahu apa yang akan terjadi.

CTAS

"AARGH!!!"

"WATANABE HARUTO!" teriak Junghwan keras, tak percaya apa yang baru saja ia lihat.

Haruto menusukkan pisau itu pada kaki kanan Jeongwoo hingga menembus kulitnya, bahkan darah mengalir banyak keluar hingga ke lantai.

Haruto berjongkok di depan Jeongwoo, dan kembali menusukkan berkali-kali pisau tersebut.

"STOP! HARUTO PLEASE! AARGH!" teriakan pilu Jeongwoo terdengar satu ruangan, bahkan Junghwan tak sanggup untuk melihatnya dan menundukkan kepalanya.

"Memang tidak seharusnya aku pernah mengobati kaki ini" kekeh Haruto pelan.

"Ini hukumanmu agar tak bisa berjalan kemana-mana lagi tanpa ku dan selamanya bersamaku Watanabe Jeongwoo."

-19/12/2023

MADNESS || [ hajeongwoo ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang