Bab 52 - Hani Sadar

631 25 0
                                    

Perlahan mataku yang terpejam mulai terbuka. Sesaat aku mengerjap untuk menyesuaikan cahaya yang masuk. Seketika bau obat-obatan tercium oleh hidung ku. Ah aku ingat sepertinya aku sedang di rumah sakit. Aku tak tahu sudah berapa jam aku tidak sadarkan diri, tapi seperti nya ini sudah sore terlihat dari matahari yang sebentar lagi akan tenggelam.

Aku sebenarnya bisa mendengar suara-suara orang di sekitar ku. Tapi entah kenapa aku susah untuk membuka mataku.

Ingatan ku kembali waktu kejadian kecelakaan itu terjadi, aku ingat saat itu aku, Chindy dan bang Reza akan pulang dari kantor. Saat motor kami akan meninggalkan area kantor tiba-tiba ada mobil yang melaju dengan kencang. Aku yang membawa motor paling depan tidak bisa mengelak. Seketika Aku merasakan hantaman keras di tubuhku.

Chindy dan bang Reza langsung menghampiri ku. Chindy membawa ku kedalam pangkuan nya. Pandangan ku mulai kabur, tapi aku masih bisa mendengar suara panik dan teriakan orang-orang disekitar ku.

Diantara suara berisik itu aku masih sempat mendengar suara yang sangat aku kenal, suara suami ku. Tak lama aku merasa tubuhku melayang karena di angkat olehnya, Aku sempat mengatakan bahwa perut ku sangat sakit. Mas Nasril yang panik masih sempat menenangkan aku. Rasanya sakit sekali, mas Nasril menyuruh ku untuk tidak menutup mata tapi mataku semakin memberat. Tak lama semuanya menggelap.

Aku menoleh kesamping, kudapati mas Nasril tertidur di kursi samping ranjang, satu tangan ku digenggam olehnya. Lelaki yang sudah menjadi suami ku itu terlihat kacau dari penampilan nya.

Aku menarik tangan ku pelan agar tidak mengganggu nya, tangan ku bergerak mengusap pipinya pelan. Mas Nasril yang merasa tidurnya terusik perlahan membuka matanya.

"Haii... " Sapaku pelan

Sepertinya dia belum menyadari kalau aku sudah sadar. Setelah beberapa menit akhirnya dia menyadari keberadaan ku.

"Hani!! Kamu sudah sadar sayang?" Dengan sigap ia mendekat ke arah ku.

Aku tersenyum menanggapi nya.

Mas Nasril bangkit dari duduknya, sepertinya ia ingin pergi keluar.

"Mau kemana?" Ku tarik tangan nya untuk menahan nya

"Saya mau panggil dokter"

"Nanti aja, mas enggak kangen aku?" Tanya ku

Akhirnya mas Nasril kembali duduk.

"Kamu sadar sejak kapan?" Tanya Mas Nasril

"Setengah jam yang lalu kayaknya"

"Mas haus"

Nasril bergerak ke arah nakas mengambil segelas air dan menyodorkan nya ke bibir ku.

"Aku enggak sadar berapa lama mas?" Tanya ku

"Dua hari" Sahutnya sambil mengelus tangan ku

"Mas kok keliatan kucel sih? Biasanya juga rapi" Aku merapikan anak rambut nya yang berantakan.

Mas Nasril menarik tangan ku yang tidak di infus mengecup nya sebentar, setelah itu membawa tangan ku ke pipi nya.

"Maafkan saya karena tidak bisa menjaga kamu dan calon anak kita dengan baik"

Aku tersenyum memaklumi, eh tapi tunggu. Tadi mas Nasril bilang calon anak kan? Maksudnya dia bahas calon anak siapa?

"Calon anak siapa mas?" Ulang ku memastikan

"Calon anak kita" Ucap nya sambil menatap ku.

"Aku hamil?" Tanya ku sekali lagi memastikan

Mas Nasril mengangguk mengiyakan.

My HaniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang