berkunjung

40 11 0
                                    

Samuel terbangun karena cahaya matahari yang masuk dari sela-sela tirai kamarnya. Remaja berusia 18 tahun itu meraih ponselnya yang berada di meja nakas.

Membuka ponsel tersebut, ia melihat jam yang sudah menunjukan pukul 07.05 pagi.

Samuel beranjak dari kasurnya. Ia berjalan menuju jendela yang ada di kamarnya lalu membuka tirai dengan lebar agar cahaya matahari bisa masuk ke dalam.

Suara bel terdengar. Felix yang sedang bersantai sambil menonton televisi pun baranjak dari tempatnya menuju pintu utama. Ia membuka pintu dan mendapati ada seorang wanita cantik yang memakai dress selutut berwarna coklat, dan ada wanita lain di sampingnya yang terlihat sudah keriput tapi raut wajahnya bisa membuat siapa pun menciut, terkecuali Felix.

"Mommy." ucap Felix lalu memeluk wanita yang mengenakan dress coklat di hadapannya.

"Hahaha... ada apa kau memeluk mommy seperti ini hm?" Tanya Theyya pada si bungsu.

"Aku merindukan mommy."

"Kau baru sehari tidak bertemu dengan mommy sudah seperti ini, kalau begitu bagaimana kau bisa tinggal disini bersama kakakmu."

"Aku bisa." Felix menjawab pertakaan sang ibu.

"Benarkah? Mommy meragukannya."

"Yasudah, terserah mommy saja." Felix melepas pelukannya, lalu mengalihkan pandangannya ke arah lain, tak ingin melihat wajah sang ibu.

"Hahaha.... mommy hanya bercanda sayang." Theyya tertawa menyadari anaknya yang sedang kesal.

"Anakmu ini sangat manja, Theyya." ucap seorang wanita yang sedari tadi melihat interaksi keduanya.

'Berisik sekali wanita tua itu.' batin Felix.

"Oh ya, Felix tidak ingin mengajak mommy dan nenek masuk ke dalam?" Tanya Theyya saat menyadari sedari tadi mereka hanya berdiri didepan pintu.

"Felix, siapa yang datang?" Samuel keluar dan melihat ada dua wanita berbeda usia yang datang ke huniannya.

"Mommy dan nenek? Kenapa kalian hanya berdiri disini, ayo silahkan masuk." Samuel mempersilahkan keduanya.

Mereka akhirnya masuk ke dalam. Samuel dan sang nenek duduk di sofa ruang tengah, sedangkan Theyya pergi ke dapur untuk membuat teh dan disusul dengan Felix yang ingin membantu ibunya.



~••~




"Mommy kesini hanya dengan nenek?" Samuel bertanya sambil meraih cangkir teh yang ada di atas meja.

"Hm. Ayah dan kakekmu sedang ada urusan, jadi yang bisa ke sini hanya mommy dan nenek saja." wanita cantik itu menjawab.

Si sulung mengangguk paham.

Beberapa saat mereka habiskan untuk mengobrol dan menikmati teh yang sebelumnya dibuat Theyya. Hingga obrolan mereka berlanjut sampai dengan sang ibu yang mengajak mereka untuk berkeliling desa.

"Bagaimana jika kita jalan-jalan sambil melihat-lihat desa ini?" Theyya bertanya pada kedua anaknya. "Dan sekalian mencari sekolah baru untuk kalian." lanjutnya.

"Ya, boleh saja." ucap Samuel.

"Bagaimana dengan Felix?" Theyya bertanya lagi pada si bungsu.

"Umm... sepertinya aku dirumah saja." jujur Felix ingin ikut tapi ia terlalu malas jika harus berkeliling desa ini, terlalu melelahkan pikirnya.

"Baiklah kalau begitu."

"dan bagaimana dengan ibu?" Tanyanya pada sang mertua.

"Nenek ingin disini saja." nenek berujar pada menantu dan kedua cucunya.

AlenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang